four||izin belajar motor

138 18 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

matematika ilmu yang menyenangkan
Jangan takut belajar matematika

Penggalan lirik yang sangat indah itu mengalun di hari minggu pagi yang cerah ini, hyunseok yang menyetel lagu itu pun ikut bergumam menyanyikan sepenggal lirik yang ia tahu.

"WOY, MINIMAL PAGI ITU DJ KEK INI MALAH LAGU LAKNAT" Hyunseok yang mendengar teriakan itu langsung menoleh ke depan.

"YEEE.... IRI AJA LU JAMAL, GAPAPA SIH BIAR INGET" Balas hyunseok tak mau kalah.

"BUKAN GITU UCOK, TAPI INI HARI MINGGU JANGAN NYETEL LAGU MATEMATIKA ENTAR SURAM HARI LU" Balas orang itu lagi membuat hyunseok langsung berdecak kesal.

"Bawel nih si jamal, padahal lagunya enak di puter sambil nyuci si bleki" gumam hyunseok, orang yang di panggil jamal itu hanya mengacungkan jempolnya saat lagu sudah mati.

Dari arah balkon kamar hyunbin memperhatikan adek sulungnya yang sedang mencuci motor, mukanya sudah di tekuk karena lagunya yang harus di matikan secara sepihak dengan alasan hari minggu. Namun, walaupun begitu hyunbin juga setuju sih hari minggu itu jangan mengingat tugas ataupun pelajaran. Masa iya sudah di beri jatah libur masih saja mau mikirin tugas, ya rugi donk!.

"Nseok" panggil hyunbin dari atas, hyunseok mendongak menatap hyunbin yang terkena silau matahari.

"Naon bang? Mau mandi bola? Ayok" ucap hyunseok beruntun.

"Jeh... gak ada itu mah mauan lu, itu gua cuman mau nitip beliin naskun sama makanan cimi di depan ya" ucap hyunbin lagi, hyunseok langsung mengangguk saja.

"Okey... kunci motornya mana?" Tanya hyunseok lagi, hyunbin hanya menunjuk dengan dagunya ke arah si bleki yang baru selesai mandi.

"ABANGGGG MAH.... BARU MANDI SI BLEKI BANGGGG" Teriak hyunseok dengan keras, hyunbin yang mendengar teriakan itu langsung tertawa terpingkal dari balkon kamarnya.

"Sorry sorry... pake motor gua aja kuncinya di depan tv kalau gak salah, bawanya hati hati tinggi soalnya" ucap hyunbin sambil menahan tawanya. Hyunseok hanya menatap sinis kearah hyunbin saat mendengar kata tinggi di sebutkan.

"Gua tinggi kok bang, cuman bukan hari ini" ucap hyunseok lagi dan pergi menuju dalam rumah.

Rumah besar itu hanya di tempati oleh mereka berempat dan beberapa art yang bertugas untuk membersihkan rumah dan masak. Namun, walaupun begitu hyunbin masih sering menyuruh adeknya untuk jajan di banding makan makanan rumahan.

Ia hanya berfikir pasti kalau makanan rumahan itu membosankan di banding makanan jajanan, toh juga duit dia gak pernah habis jadi hyunbin selalu ia saja jika adiknya ingin membeli sesuatu selama hal itu barang berfungsi dengan baik dan aman serta bukan barang bahaya.

🍀🍀🍀

Di dalam rumah dua bokem sudah pada duduk dengan rapih di depan televisi sambil memakan roti tawar yang mereka ambil di dapur tadi, tatapan matanya tak lepas dari televisi yang menampilkan dua kartun botak yang tak kunjung dewasa itu.

"Mereka terlalu dekat gak sih? Makanya gak gede gede?" Tanya hyunmin yang masih terus fokus dengan kartun tersebut.

"Kayaknya iya deh, coba kalau sedikit jauhan pasti bisa besar mereka" ucap dohyun dengan setuju.

Hyunbin yang baru ikut bergabung di dalam ruangan itu dibuat bingung dengan ucapan adiknya.

"Gak ada urusannya dek mau mereka jaga jarak seribu lima ratus kilometer  juga gak ngaruh, emang si pembuat ceritanya itu yang gak mau gede" ucap hyunbin dengan gemas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tempat PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang