𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ ⚠️
#𝑺𝟓 𝑳𝒊𝒏𝒈𝒔𝒕𝒐𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔
CERITA INI DI PENUHI ADEGAN DEWASA ⚠️
Dia seperti langit. Keindahannya tak terbatas. Bersinar. Sulit di gapai dan tak tersentuh. Cerminan sebuah harapan. Bersih dan tak ternoda. Penuh cinta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat datang di series baru Lingston. Jangan lupa bantu ramaikan cerita ini. ya. .
Selamat membaca dan Semoga suka . . . . .
Langit gelap gulita mendominasi terra. Bulan purnama di temani teman-teman kecilnya menghiasi malam. Udara begitu dingin menyambut winter yang sebentarnya lagi tiba. Hembusan angin kencang dari motor Ducati berwarna merah menyala dan putih susu di tengah jalan membuat kendaraan lain membanting stir mereka terkejut. Kedua pengendara motor Ducati itu menginjak habis pedal gas mereka saling memperebutkan posisi terdepan. Kendaraan berwarna merah menyala itu berada di posisi kedua kini berhasil membalap kendaraan berwarna putih susu itu.
Tatapan serius di balik helm itu membidik jalanan bertikung yang sangat ramai di depan. Kecepatan gerakan motor sudah berada di batas. Menyalip dengan lincah mobil-mobil untuk memperebutkan posisi terdepan. Tak memperdulikan lampu lalu lintas yang sudah berwarna merah kedua pengendara itu melaju dengan kencang. Membuat seorang nenek penyebrang pingsan di tengah jalan karena terkejut.
Hal itu terus berulangkali terjadi. Polisi di jalan yang melihatnya tidak berani untuk mengejar apalagi menangkap kedua pelaku kericuhan di tengah jalan itu. Dengan kecepatan menggila tanpa memperdulikan nyawa mereka dan nyawa orang lain. Kendaraan berwarna merah berhasil meraih posisi terdepan. Membuat kendaraan putih itu berada jauh di belakang. Matanya menajam menatap garis finish dengan percaya diri. Namun tiba-tiba kendaraan berwarna putih datang dari belakang menerobos masuk ke dalam garis finish. Putih menang dan Merah kalah.
Kendaraan berwarna putih itu memperlambat lajukan motornya. Mengambil tepi jalan untuk berhenti. Di susul kendaraan berwarna merah menyala.
Pengendara motor berwarna putih itu melepas helmnya. Dua kepangan di rambutnya terlihat keren. "Aku menang! Aku menang!" Gadis itu bersorak senang. Ini sudah yang kesekian kalinya dia menang. "Aku menang dan papa kalah!"
Pengendara motor merah menyala itu juga membuka helmnya. Pria itu tersenyum menatap putrinya. "Baiklah! Papa kalah! Putri ku memang hebat!"
"Tentu saja! Karena aku putri papa!"
Miracle Rubyna Lingston -Pemilik nama pemenang malam ini. Tidak! Malam kemenangan yang sudah sekian kalinya. Putri tunggal, dari pria bernama Rue D'ach Lingston. Keduanya sering sekali melakukan balap liar. Tak jarang terjadi kecelakaan pada pengendara lain karena ulah mereka.
Keduanya kembali memakai helm mereka. Melajukan kembali motor bermerek Ducati itu. Kali ini mereka melaju dengan perlahan.
Keduanya kembali ke rumah tepat di pukul 01.00 pagi. Begitu masuk, warna hitam menyelimuti seluruh rumah. Keduanya membuka pintu sedikit. Masuk ke dalam dengan perlahan. Cahaya terang seketika datang menerangi penglihatan mereka.