ECA & ERLAN 06

397 44 2
                                    

Assalamualaikum...

Apa kabar kaka kaka pembaca setia Eca & ERLAN???
Maaf ya Nall baru update lagi, kayanya udah sebulan lebih ya Nall ga update 🤔

Maaf yup, udah deh sekarang langsung cus baca aja ya.

Jangan lupa untuk vote dan komennya ya.

Tandai kalo ada yang typo!

Happy Reading!

Hiksss Hiksss

"Mamih..." Eca terus terisak dengan bergumam mamih...

Eca hanya tak menyangka bahwa papihnya akan semarah dan sekasar itu. Biasanya papihnya Eca hanya memarahi dan menghukumnya. Eca sakit, bukan hanya sakit fisiknya tapi juga sakit mentalnya.

"Mamih dimana? Eca pengen ke mamih aja. Eca gamau disini eca takut..." Ucap Eca, ia memeluk guling dan menyembunyikan wajahnya di guling itu. Sungguh, Eca merindukan mamihnya dan ingin memeluk serta menceritakan keluh kesahnya.

"Papih jahat!"

***

Berbeda dengan erlan yang sudah ada di rumah orang tuanya. Terlihat disana begitu ramai karena mau merayakan kemenangan erlan.

Mereka semua sedang ada di ruang keluarga, hanya mengobrol sambil memakan makanan yang sudah mereka pesan.

"Erlan, coba chat si Eca" ujar Nadia tiba tiba

Erlan melirik Nadia sebentar lalu fokus dengan makannya, karena sedari tadi ia memakan makanan yang ada. "Ngapain?" Ujar Erlan sambil tertawa kecil.

"Dia pasti di marahin bokapnya, soalnya tadi Eca bilang dia pulang karena takut papihnya marah" ujar Nadia

Erlan berfikir, benar juga. Erlan tau betul cara marah papihnya Eca, dia tau betul bagaimana sifat papih dari mantannya itu. Tapi Erlan berfikir, papihnya Eca gaakan main kasar kepada putri semata wayangnya itu.

"Lo aja, kan Lo temennya"

"Lo aja deh, gue gaenak. Gue kan baru kenal sama dia, itu juga karena salah paham. Ni gue kasih nomornya ke Lo, gue tau ko Lo ga punya no Eca kan" ujar Nadia

Erlan menghela nafas panjang, dia juga takut Eca di marahi oleh papihnya, dia bisa membayangkan saat eca menangis karena di marahi papihnya. Dulu saat masih pacaran dengan Erlan, Eca selalu mengadu jika di marahi papihnya. Dengan air mata tentunya, namun Eca tak pernah di kasari dia hanya mendapatkan kata kata yang menyakitkan. Yang erlan tau.

Erlan izin masuk ke kamarnya, untuk mengambil handphone. Lalu erlan balik lagi bergabung dengan keluarganya, dan dia langsung buka WhatsApp untuk mengabari Eca ketika Nadia sudah mengirim nomor Eca tadi.

Erlan menatap no Eca, dia tak menyangka akan dapat nomor eca. Tak berubah, no Eca tetap sama dengan yang dulu. Sepertinya Eca tak mengganti nomor nya selama 3 tahunan ini, pikir erlan.

Erlan meng scroll ke atas di dalam layar chat itu, dan ternyata masih ada chat chat dia dengan eca. Semua itu tidak terhapus, karena memang erlan ta membuang no eca. Ia kira no Eca ganti, makannya dia bilang tak memiliki nomor eca. Namun ternyata tidak.

ECA & ERLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang