Lacuna

174 22 10
                                    

Audrey masih terdiam di kamarnya, kejadian kemarin dilapangan masih membekas. Bagaimana Nathan terus memeluknya erat dan ia tidak bisa berbuat apa-apa? Dia menikmati pelukan itu, hal yang sudah lama tidak ia rasakan.

Salahkah ia jika merindukan sosok itu? Ia merindukan Nathan tapi rasa benci benar-benar membuatnya tidak ingin meyakini hal itu.

Ia harus segera memastikan hatinya, ia tidak ingin menyakiti Rafael lebih dari ini. Ia sudah membuat Rafael menunggu selama itu, menjaganya dan Noah.

"Are you not gonna come with us?" Tanya Rafael.

Hari ini beberapa pemain akan berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan, mereka memiliki satu hari untuk beristirahat sebelum pertandingan besok. Audrey berencana ikut tapi entah mengapa pagi ini badannya terasa panas, ia sepertinya mulai demam.

"No. I wanna take a rest before tomorrow match. Go with other player, IM gonna stay here"

"No. I Will stay here with you and Noah"

"No, don't be like this. Go, play with your team and bring Noah. Spend your time together. I'm okay, i just want to sleep a little more"

"Are you sure?"

"Yeah I'm sure..go"

"Okay then. Bye love you"

"Bye..."

"Bye mommy"

Setelah 2 pria nya itu keluar, Audrey mengambil beberapa obat untuk ia minum. Ia harus sehat untuk pertandingan besok, ia tidak mau mengecewakan pak Erik yang sudah memberikannya pekerjaan ini.

Audrey.XavWajendra

XavWajendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Audrey.XavWajendra My boys

.
.
.

Seluruh pemain dan keluarganya memasuki sebuah resto untuk makan bersama, setelahnya mereka memutuskan untuk pergi berbelanja.

Rafael memutuskan mengajak Noah bermain bersama Lily, ia membiarkan putranya itu bersenang-senang.

"What's wrong?" Tanya Jay sambil mengambil tempat duduk disamping Rafael sambil memperhatikan anak-anak mereka bermain.

"Do you think Audrey still love Nathan?"

"Why do you ask me that?"

"I Saw them yesterday. Nathan hugging her so tight"

"So you're doubting her?"

"No!!! I don't know"

"Kau harus memperjelas semuanya. Kalian sudah menghabiskan waktu bersama cukup lama, semakin kau menahan ini maka kau dan Audrey akan semakin terluka"

"Aku mencintainya dan aku tidak tahu harus apa jika dia tidak menerimaku"

"Karena itu cobalah. Tidak mungkin Audrey tidak merasakan apapun padamu setelah beberapa tahun ini. Kau lihat bagaimana hidupnya terlalu bergantung padamu"

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang