6

298 43 5
                                    

Tags;

Fight, Harshword, semi rape, etc

*
*
*

🍒🍒🍒

“Mau apa la- Lo?”

Jimin membulatkan matanya kaget saat bukan temannya yang ia lihat melainkan mantan pacarnya. Pemuda dengan setelan rapi khas kantoran berdiri dan tersenyum tampan pada Jimin.

Jimin memasang wajah tak senang saat melihatnya, mencengkram knop pintu dengan erat untuk berjaga-jaga.

“Mau ngapain lo kesini? Pergi sana! Gue gak mau lama-lama ngeliat lo,” usir Jimin.

Serius, kepala Jimin rasanya mau pecah, terlebih saat melihat sosok pria di depannya ini.

“Aku mau jenguk kamu, aku denger kamu lagi sakit. Ini aku bawain buah ceri kesukaan kamu, suka?” Tanya pria bernama Oh Sehun.

Jimin melirik kantong plastik yang di genggam jari Sehun lalu kembali menatap tajam Sehun. Ia mendengkus kesal.

“Gue udah gak suka buah ceri, mending bawa pulang sana! Gue makin sakit kepala tau gak liat lo,” marah Jimin.

Sehun tersenyum tipis dan mengeratkan genggamannya pada kantong plastik. Jimin mulai waspada saat melihat perubahan mimik wajah Sehun, ia hendak menutup pintu, tetapi sebelah kaki Sehun menghalanginya.

Jimin semakin panik dan mendorong pintunya semakin kuat.

“Pergi gak lo! Perlu gue panggilin satpam?!” Ancam Jimin.

Sehun meringis saat kakinya terjepit, tangannya yang menganggur mendorong pintu dengan kuat. Jimin semakin ketakutan saat pintu yang dia tahan perlahan terbuka lebar.

“Ayolah, Baby. Aku kangen sama kamu, kamu ninggalin aku gitu aja setelah malam kencan kita waktu itu. Aku butuh penjelasan dari kamu,” bujuk Sehun.

Jimin membalikkan tubuhnya dan mendorong pintunya dengan punggung, karena demam yang ia rasakan kekuatannya tak bisa ia kerahkan dengan maksimal.

“Gak ada penjelasan! Gue gak mau lanjut hubungan sama lo, mending cari yang lain aja sana!” Balas Jimin.

“Kamu punya orang lain? Kamu ninggalin aku buat orang lain, kan? Siapa? Dia lebih kaya dari aku? Dia lebih muasin kamu di ranjang?” Sehun dengan sekuat tenaga mendorong pintunya hingga membuat Jimin terdorong ke depan.

Jimin segera berbalik menghadap Sehun yang sudah masuk ke dalam, berjalan pelan menghampirinya. Jimin mundur dengan sikap waspada, ia melirik ke segala arah mencari sesuatu yang bisa ia gunakan sebagai senjata perlindungan diri. Belum sempat mendapatkan yang ia cari, Sehun sudah menarik tangannya dan membawa tubuhnya ke dalam pelukan.

Sehun mengendus harum tubuh Jimin dengan rakus, melesakkan wajahnya di leher Jimin dan mengecupinya. Jimin memberontak dan berseru marah, tetapi Sehun seakan tuli tak mendengar. Tangan Jimin menarik-narik jas Sehun dan memukuli punggungnya sekuat yang ia bisa.

Sehun membawa tubuh Jimin menuju sofa, mendorong kasar tubuh Jimin dan menindihnya. Jimin diam sejenak saat rasa pening menyerang kepalanya, saat ia merasa lebih baik ia sudah dalam cengkeraman tangan Sehun.

Kedua tangannya di satukan di atas kepala dan ditahan kuat oleh tangan besar Sehun. Tubuh bawahnya diduduki, sedangkan tubuh atasnya dilecehkan oleh bibir Sehun.

“Anjing lo! Lepasin gue, Bangsat!”

Yakk! Jangan sentuh gue!”

Tolakkan yang diserukan oleh bibir Jimin tak Sehun hiraukan, pria tersebut hanya sibuk mengecapi leher Jimin hingga ke selangka Jimin yang terekspos. Tangan satunya merabai tubuh Jimin yang hanya dibalut oleh piyama tipis yang mempertontonkan tubuh molek Jimin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHEERLEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang