Ice cream

7 2 0
                                    

Happy reading guys



__________________________________________

"Ice cream memang manis, manisnya tiada tara, bahkan ia sudah melekat dikehidupan manusia, ice cream seperti mentari yang selalu menyinari sang Bumi"

Sedikit ungkapan, mungkin terasa alay atau lebay, tapi bagi seorang yang selalu ceria itu hal yang pas bagi ia.

"Enak ice cream nya?"

"Enak kok ayah"

"yap bener kata adek enak"

"always enak"

Jam menunjukkan pukul 3 sore hari, kalian ingat bukan dengan janji Daren dengan Samudera, ya awalnya janjinya diganti, tapi Samudera tetap Samudera, Samudera tetep kekeuh meminta janjinya.

Mumpung hari ini hari minggu, Ia mengiyakan ajakan Samudera. sekali-kali Ia berkumpul keluar seperti ini, Ia selalu disibukkan dengan pekerjaan sampai tak ada waktu untuk berkumpul dengan keluarga.

Dan ya hari ini, kesempatan tidak datang dua kali bukan? , Ia memanfaatkan kesempatannya dengan sebaik-baiknya.

"Ya sudah habiskan, habis ini kita jalan-jalan"

Bumi yang mendengar kata "jalan-jalan" yang diucapkan oleh Daren, Ia melompat dari duduknya kegirangan.

Bumi belum pernah pergi jalan-jalan bersama seperti ini, biasanya Ia akan jalan-jalan dengan Langit, itupun hanya berkeliling halaman rumah dengan menaiki sepeda.

Samudera juga sangat bersemangat,matanya berbininar lucu, Ia membayangkan bagaimana Ia nanti akan jalan-jalan, bermain kesana-kesini, berlari kesana-kesini.

"Jalan-jalan kemana?" Langit bertanya yang masih mensuapkan ice cream kedalam mulutnya.

"Kalian maunya kemana?" Daren menatap satu persatu anaknya.

"Emmmmmmmm... " Bumi berpikir, telunjuknya Ia tempelkan ke dagu, dengan ekspresi seolah Ia sedang memikirkan hal yang berat.

"Bagaimana jika kita pergi ke timezone?"

"Agaknya sudah tutup ayah"

"Iya benar kata Langit, soalnya sudah sore, pasti sudah tutup"

"Haaaaa, bagaimana jika kita pergi ke rumah Grandma dan Grandpa?" Bumi berucap, sebuah ide terlintas di pikirannya.

"Keputusan yang bagus" Samudera menggangguk-ngangguk, Ia setuju dengan pendapat Bumi, sudah lama juga Ia tidak mengunjungi rumah Grandma dan Grandpa nya,  terakhir kali sebulan yang lalu, itupun pertemuan yang sangat singkat.

"Oke, Ayah juga setuju, bagaimana dengan langit, mau bertemu?" Ia menatap Langit.

"Langit juga setuju, lagi pula, Langit belum pernah pergi ke rumah Grandma dan Grandpa" sepertinya hari ini Langit sedikit mendung.

Sedikit cerita. Selama ini Langit belum pernah mengunjungi rumah sang Kakek dan Nenek atau Ibu dan Ayah dari Daren, Ibu dan Ayah dari Zolla sudah tiada, sedari Zolla berumur 18 tahun.

Zolla sudah menjadi anak Yatim-piatu dari umur 18, Ia dibesarkan oleh adik dari Almarhum Ibunya.

Zolla menikah dengan Daren diumur yang terbilang cukup muda, Ia berumur 20 tahun dan Daren berumur 28 tahun.

Daren adalah Bos dari perusahaan yang Ia tempati bekerja, Daren menjadikan Zolla sebagai sekretaris.

Sebenarnya tak hanya sekretaris, Daren menjadikan Zolla sebagai asisten pribadinya, seiring berjalannya waktu dan sesering Zolla bertamu di rumah Daren untuk pekerjaan, Zolla menjadi akrab dengan Ibu Daren.

Tumbuhlah cinta diantara keduanya, dan ya sekarang mereka menjadi pasangan yang harmonis, pasangan yang diharapkan semua orang. Katakanlah Zolla menikah seorang Sugar Daddy.

Awalnya adik dari mendiang Ibunya Zolla tidak menyetujui pernikahan ini, dengan segala cara akhirnya adik dari mendiang Ibunya menyetujui pernikahan Zolla dan Daren.

Dan ya pernikahan mereka, mengalami sebuah musibah, musibah yang cukup membuat mereka akan kehilangan jati diri seorang Ayah dan Ibu

Selama 1 tahun menikah mereka belum dikaruniai seorang anak. Dan yang paling menyedihkan, Zolla difonis terkena kanker rahim yang membuat Zolla tidak bisa hamil dan memiliki seorang keturunan.

Mereka berinisiatif mengadopsi seorang bayi.

Kalian tahu, bayi yang diadopsi adalah Samudera, iya mereka mengadopsi Samudera sedari Bayi, Samudera sudah mengetahui hal itu.

Yang awalnya Samudera kecewa, dengan segala Nasehat yang diberikan oleh Daren dan Zolla, akhirnya Samudera mengerti akan hal itu, Samudera menyadari bahwa Ia tak pantas untuk membenci Ayah dan Bundanya yang sudah membesarkannya.

Mereka mengadopsi Bayi dari seorang sahabat Zolla, yang kala itu Ia hamil di luar nikah.

Keputusan mereka ditentang oleh Ayah Daren, tapi seiring berjalannya waktu, Ayah Daren atau biasa kita sebut Grandpa dengan nama lemgkap Adithama Narnation, menyetujui hal itu kala melihat bayi lucu dan menggemaskan yang dibawa oleh Zolla, ibu Daren biasa kita sebut Grandma dengan nama lengkap Sinta Narnation juga menyetujui hal itu, saat itu si Bayi berumur 2 tahun.

Selama itu mereka hidup bahagia, dengan Bayi itu atau Samudera.

1 tahun berlalu, adik perempuan Daren mengalami musibah, musibah yang diterimanya sama halnya yang dialami sahabat Zolla.

haiii...
gimanaaa?

makasih dah baca
ada typo maaf
jangan lupa Voment (vote dan comen)
pokoknya kalian harus tinggalin jejak di setiap paragraf, biar bisa aku kenang.

pokoknya makasih banyak
jangan bosen  nunggu yaaaa
Papayyyy

Tbc........
To be continued

©Home

𝙃𝙊𝙈𝙀  {semuanya Indah}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang