00 | Prologue

19 0 0
                                    

Kobaran merah menghiasi pandangannya. Dirinya tak mampu untuk berkutik, maupun mengucapkan sebuah kata— lelaki itu membatu di depan gedung yang tengah menyala di hadapannya. Sebuah mimpi buruk yang tidak seorang pun mau untuk mengalaminya, tapi disinilah dia. Ia menangkap figur seorang lelaki yang terkapar di tanah. Matanya melebar, tanpa berpikir panjang ia berlari menuju figur tersebut.

“ADAM!!” teriaknya putus asa.

Ia berlutut, memegang tubuh pria yang tergeletak di hadapannya dengan isak.

“Adam.. hei.. hei, kamu bisa dengar aku??”

Wajah serta bajunya sudah kotor akan bekas dari abu kobaran api, bahkan beberapa bagian tubuhny terlihat luka bakar. Nihil, tidak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Adam. Pria itu tetap mengguncang tubuh Adam,  mengharapkan keajaiban akan berpihak padanya, namun ia sudah terlambat.  Ia memeluk erat tubuh Adam, air mata berlinang menuruni pipinya. Ia tidak bisa membedakan mana dusta maupun realita, Ia tidak sanggup menerima keduanya ketika tahu bahwa sahabatnya telah pergi untuk selamanya. Waktu terasa melambat ditengah ia menangisi kenyataan pahit yang terjadi kepadanya.

Ia bahkan tidak menyadari satu figur yang kini berjalan menghampirinya dari belakang.

Sosok itu membawa sebuah benda berat, terlihat dari cara ia berdiri dengan sedikit membungkukan badannya dan perlahan mendekati sang pria malang yang masih tenggelam oleh tangisnya. Saat berada tepat di belakangnya, sosok itu melayangkan benda tersebut ke kepala sang pria hingga kegelapanlah yang hanya terlihat oleh matanya.

The Stars Sweet ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang