𝗔 % Bab 1

394 43 1
                                    

Orang-orang disana saling mengobrol satu sama lain bersama teman sebelah mereka, para guru dan anggota OSIS sudah selesai memberikan tentang tata tertib di sekolah itu sekaligus beberapa jadwal kedepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang disana saling mengobrol satu sama lain bersama teman sebelah mereka, para guru dan anggota OSIS sudah selesai memberikan tentang tata tertib di sekolah itu sekaligus beberapa jadwal kedepannya. Entah sudah berapa lama mereka disana mungkin 2 jam hanya untuk mendengarkan informasi tentang sekolah mereka, membosankan sekali bukan? Sejujurnya 2 jam itu adalah hal yang menyiksa bagi M/n.

[ Flashback ]

Suara ayam berkokok lantang dipagi hari, entah sudah berapa kali ayam itu berkokok tapi laki-laki bersurai h/c ini tidak kunjung bangun. Sampai seseorang mendobrak pintu kamar milik laki-laki itu. "Astaga nakku, bangun! Lihat sudah jam berapa ini? 5 kurang 10, cepat bangun!" Seorang wanita berumur sekitar 40-50 (mungkin lebih) membangunkan laki-laki yang sedang tertidur dikasurnya. "Mmh.. nanti ma" Suara laki-laki itu terdengar serak dan tentu saja mengantuk karena masih setengah sadar. "Cepat bangun, udah bagus mama bangunin kamu. Makanya udah mama bilang kamu jangan begadang tapi kamu tetep aja kekeuh buat begadang, sekarang ngantuk kan? Kamu tuh kurang tidur" wanita itu membentak anak laki-lakinya itu.

"Argh, iya mah. Banyak mau, iya iya ini bangun" M/n berkata dengan nada kesal tapi pelan karena tidak ingin terlalu kasar pada ibunya sendiri. Wanita itu lalu keluar dari kamar milik M/n dan membanting pintunya, mungkin sudah kesal karena M/n sulit dibangunkan.
M/n duduk disana sambil bengong untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu, kemudian mengucek matanya "Males banget...". Setelah mengumpulkan nyawanya M/n langsung mengganti pakaiannya menggunakan seragam barunya. Kenapa seragamnya baru? Karena itu adalah hari pertama dia masuk ke sekolah baru dan menjadi murid kelas 10. "Apa coba, kenapa liburnya berasa cepet banget anjing" M/n bergumam kesal.

[ FLASHBACK SELESAI ]

Disinilah sekarang M/n, berdiri diujung Aula selama kurang lebih 2 jam karena terlambat masuk sekolah. 'sial banget gua hari ini' batin si pria berambut h/c itu. Beberapa murid yang melewatinya tertawa diam-diam karena dia menjadi satu-satunya orang yang terlambat disitu. Siapa yang tidak kesal? M/n terlambat karena ban sepeda motornya bocor saat ditengah perjalanan ke sekolah. M/n hanya seorang laki-laki yang tinggal dikeluarga sederhana jadi tidak heran kalau M/n pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor dan bukannya mobil kewah seperti orang-orang disana.

"Wah! Anjir, lu yang tadi di sindir sama kepsek ya karena terlambat" Wajah M/n kembali menjadi kesal dan menatap kearah darimana suara itu berasal. Suara laki-laki yang menyebalkan bagi M/n, lagipula apa-apaan orang ini mengata-ngatainya seperti itu. Aventurine hanya tertawa pelan saat melihatnya kesal "Malang sekali nasibmu ya, aku kasihan padamu kawan".

"Ya ya yaa, terserah lu lu pada" M/n bergumam kecil karena sudah muak dengan ejekan orang-orang. "Temenan yuk? Siapa tau hoki gua nular ke elu" Aventurine berjalan mendekat kearah M/n dan tersenyum tipis "Atau mau uang aja? Siapa tahu kamu butuh kan" apa-apaan laki-laki ini pikir M/n, mungkin hanya Aventurine laki-laki aneh yang menawarkan uang kepada orang acak yang ia temui.
"Gua bukan pengemis dan gua ga butuh uang lu" M/n berkata dengan nada yang agak kasar, karena orang ini menganggap dirinya seperti seoeang pengemis yang harus dikasihani.

Aventurine agak terkejut dengan perkataan dari laki-laki bersurai h/c ini, tapi Aventurine tidak membawa serius perkataan sang (h/c)nette. "Aku tidak pernah menganggapmu seperti pengemis atau apa~ aku hanya merasa kasihan melihatmu dihukum berdiri selama 2 jam. Bukankah itu melelahkan?" Aventurine berbicara dengan sedikit mengejek laki-laki itu. M/n semakin kesal dengan perkataan dari Aventurine tapi hanya menghela nafas dan menahan emosinya "Terserah" katanya.

Aventurine tersenyum melihat reaksi M/n karena itu sangat lucu, dia sangat suka membuat orang-orang menjadi kesal karena dirinya. Sejujurnya itu bukan sesuatu yang seharusnya dibanggakan, tapi dia bangga tentang hal itu. "Ayolah kawan, jangan cemberut oke? Bagaimana jika ke kelas? Kulihat-lihat dari IDCARD-mu kita satu kelas kan?" Aventurine menunjuk kearah IDCARD milik M/n dan M/n mengangguk, karena memang tidak salah bahwa keduanya sekelas.

[ SKIP TIME ]

Saat dijalan menuju ruang kelas mereka, M/n sudah menguap beberapa kali sekaligus mengucek matanya. Sejujurnya kantung mata milik M/n juga agak terlihat tapi tidak terlalu menonjol karena mungkin efek dari kacamata yang M/n gunakan. "Itu kacamata beneran atau bohongan?" Aventurine menatap M/n dengan tatapan penasaran. Kenapa pertanyaanya aneh sekali, "Ya beneran lah, gua ini minus sekaligus silinder. Efek kebanyakan main hp kayaknya pas jaman covid" M/n menjawab pertanyaan milik Aventurine dengan seadanya. "Ohh, gua kira itu bohongan. Soalnya kan banyak sejarang orang-orang pake kacamata cuma buat keren-kerenan aja tapi ga dipakai sesuai fungsinya".

Sejujurnya M/n tidak terlalu mendengar perkataan Aventurine, dia terlalu mengantuk untuk mendengarkanya. M/n lalu kembali menegakkan tubuhnya dan mengucek matanya sekali lagi lalu mengerang kesam "Argh, ngantuk banget anjing" erangnya. Aventurine yang berdiri disebelahnya hany menatap M/n dengan heran, "Siapa suruh begadang? Kan jadinya lu terlambat tuh" Aventurine berkata dengan nada yang sama seperti ibunya tadi pagi. "Diem, lu mirip kayak mama gua jadinya" M/n masih menatap Aventurine yang lebih pendek daripada dia dengan wajah kesal.

[ END : 843 Kata ]

KILLSHOT ? ! ─ [ AVENTURINE X M!READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang