New life

486 22 4
                                    

Waktu dapat menyembuhkan semua luka.

Audrey tidak sepakat tentang prasa itu sama sekali, baginya waktu tidak dapat menyembuhkan lukanya tapi Tuhan dan orang-orang disekitarnya lah yang mampu menyembuhkan luka nya.

Menghabiskan 2 tahun di Leverkusen saat Rafael pindah ke leverkusen fc, lalu 1 tahun lagi di koln dan tahun ini ia dan Rafael pindah kembali ke Berlin. Rafael kembali mendapatkan kesempatan emas untuk bergabung dengan Fc Union Berlin, membuatnya harus kembali pindah tapi ia menikmati nya.

Hampir 4 tahun sudah, dia tidak lagi tahu bagaimana kabar Nathan karena ia benar-benar tidak mau tahu dan ingin memulai kehidupannya yang baru.

Rafael. Laki-laki itu tidak pernah pergi meninggalkannya, selalu memastikan dirinya baik-baik saja dan semua kebutuhannya terpenuhi. Mengenai hubungan mereka, Audrey tidak berani mengambil komitmen dan Rafael menghormati keputusannya. Mereka hanya menjalani apa adanya.

"Audrey, i'm home"

"Hey. Congrats for your goal and for your tim"

"Ah thank you" ucap Rafael sambil memeluk Audrey erat.

"Take a bath"

"Where is Noah?"

"Ada di ruang bermain, dia menunggumu dari tadi. Ajak dia mandi, aku akan menyiapkan makan malam"

"Baiklah...."

Kini mereka tidak hanya hidup berdua, ada seseorang yang hadir dihidup mereka saat ini.

NOAH. Putranya yang sangat ia cintai, malaikat kecil yang selalu membuat hari-hari nya menjadi lebih berwarna. Saat ini Noah sudah berumur 3,5 tahun

Semenjak memiliki Noah, Audrey lebih memilih menjadi Ibu rumahan yang menghabiskan waktunya dirumah bersama Noah. Dulu ia memang pernah berjanji pada Jay untuk kembali bekerja dan mendaftar di rumah sakit, tapi sekarang melihat perkembangan Noah jauh lebih penting baginya.

Meski begitu dia tidak menggantungkan seluruh hidupnya pada Rafael, ia tidak mungkin terus membiarkan Rafael sendirian membiayai kehidupan mereka. Audrey kemudian membuat cabang klinik olahraga miliknya di London, klinik itu di urus oleh Leah dan juga Theo membuatnya bisa tenang meninggalkan klinik. Baginya saat ini Noah adalah hal terpenting di hidupnya.

"Mommy. Look papa" Noah berlari kearahnya dan memeluknya, dengan Rafael yang mengejarnya.

"What's wrong?"

"Noah doesn't want to help rub papa's back" ucapnya dengan sangat menggemaskan.

"Let's eat"

Ketiganya duduk bersama di meja makan, kemudian memulai makan malamnya.

"Mom, when uncle Jay come?"

"Uncle Jay still have competition. After break, his gonna come here. He Miss you so much"

"I Miss uncle Jay too and Lily"

"Aku akan ke Jakarta besok karena kualifikasi sudah dimulai. Ingin ikut? Aku akan meminta kamar khusus untuk kalian"

"Semua datang?"

"Iya, full tim. Pemain diaspora ada aku, mees, Sandy, El, Ivar, Justin, thom, Marteen, Ragnar, Shayne, uncle Jay dan Nathan"

"Uncle Jay? Ayo mommy kita ikut papa"

"Akan aku fikirkan dulu, aku tidak yakin"

"Drey, itu sudah sangat lama. Kau tidak mungkin terus seperti ini, cepat atau lambat kau harus menghadapinya"

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang