Auryn Charla Wicaksono--perempuan yang keras kepala dan arogan--memiliki julukan 'The Queen of Darkness'. Ungkapan yang terdengar menyeramkan itu ia dapatkan karena perbuatannya yang semena-mena terhadap orang lain. Memiliki wajah yang rupawan dan b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Auryn Charla Wicaksono
°°°
Bermainlah sepuasmu. Selama tidak menggangguku, kau tidak akan kusentuh.
°°°
SMA Unggul Bangsa terlihat lenggang dan sepi. Masih terlalu pagi untuk para siswa menuntut ilmu setelah libur kenaikan kelas. Satpam tengah membuka gerbang SMA Unggul Bangsa ketika seorang perempuan berjaket abu-abu melewatinya tanpa menyapa. Raut wajahnya datar dan dingin. Jaket abu-abu yang ia kenakan menenggelamkan tubuhnya yang mungil dan kurus. Perempuan yang cantik dan manis, tetapi aura misterius dan menyeramkan begitu melekat pada dirinya. Satpam itu mengalihkan pandangannya dan memilih melanjutkan membuka gerbang.
Perempuan itu terus melangkah di lorong-lorong sekolah yang sepi. Rambutnya diikat rapi dan menyisahkan anak rambut yang bebas menari-nari ketika angin berhembus pelan. Kulitnya yang putih bersih menambah kesempurnaan. Wajah kecil, bibir tipis, dan tatapan mata tegas membuat siapa saja yang melihatnya terpesona.
Dialah Auryn Charla Wicaksono. Ryn panggilannya. Ryn adalah anak pertama dari keluarga Wicaksono yang dikenal sebagai keluarga mapan dan kaya. Keluarga yang terdiri dari pejabat-pejabat tinggi yang berpengaruh di daerah ini. Ayah Ryn terpilih menjadi gubernur tahun ini. Keluarga Ryn baik-baik saja dan bahagia--menurut orang lain. Bahkan, ia memiliki dua adik laki-laki yang tampan.
Langkah Ryn terhenti di depan kelas XI IPA 1--kelas yang akan ia tempati selama satu tahun ini. Ia melirik ke dalam kelas, kemudian melanjutkan langkahnya. Ia tidak berniat berdiam diri di dalam kelas seperti orang cupu.
Ryn menaiki tangga menuju lantai dua. Di ujung lorong ini, Ryn menangkap penampakan seorang perempuan berambut cokelat sebahu yang mengepulkan asap rokok. Dua jarinya mengapit sebatang rokok. Tubuhnya bersandar pada dinding. Perempuan itu tersenyum senang ketika melihat Ryn berdiri tidak jauh darinya.
"Dateng juga lo," perempuan itu menyesap rokoknya dalam-dalam dan berkata, "nyali lo gede juga."
"Sejak kapan gue gak punya nyali berhadapan sama lo?" Ryn mendekati perempuan itu.
"Haha, sombong banget anak pejabat ini,"
"Langsung aja ke intinya, ngapain ngajak musuh lo ketemuan di sini?"
Perempuan itu menyesap rokok lagi dan mendekati Ryn. Ia membiarkan Ryn dikerumuni asap rokok yang sengaja ia buang ke arah Ryn. Perempuan itu tersenyum miring dan tertawa kecil--merasa puas atas perbuatan tidak sopannya.
