EXTRA END ✨

9.6K 600 151
                                    

Cahaya matahari masuk lewat sela-sela gorden jendela, tubuh ini terasa hangat...

Caine terbangun dari tidurnya melihat Rion yang masih tertidur sembari memeluknya erat, air mata tak dapat ditahan oleh Caine.

"mimpi apa tadi itu" tanya Caine dalam hatinya.

Tubuh Caine masih terasa sakit karena kejadian semalam, ia mau marah, namun amarahnya mereda saat melihat wajah Rion.

*ehkemmm, kalau kaliam ingat yang mereka plak³ sampe Caine pingsan nah ini kelanjutanya, and sebenarnya semua kejadian kemaren cuma mimpi, karena ketakutan Caine kehilangan rion.

Caine membalas pelukan rion, tangisnya menjadi-jadi, Rion terasa tubuhnya terasa hangat dari air mata Caine, ia terbangun melihat istrinya nagis sampai sesegukan.

Rion: "eh, kenapa sayang?" tanya Rion panik.

Caine tidak menjawab pertanyaan rion.

Rion: "maaf ya sayang kalau semalam mainya kasar banget, sakit ya??"

Caine: "Ri..on hiks jang-an pergi.. "

Rion: "engga kok kan aku di sini" (kembali memeluk erat Caine, dan mengelus lembut rambut merahnya).

Tangis Caine masih terus berlanjut, Rion berusaha menarik Caine keluar dari pelukanya untuk melihat wajah Caine, namun Caine semakin erat memeluk Rion, jadi Rion hanya bisa menunggu sampai tangis Caine mereda.

Tiba-tiba ada suara gedoran dari pintu, "papiiiiiii!!!, ada om ncell", suara anak itu tak asing di telinga Caine, jelas sekali itu suara Echi, sadar dia masih bisa mendengar sura ribut dari anak-anaknya, membuat air matanya terus keluar, rasa bahagia yang di sertai air mata ini lama-lama membuat Caine lelah dan tanpa sadar matanya tertutup dan langsung tertidur.

Rion: "astaga bini ku, barusan nangis kejer tiba-tiba tidur pulas", (heran Rion melihat tingkah imut istrinya).

Rion melepas perlahan pelukan Caine lalu mengecup bibirnya dan segera ke bawah untuk menemui Marcel.

Setelah urusan dengan Marcel selesai Rion kembali menemui Caine, Rion berbaring di sebelah Caine, memandangi wajah manisnya dan mengelus kepala Caine dengan lembut.

"emang kasar banget ya semalam?", "biasanya dia gpp kok", "bukanya dia udah biasa?". Pertanyaan tersebut berputar di kepala Rion.

Jam di dinding terus berputar, stelah menunggu lama akhirnya Caine bangun, sadar Caine bangun Rion langsung menyisir poni Caine kebelakang menggunakan jarinya, ia ingin melihat wajah Caine tanpa di halangi poni.

Caine: "maaf yon..."

Rion: "maaf kenapa sayang??" (sembari tanganya memainkan rambut Caine).

Caine: "m-maaf..." (suaranya mulai gemetaran).

Rion: "eeh jangan nangis lagi dong" (tangannya mengusap air mata yang menetes ke pipi Caine).

Caine: "aku takut mimpi ku benar-benar terjadi"

Lalu Caine menceritakan isi mimpinya semalam.

Rion tertawa kacil.

Rion: "ya ampun perkara mimpi toh"

Caine merasa kesal karena Rion tertawa, Caine memukul dada Rion tanda dia kesal.

Rion: "itu cuma mimpi sayang, kalau di dunia nyata, emangya kamu bakal bela orang lain dari pada aku??".

Caine menggelengkan kepalanya, lalu Rion menarik kembali Caine ke pelukannya, Rion memeluk erat Caine.

Rion: "walau pun aku bakal nurutin kemauan kamu, aku ga bakal tega ngehabisi diri ku sendiri, soalnya aku ga mau kalau ga bisa liat kamu lagi.





SUDAH YA ADIC², TUH.

BILANG APA????.

RION CAINE 🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang