Rafael terus menghubungi Audrey tapi hasilnya sama saja, tak ada respon sama sekali darinya. Mees sendiri mengatakan jika Nathan tadi terlihat di kamarnya, tapi setelahnya pria itu tidak terlihat sama sekali bahkan di seluruh hotel.
Rafael merasa takut jika Nathan bersikap nekat dan melakukan sesuatu yang akan sangat menyakiti Audrey, ia tidak ingin wanitanya itu merasakan trauma lagi. Tidak lagi.
"Can you speed up!!" Serunya keras pada supirnya, ia merasa perjalanan ini sangat lama dan ia tidak sabar untuk sampai di hotel sekarang juga.
"Rafael calm down" ucap Jay.
"But......" Air mata mengalir di pipinya memikirkan apa yang terjadi pada Audrey, ia akan menyalahkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk padanya.
"Nothings gonna happen..okay"
Keempat pria itu segera turun dari mobil ketika mereka sampai, Jay segera menuju resepsionis sedangkan Rafael, Ivar dan Shayne berlari kearah lift. Mereka segera menuju ke lantai dimana kamar Audrey berada, Ivar juga sudah meminta mees untuk berjaga di sana berharap para pelatih juga belum sampai di hotel.
"Mees..."
"Where is the key? I hear Nathan Scream"
"The coach?" Tanya Ivar.
"They are not coming back yet"
"Drey....Drey...." Panggil Rafael tapi tetap saja tidak ada jawaban sama sekali.
Jay lalu datang dan ia segera membuka pintu kamar itu, Rafael bergegas masuk tapi pemandangan dihadapannya membuatnya terpaku.
Disana, diatas tempat tidurnya, Nathan sedang mencumbu wanitanya dengan Audrey yang setengah telanjang. Tapi pemandangan menyakitkannya adalah Audrey yang hanya bisa menangis menatap kearahnya, ini adalah hal paling menyakitkan baginya.
Ivar dan Shayne langsung menutup pintu dan berjaga disana, membiarkan Jay dan Rafael yang mengurus. Rafael segera berjalan kearah Nathan, menarik bahunya menjauh dan memukulinya.
Beberapa kali pukulan keras itu menghantam pipi Nathan, Rafael sudah tertutup dengan emosinya kali ini. Tak ada yang bisa menghentikannya saat ini.
"Rafael stop it..bro help me, hold him" seru Jay yang baru saja menutupi tubuh Audrey dengan selimut.
"I'll kill you with my own hands"
"Rafa..." Panggilan lirih itu terdengar begitu menyakitkan untuknya, tapi justru hal itu yang berhasil menghentikan nya.
Rafael berdiri menghadap kearah Audrey yang masih terbaring lemah, sedangan Ivar dan Shayne sudah membawa Nathan menjauh.
Rafael lalu duduk dan merengkuh Audrey erat, air matanya mengalir begitu deras bersamaan Audrey yang tidak pernah berhenti memanggil namanya.
"Rafa...."
"I'm here. You're safe now"
"Rafa...."
"I'm here Drey. I'm here love"
Dunianya begitu hancur, ia merasa bersalah. Seharusnya ia tidak membawa Audrey dan Noah ke Jakarta, seharusnya mereka tetap di Berlin menunggunya dan tidak bertemu dengan Nathan.
Jika ia tidak egois membawa mereka, mungkin saja ini tidak akan terjadi.
"I'm sorry..i'm sorry"
"I wanna go home"
"Okay..."
Rafael masih memeluk Audrey, namun pandangannya tak teralih dari Nathan yang masih menunduk. Jay menepuk bahunya pelan, seolah-olah memintanya untuk menjaga Audrey.
