8

327 45 6
                                    

"Tuan Zhou."

"Ah, bagaimana Dr. Yoo?" Tzuyu berbalik badan menatap dokter pribadinya yang datang menghampiri.

"Nona Sana baik-baik saja tuan Zhou, karena peluru itu hanya menggores kulit kepalanya." jelas pria berjas putih yang merupakan dokter pribadi keluarga Zhou.

Tzuyu hanya mengangguk kecil mendengar penjelasan dari dokternya.

"Hm. Kapan dia akan bangun?" tanya nya sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Kurang lebih 1-2 jam kemudian tuan."

"Ohh. Kalau begitu kau boleh pergi Dr. Yoo." ucapnya mengusir secara halus. Pandangan nya tertuju ke arah seseorang yang tengah terbaring di atas ranjang.

Tanpa mengucap sepatah kata lagi, Tzuyu segera melangkah masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan dr. Yoo yang masih berdiri tegak di depan pintu.

Di dalam kamar, Tzuyu mendudukkan dirinya di samping Sana. Wanita nya masih betah di alam mimpi.

Cukup lama memandangi wajah Sana, satu tangan Tzuyu mulai bergerak menyentuh pipi Sana dan mengusapnya pelan.

"Wanita keras kepala."

"Kau sangat membenciku San?"

"Kenapa kau sangat ingin mati—"

"Tepat di depanku?"

Suara berat Tzuyu mengalun pelan di iringi senyuman miris di sudut bibirnya. Hati kecilnya sedikit merasa bersalah karena ia gagal menyingkirkan pistol itu dari Sana.

Awalnya Tzuyu ingin membuang peluru dalam pistol itu dengan cara menembakkan nya ke atas, namun sialnya Sana memberontak dan mencoba merebut pistol itu dengan kedua tangannya.

Alhasil timah panas yang melesat berhasil menggores kepala Sana. Tzuyu sempat mengira Sana akan benar-benar mati karena nya.

"Kau tidak boleh mati Sana."

"Karena aku tidak akan pernah melepaskan mu lagi."

Tzuyu memandang lama bibir tipis Sana sebelum mendaratkan sebuah kecupan singkat. Seutas senyum tipis terukir di bibir Tzuyu, jika Sana dalam keadaan sadar mungkin wanita itu akan mengamuk, karena Tzuyu lagi-lagi mencuri ciuman dari bibir manisnya.

"Akan ku hapus semua kebencian di hatimu untukku, Sana."

Setelah dirasa puas memandangi wanitanya Tzuyu pun beranjak keluar dari kamar. Langkah tegasnya membawanya kembali menuruni tangga lantai basement.

Sorot matanya berubah tajam, tangan kekarnya meraih sebuah cambuk yang terpajang di dinding samping tangga.

"Bangunkan bajingan itu!!" perintahnya pada dua anak buahnya.

Sesuai perintah yang diberikan sang tuan, dua pria berwajah seram itu pun menyeret Mark yang masih dalam keadaan pingsan.

Ya, pria itu belum mati. Tzuyu hanya menembaknya di beberapa titik untuk melumpuhkan Mark.

Byurr!

Seember air dingin di siramkan tepat ke wajah Mark yang berlumuran darah. Sayup-sayup mata pria itu mulai terbuka diiringi ringisan pelan.

"Errgh..!"

"Bangun juga kau sialan!" Tzuyu mencengkram kuat rahang Mark dan menatapnya nyalang.

"Shitt! Di mana S-sana?!" tanya Mark sedikit terbata.

BUGH!

"Berani sekali kau menyebut namanya dengan mulut busukmu itu!!!" amuk Tzuyu setelah melayangkan pukulannya.

The Partner || SaTzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang