5

260 34 14
                                    

"Zhou Tzuyu?!"

"Mau apa kau kemari?!"

Sana baru keluar dari gedung perusahaan nya, namun sudah harus berhadapan dengan sumber kekacauan nya hari ini.

Mau apa lagi pria brengsek satu ini?! Batin Sana menahan geram.

Ayolah. Ini sudah malam! Sana terlalu lelah untuk berdebat dan beradu fisik dengan pria tidak tau diri yang masih anteng duduk bersandar di cap mobilnya.

 Ini sudah malam! Sana terlalu lelah untuk berdebat dan beradu fisik dengan pria tidak tau diri yang masih anteng duduk bersandar di cap mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hanya ingin bicara denganmu." ucap Tzuyu dengan tatapan mata masih melekat pada Sana.

"Cih! Aku tidak ada waktu! Permisi!" Sana memilih untuk mengabaikan Tzuyu dan melangkahkan kakinya untuk pergi.

Tzuyu menatap sekilas kepergian Sana yang melewati dirinya begitu saja. Untuk sesaat, pria itu terhanyut dengan aroma tubuh Sana yang berhasil memenuhi indra penciumannya.

Sebelum kemudian Tzuyu tersadar dan mencekal pergelangan tangan Sana hanya dengan sekali melangkah. Tzuyu menarik Sana cukup kuat, hingga membuat wanita itu menubruk dada bidangnya.

"Ikut denganku sebentar!"

Tanpa menunggu respon Sana, Tzuyu langsung mendorong wanita itu masuk ke dalam mobilnya.

"Y-yakk!! Kau mau menculik ku?!!" Sana berteriak begitu dirinya sudah didudukkan secara paksa ke dalam mobil pria tidak ada akhlak bernama Zhou Tzuyu.

"Diam dan nikmati kencan kita malam ini, honey." bisik Tzuyu sebelum menutup pintu mobilnya.

Sana? Dia hanya bisa diam meneguk saliva.

'Apa pria gila ini salah minum obat?! Kenapa dia jadi semakin gila?! Ya tuhan. Tolong selamatkan aku dari pria ini!' dalam hati Sana menjerit.

Sana menatap keluar kaca, rintikan hujan satu persatu mulai turun membasahi jalanan. Oh bagus sekali bukan?

Sepertinya alam juga ikut menangisi nasib buruk Sana hari ini yang harus bertemu dengan Zhou Tzuyu.

Saat Sana asik terhanyut dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba Sana dikejutkan dengan tangannya yang digenggam oleh tangan kekar Tzuyu.

"Sana." suara berat Tzuyu mengalun pelan.

Sana masih tetap acuh dengan pandangan yang fokus ke samping kaca. Tidak peduli meski tangannya digenggam erat oleh pria itu.

"Apa kau begitu membenci ku?" Tzuyu bertanya dengan tatapan mata yang tetap fokus pada jalanan.

Sementara Sana menoleh memberikan tatapan tajamnya.

"Ya! Karena Kau adalah pria tidak tau diri dan juga brengsek dari semua pria yang ada di dunia ini Zhou Tzuyu!" sinis Sana.

Tzuyu yang mendengarnya terkekeh kecil.

Benar kan pemikiran Sana? Pria di sampingnya ini memang sudah gila!

"Apa kau marah karena taruhan itu?" Tzuyu kembali bertanya.

"Kau—?!"

"Ssttt! Jawab pertanyaan ku tanpa mengumpati ku dulu Sana." sergah Tzuyu yang membekap mulut Sana.

Mobilnya sudah berhenti di sebuah tempat yang sangat luas, dan Sana baru menyadarinya. Dimana ini? Apakah dia diculik ke rumah pria gila ini?!

Sana menatap Tzuyu yang memasang wajah datar. Sana pun tak kalah datar memandang wajah pria menyebalkan di sampingnya.

"Selain brengsek, ternyata kau juga bodoh ya." ucap Sana sedikit menyunggingkan senyum miring.

"Sana. Aku serius bertanya!" Tzuyu mencengkram dagu Sana dan mendekatkan wajahnya.

Kedua nya saling bertatapan dengan sorot mata tajam.

"Kau memang brengsek Tzu! Aku bukanlah wanita murahan yang bisa kau jadikan bahan taruhan dan kau tiduri bak seorang jalang!"

Untuk sesaat Tzuyu terdiam. Pikirannya berkelana, mencoba mengingat sesuatu di masa lalu.

Ahh! Malam itu...

"Minatozaki Sana."

"Apa kau menyesal setelah memberikan keperawanan mu padaku?" tanya Tzuyu dengan seringai di bibirnya.

Sana memalingkan wajahnya. Kedua tangannya terkepal erat, mengingat bagaimana hancurnya ia dulu saat Tzuyu pergi begitu saja tanpa ada kabar. Membuat Sana semakin hancur ketika tau bahwa dirinya mengandung anak dari pria itu.

"Sana jawab aku!" Tzuyu kembali menarik dagu Sana agar tetap melihatnya.

"IYA!"

"Aku menyesal memberikan sesuatu berharga itu untuk pria bajingan sepertimu!!! Aku menyesal karena telah jatuh cinta dengan orang biadab seperti mu Zhou Tzuyu!!"

"Apa kau puas sekarang?! Setelah kau menghancurkan kehidupanku, kau juga sudah merenggut satu-satunya alasanku untuk bertahan hidup!!! Tega sekali kau membunuh bayi tidak berdosa itu Tzu!!! Kenapa tidak kau bunuh saja aku sekalian?!! Kenapa kau jahat sekali padaku?!! Kenapa?!!"

Sana berteriak frustasi hingga tanpa sadar mengatakan seluruh kebenaran yang selama ini selalu menyesakkan hatinya. Lagi dan lagi, luka lama terbuka kembali.

Sana menangis pilu di hadapan pria yang sudah menjadi sumber kehancurannya.

"A-apa katamu?"

"Kau mengandung anakku?" Tzuyu menatap tak percaya.

Sial! Selama 5 tahun belakangan ini dirinya terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Tzuyu bahkan tidak tau dengan apa yang Sana alami setelah dirinya pergi.

"Kau pikir siapa yang berani melakukannya selain dirimu hah?!!"

"Jawab aku Tzuyu! Kenapa kau membunuh bayiku!!!" Sana menarik kerah kemeja Tzuyu.

"Apa maksudmu Sana?! Aku bahkan tidak tau jika kau hamil!!"

"Kau bohong!!" Sana kembali berteriak dan semakin menarik kuat kemeja Tzuyu, membuat pria itu mencengkram kedua tangan Sana.

'Siapa yang telah berani mencelakai Sana?! Bahkan dengan menggunakan namaku! Kurang ajar!' Batin Tzuyu menahan emosinya.

Sekarang Tzuyu mengerti kenapa Sana begitu sangat membencinya seolah memiliki dendam kesumat.

"Sana dengarkan aku!"

"Dengar! Aku tidak sejahat itu sampai harus menghabisi darah dagingku sendiri Sana!"

"Kau bohong Tzu! Aku tau kau berbohong!"

"Aku berkata jujur Sana. Tolong percaya padaku. Aku berjanji akan membuktikan bahwa bukan aku yang melakukan itu."

"Tolong berhentilah menangis."

Tzuyu mengusap air mata Sana menggunakan ibu jarinya. Entah kenapa rasanya sangat tidak rela melihat Sana menangis seperti ini.

Kemana perginya senyuman manis Sana, yang selalu wanita itu tunjukkan padanya dulu?

Setelah beberapa menit berada di dalam mobil, Sana yang kelelahan menangis pun akhirnya tertidur.

Tzuyu membopong tubuh Sana dan membawanya ke kamar. Lalu dengan perlahan membaringkan Sana di kasur king size miliknya.

Diusapnya wajah Sana, lalu menyisipkan sedikit anak rambut yang menghalangi wajah mulus Sana, Tzuyu diam terpaku dengan pemandangan indah di depan matanya.

"Kau...semakin cantik, Sana."

Tzuyu mendekatkan wajahnya, hingga mengikis jarak diantara mereka.

Manis.

Itu yang Tzuyu rasakan ketika bibirnya menempel tepat di atas bibir Sana.

∆∆∆

Ketemu sehari langsung angkut ke kamar ya Tzu🙈

The Partner || SaTzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang