Sultan (pt.27)

390 6 0
                                    

“Ingat guys, cerita ini hanya fiktif dan untuk fantasi semata, tidak dianjurkan untuk ditiru. Gunakan akal kalian dan jangan melakukan sex sembarangan. Ingat safe sex demi kebaikan diri sendiri dan juga orang lain.”

Part. 27

Senin pagi, sangat jarang sultan dan kedua orang tuanya bisa sarapan dengan formasi lengkap seperti saat ini. biasanya momen seperti ini tidak pernah sultan lewatkan. Meskipun dia sudah mandiri dan punya dunia sendiri, tapi sultan tetaplah seorang anak yang terkadang menginginkan kehangatan keluarga utuh. Makanya sultan bela-belain sarapan bareng mamah dan papahnya.

Setelah malam minggu sampai minggu pagi dirinya bergelut nikmat dengan satpam paruh baya bernama jarwo, sultan merasa seninnya sangat semangat. Masih terbayang-bayang sultan akan perkasanya pak jarwo, satpam perumahan pacarnya. Bahkan bekas kegagahan suami orang itu masih terasa dileher dan pentil sultan. Bapak tiga anak itu semalam bahkan mengiriminya banyak sekali kata-kata mesra dan mesum, bak anak remaja yang sedang kasamaran. Membuat sultan geli sendiri bacanya, walaupun ujung-ujung dia sendiri yang meminta mereka melakukan vcs semalam sampai keduanya crot berbarengan.

“sultan, ada yang mau papah omongin” ucap sang papah disela-sela sarapan mereka.

“ngomong apa pah?” saut sultan dengan masih mengunyah sisa nasi gorengnya.

“jadi, papah sama mamah udah mutusin untuk buat pabrik kita sendiri disini” terang papahnya sultan
“soalnya papah sama mamah mu ini kan udah makin berumur. Capek juga keluar kota setiap hari. Belum lagi mamahmu ini suka ngeluh udah mulai gampang encok. Gak tega papah” lanjut sang papah yang diangguki kecil oleh sultan.

“iyah sayang, badan mamah rasanya mau patah bolak-balik terbang kesana kemari. Jadi yaudah mamah minta sama papahmu untuk buat gudang sendiri aja. Sekalian biar hemat dan makin banyak pemasaukan kita. Anak lanang mamah ngerti kan?” sambung mamahnya sultan.

“paham mah. Jadi kapan mulai bangun pah?” Tanya sultan yang mana ketiganya kini mulai berhenti mengunyah.

“sebenarnya sih udah mulai dari dua minggu lalu tan, papah baru sempat beri tahu sekarang” ucap sang papah.

“nanti kamu yang bakal nerusin semua usaha papah tan. Jadi yaudah papah ngalah, papah gak bakal maksa kamu lagi untuk kuliah jauh-jauh ke luar negri. Disini aja. Asal kamu mulai belajar bantu-bantu papah sama mamah ngelola usaha kita ini.” terang sang papah yang membuat senyum sultan mengembang lebar mendengarnya.

“seriusan nih pah?” Tanya sultan memastikan.

“iya dong lanangnya mamah. Wes dipikirin masak-masak sama papah dan mamah. Seng penting kamu mau jalani usaha papamu ya nang?” saut mamahnya sultan.

“siap. Sultan bakalan belajar lanjutin usaha papah. Gitu dong, kan sultan jadi semangat nih. Malas banget kuliah jauh-jauh. Gak asih mah, pah” ucap sultan penuh semangat lantaran tidak jadi kuliah ke luar negri.

Sultan itu anak pintar, tapi bukan yang pintar-pintar banget. Pintar sewajarnya aja. Dan sultan itu paling payah di pelajaran bahasa inggirs, makanya dia anti banget pas kedua orang tuanya maksa dia untuk lenjut kuliah di luar negri. Berkali-kali sultan ngancem untuk gak lanjutin usaha papahnya kalau terus-terusan diminta kuliah jauh kesana. Makanya dia senang ketika papah nya mengalah.

Lagian disini sultan sudah enak. Sudah punya pacar cantik, kehidupan serba ada yang belum tentu nanti pas dia kuiah, dia bisa merasakan hidup enak sebagai “anak kost”. Ditambah disini sultan sudah banyak kenalan pria-pria jantan yang siap memuaskannya kapanpun dia minta. Dan satu lagi, sultan kurang tertarik sama pria-pria bule, kecuali laki-laki kulit hitam dari amerika. Nah itu baru sultan mau, karena bagi sultan mereka itu hot, gagah dan yang pasti perkakasnya jarang yang mengecewakan.

“yasudah, besok kamu main ya ke proyek gudang kita. Sekalian kamu pantau pekerjaan apa yang lagi jalan. Papah sibuk” ucap papahnya sultan.

“ok. Besok sultan ajak rafi main kesana. Papah kirim aja alamatnya” balas sultan yang diancungi jempol oleh papahnya.

Percakapan pagi ini dengan kedua orang tuanya ikut mendongkrak mood sultan yang tadinya baik, menjadi lebih baik. Sultan pun membulatkan tekadnya untuk mulai belajar bisnis. Akan dia kembangkan toko-toko grosir miliknya papahnya, untuk menjadi lebih besar lagi. Kalau bisa sampai punya ratusan karyawan, benak remaja tampan ini.

Di sekolah sultan melakukkan aktifitas seperti biasa, belajar, main, bertingkah cool didepan junior dan cewek-cewek cakep sekolah. Paling jam istirahat dirinya bersama sang sohib menyempatkan diri melawat ke ruangan kepsek. Sudah seminggu mereka tak melihat bapak-bapak gagah itu. Kangen merasakan kecupan, ciuman dan jamahan sang kepsek.

“mmhhh mmmpp” lenguhan yang keluar dari mulut rafi yang tengah menikmati ciuman panas bersama pak ginanjar, sang kepsek.

-----------------------------------------------------------

Hi guys, untuk fullnya kalian bisa akses di akun karyakarsa ku ya. Link on bio.
Kali ini update sampai part 33.

Terimakasih.
Semoga kalian sehat selalu.

SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang