4

214 15 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi cantik, helmnya mau dipakein apa pake sendiri?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Pagi cantik, helmnya mau dipakein apa pake sendiri?"

"Gue pake sendiri aja" Celly mengambil helm dari tangan Arsyad

"Lo kenapa sik jadi jamet gini suka gombal" ucap Celly sambil memasang helm di kepalanya

"Gue jujur loh, lo emang cantik dari kecil sampe tua gini juga masih cantik. Makin cantik malah"

"Tua tua lo tuh yang tua" sebuah pukulan mendarat di punggung Arsyad. Seperti biasa, mau dipukul sekeras apapun asal yang melakukan itu Celly baginya tidak masalah malah masih bisa membalas dengan senyuman manisnya.

"Buruuu jalaan gue laper"

"Siaapp tuan putri yang kalo laper galak"

Arsyad pun menarik gas motornya perlahan dan mulai berjalan menyusuri jalanan ibu kota. Jam masih menunjukan pukul 07:15, jalan utama yang biasanya padat penuh dengan kendaraan pribadi dan juga beberapa bus transjakarta, kini terlihat lebih lengang dari biasanya.

Sesekali ia melihat gadis cantik yang saat ini menjadi penumpangnya melalui spion, Celly sangat menikmati perjalanan pagi ini meskipun hanya sekedar mencari sarapan namun ia tampak senang terlihat dari sorot matanya.

"Raraa kiw kiw"

"Apasih!!"

"Galak banget ngeri kaya herder"

"Lo ngatain gue herder? Ha?" Pukulan demi pukulan melayang lagi ke punggung Arsyad. Kali ini sedikit lebih kencang dari yang sebelumnya ditambah 1x cubitan di pinggangnya. Reaksi Arsyad hanya mengaduh sambil sesekali tertawa puas karena menjahili Celly adalah salah satu job desknya.

(Author : makanya jangan jahil jadi manusia)

"Raa kita mau makan soto betawi dimana? Tempat biasa? Apa cari tempat baru?"

"Tempat biasa aja deh ar, gue lg kangen komplek rumah lama"

"Sekalian aja mampir rumah gue mau ga? Ketemu mama papa"

"Kapan-kapan aja boleh yaa ar, gue lagi kurang mood hari ini ditambah gue masih belum siap kalau ketemu ayah"

"Okeeeyyy siiaaappp, pengangan dulu raa kita meluncuuurrr"

Celly pun menuruti perintah Arsyad namun ia hanya memegang baju samping kanan dan kiri Arsyad

"Jangan disitu pegangannya nanti jatoh" ucap Arsyad sambil membawa tangan kanan Celly melingkari pinggang sampai perutnya disusul tangan kiri Celly

"Halaaahhh moduusss luu buaya bangeett ar sumpah" satu pukulan lagi melayang ke punggung Arsyad tapi tetap ia turuti lagi untuk memeluk laki-laki di depannya itu

"Hehe"

✨✨✨

Soto betawi langganan mereka berada dalam komplek perumahan Anggrek Permata, yang mana itu adalah komplek rumah lama Celly dan juga rumah Arsyad. Tempat mereka menghabiskan masa kecil hingga SMA bersama.

Selain soto betawi, disana pun ada beberapa makanan lain dan semua enak, kesukaan Celly tentunya.

Setelah melepas helm dan diberikan ke Arsyad, Celly termenung sejenak karena melihat sekitaran tempat itu yang ternyata belum ada yang berubah.

Sebuah taman kecil di ujung jalan pun masih tertata rapi dengan beberapa permainannya. Dahulu ia sering bermain disana dengan Arka dan Arsyad.

Rasa rindu yang datang dibarengi juga dengan rasa sakit yang ternyata masih bersemayam di hatinya.

Sakit mengingat perbuatan ayahnya hingga menghancurkan keluarga harmonis yang selalu ia banggakan.

"Dooorrr" tepukan tangan Arsyad di depan wajah Celly cukup menyadarkannya dari lamunan sesaat.

"Jangan bengong raaa, masih pagi kan ga lucu kalo udah kesambet aja"

"Mikirin apa si hm?" Ucap Arsyad lagi namun kali ini ditambah sedikit usapan di kepala Celly yang membuat Celly sedikit ngefreeze dengan perlakuan temannya itu

"Eh engga ar, cuma lagi kangen aja suasana disini"

"Kita pesen dulu yuk, katanya laper" ujar Arsyad menggandeng tangan Celly dan mengarahkannya untuk duduk

"Pagi pakde yadi" sapa Arsyad kepada penjual soto itu yang memang sudah mengenal mereka sejak kecil

"Eh mas arsyad, oh sama mbak celly toh. Udah lama saya nggak liat mbak celly"

"Hehe iya pakde" jawab Celly seadanya karena memang moodnya sedang kurang baik pagi ini

"Mas ini seperti biasa toh? Isian daging aja pake nasi di campur?" Tanya pakde yadi

"Benaarr sekali pakdee, makan sini yaa pakde. Minumnya es teh tawar 2"

"Siap mas arsyad, monggo silakan ditunggu dulu"

"Hei bengong aja" ucap Arsyad sambil mencubit gemas hidung Celly

"Ih ngagetin mulu dari tadi"

"Hehe maap, abisnya bengong terus mana sambil ditekuk gitu mukanya. Cepet tua loh nanti, mending banyakin senyum kaya gue gini" ujar Arsyad dengan menunjukan senyuman terbaiknya

"Manis" batin Celly

"Lagi gak mood aaaarrr"

"Hari ini ada kegiatan ga?"

"Ga ada sih, rencananya gue mau rebahan aja seharian ar"

"Kita nonton yuk, di kost aja"

"Permisi mas mbak ini sotonya, ini es nya. Monggo dinikmati dulu"

"Makasih pakde yadi" ucap mereka bersamaan

"Boleeehhh ayo nonton tapi beli makanan dulu yang banyaak" lanjut Celly

"Iyaaaa beli aja apa yang lo mau, seminimarketnya juga boleh tp bayarnya ngutang yaa"

Celly tidak menjawab namun ia perlihatkan wajah cemberutnya ke Arsyad

"Bercandaa cantiikk. Makan dulu sotonya, abis ini kita beli jajanan buat nonton, okee??"

"Okeeyyy" jawabnya dengan penuh semangat

Ada rasa bahagia di hati Arsyad hanya dengan melihat senyum indah dari bibir tipis gadis kesayangannya itu.

Semoga aku bisa nemenin kamu terus ya raa, semoga aku bisa buat kamu bahagia terus. Kamu pantas bahagia ra - batinnya.

Arah CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang