8

169 7 0
                                    

"Arsyad"

"Iya cantik"

"Maaf gue harus bilang ini. Gue gabisa terima cinta lo ar, ga tau kenapa rasa trauma itu masih menguasai diri gue. Gue tau lo ga kaya ayah, gue tau lo bertanggung jawab, lo tulus tapi gue belum bisa ar. Gue masih nyaman dengan status kita yang kaya gini ar, gue gamau kalau nantinya kita pacaran trus putus trus gue harus kehilangan lo, gue gamau" jelas Celly

"Apa lo ga ada rasa sayang sedikit pun ke gue?"

"Gue sayang lo bangeett ar, tapi sampai saat ini masih rasa sayang sebagai sahabat"

"Dengan semua yang gue kasih ke lo selama ini, apa lo ga ada rasa untuk memiliki gue gitu ra?"

"Untuk rasa memiliki gue ke lo bukan rasa selayaknya orang jatuh cinta, gue udah merasa lo punya gue tapi lagi-lagi masih sebagai sahabat gue ar"

"Ra, saat ini emang gue selalu ada buat lo. Tapi seandainya suatu saat nanti gue punya perempuan lain dan gue gabisa lagi ada 24/7 buat lo, gimana perasaan lo?"

"Gue belum tau kalo soal itu ar dan jujur gue kayanya ga sanggup buat ngebayangin itu. Yang gue punya sekarang cuma lo sama kakak. Tapi kakak pun udah ga bisa selalu ada buat gue. Jadi gue ga sanggup buat kehilangan lo juga ar" jawab Celly, tanpa disadari air matanya sudah menetes

"Itulah alasan gue buat nyatain perasaan ini ke lo, karena gue mau selalu ada buat lo ra, gue mau lo jadi milik gue dan gue milik lo dengan ikatan status yang jelas" ujar Arsyad

"Ra, gue sayang lo. Gue cinta sama lo, mungkin lo bisa pikirin dulu gimana sebenernya perasaan lo. Gue akan nunggu lo siap jawab kok" jelasnya lagi sambil mengusap air mata di pipi Celly

"Ar maaf, tapi ini udah jawaban gue untuk saat ini dan untuk status, status kita sekarang jelas kok. Kita adalah sahabat yang udah saling menemani, selalu ada untuk satu sama lain dari kecil sampai sekarang"

Arsyad tidak menjawab lagi perkataan Celly, tidak dipungkiri raut wajahnya sudah berubah. Sedih, itulah yang saat ini ia rasakan. Ia tidak menyangka hal yang ia bayangkan malam ini akan menjadi malam paling romantis untuk mereka berdua tapi malah berbanding terbalik dengan ekspektasinya.

"Arsyad, jangan menjauh dari gue ya. Jangan berubah, jangan tinggalin gue. Tetep disini sama gue ya ar" ujar Celly, ia lantas mengambil tangan arsyad dan mengelusnya

"Gue usahain ra" jawab Arsyad singkat dengan tatapan ke bawah, tak sanggup rasanya ia melihat mata Celly

Saat ini adalah malam yang dingin dan canggung untuk mereka berdua, tidak ada senyuman yang terpancar kembali dari wajah Arsyad.

"Gue tidur duluan ya ra, ngantuk kemarin malem kurang tidur. Good night" Tidak lama Arsyad masuk ke dalam tenda, namun ternyata Celly menyusulnya. Mereka masuk ke dalam sleepingbag masing-masing dan mengambil posisi tidur saling membelakangi

✨✨✨

Di jalan pulang, Arsyad masih sama. Tidak ada senyum apalagi canda tawa seperti yang biasa ia lakukan dengan Celly. Sepanjang jalan hanya musik lah yang mengisi kesunyian di dalam mobil.

Sesampainya di kos Celly, Arsyad membantu menurunkan barang-barang Celly dan meletakkannya di dalam kamar kos. Setelah selesai Arsyad segera berpamitan dengan Celly untuk pulang. Seperti bukan Arsyad, batin Celly.

"Doorrr, bengong aja. Ga usah diliatin gitu kaliiii arsyadnya. Dia cuma pulang, nanti juga kesini lagi. Gimana gimana, udah jadian kan?" Ujar Zara yang juga menyadarkan Celly dari lamunannya

"Lo tau rencana Arsyad?" Jawab Celly

"Siapa si yang gatau, kita semua tau. Kecuali lo biar surprise kata arsyad teh" sahut Nada yang tiba-tiba muncul dari belakang

"Ih nyebelin, yaudah lah gue masuk dulu mau istirahat"

"Idiihhh main kabur aja, jawab dulu keleesss udah jadian apa belom sama arsyad" ucap Nada sedikit berteriak

Tidak ada jawaban dari Celly, ia langsung menutup pintu kamar kos nya.

Masih berkecamuk di otaknya, apa ia salah menolak Arsyad? Sejujurnya ia juga masih bingung dengan perasaannya, rasa sayang ini apa benar hanya sebatas sahabat atau lebih.

Arah CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang