𝗔 % Bab 2

265 33 0
                                    

"Ngapa sih lu ngikut ngikut gua mulu? Banyak tempat duduk disana" M/n bergumam kesal sambil menompang wajahnya menggunakan tangannya, sedangkan sikunya bersandar pada meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapa sih lu ngikut ngikut gua mulu? Banyak tempat duduk disana" M/n bergumam kesal sambil menompang wajahnya menggunakan tangannya, sedangkan sikunya bersandar pada meja. "Ya gapapa, kasian lu ga ada temen" Aventurine berkata dengan nada main-main, sejujurnya Aventurine sendiri tidak tahu harus bersama siapa, lagipula Topaz dan Ratio berada dikelas yang berbeda dengannya, kasihan sekali nasib laki-laki ini. "Mana kedua temen lu itu?" M/n bertanya sambil menatap Aventurine yang duduk tepat disebelahnya.

Aventurine mengalihkan pandangannya kearah M/n lalu tersenyum nakal "kepo ya?". M/n kembali menatap Aventurine dengan tatapan kesal dan jengkel, karena Aventurine terus-terusan bercanda dengannya. "Kalau ditanya jawab yang bener" Arshaka sedikit mencibir Aventurine dan Aventurine hanya tertawa pelan dan sepertinya dia tidak merasa bersalah "Mereka sama gua beda kelas, nah gua disini sekelas sama lu. Lagian sekalian aja kan? Gua ga kenal siapa-siapa disini lagian selain mereka sama lu".

[ SKIP TIME ]

Hari mulai menjadi siang, tepat jam 12.00 suara bel berbunyi dan itu waktunya mereka pulang dihari pertama mereka sekolah. Mereka hanya menerima beberapa informasi, seragam, dan pemilihan ketua kelas sekaligus bagian bagian lainnya, dan siapa sangka Aventurine akan menjadi bagian dari bendahara? "Lu ga akan korupsi uang kas kan?" M/n bertanya kearah aventurine dan menatapnya dengan tatapan ragu. "Ga janji, tapi harusnya ga" Aventurine menjawab, lalu dia mulai berbicara lagi "Temenin gua ke kelas sebelah yuk?" Aventurine mengajak M/n untuk pergi dengannya. "Ga, ngapain? Gua ga kenal temen lu itu, mending gua balik" tanpa berkata-kata lagi M/n mengambil tas miliknya sendiri lalu menggendongnya dan meninggalkan Aventurine sendirian. Aventurine hanya menghela nafas dan mengambil tas miliknya juga lalu pergi ke kelas sebelah untuk menemui kedua temannya.

Aventurine melihat kedua temannya itu sedang membereskan barang-barang mereka dan Aventurine berniat untuk mengejutkan keduanya, jadi ia berjalan perlahan kearah mereka dan "DOR!" Kedua temannya itu membalikan badan mereka dan menatap Aventurine dengan heran "Lu ngapain sih rin? Stress ya?" Kata gadis berambut putih alias Topaz. Aventurine yang kesal mendengar itu hanya bisa menghela nafas "Kalian berdua ga asik" Aventurine cemberut, Ratio disitu menghela nafas pelan melihat kelakuan Aventurine.

"Kamu udah milih mau masuk klub yang mana?" Ratio bertanya kepada Aventurine, Aventurine mengangkat kepalanya sedikit untuk menatap Ratio yang bisa dibilang tingginya agak jauh berbeda dengannya. "Klub ya? Gatau, gua niatnya mau ngikut kalian aja" Aventurine menjawab dengan nada agak bingung. Ketiganya berjalan keluar kelas bersama-sama lalu melanjutkan obrolan mereka "Saya mau masuk klub matematik atau mungkin literatur. Kamu yakin mau ikut saya? Saya yakin kamu ga cocok sama klub yang bakal saya masuki" Ratio berkata dengan nada acuh tak acuh. Aventurine sejujurnya agak tidak nyaman karena bicara Ratio sangatlah formal, tapi tak heran sih, toh anak pintar kan?

"Jangan terlalu formal gitu dong dan kayaknya iya. Kalau lu mau masuk klub apa Paz?" Aventurine kali ini melirik Topaz yang sedang fokus menggunakan ponselnya "Hah? Gua akuntansi fix" Topaz menjawab pertanyaan Aventurine tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. "Kayaknya gua Akuntasi aja dah".

[ SKIP TIME ]

Siang menjadi malam, matahari mulai tenggelam dan cahayanya mulai hilang digantikan oleh cahaya bulan dan juga bintang-bintang yang menghiasi langit. Aventurine memainkan ponselnya selagi ia makan dimeja makan, kakaknya juga ada disana melakukan hal yang sama sepertinya. "Kakavasha, gimana harinya hari ini? Tadi kamu disekolah sudah dapat teman? Dua temanmu juga ada disana nemenin kamu kan?" Kakak dari Aventurine atau Kakavasha bertanya dengan suara yang lembut. Aventurine mengalihkan pandangannya kearah kakaknya itu dan tersenyum lalu memganggukan kepalanya "Bagus sih, tapi jatohnya b aja, kak. Kalau Topaz sama Ratio mereka emang masih satu sekolah sama aku, tapi aku sama mereka beda kelas, sayang banget" Setelah Aventurine berbicara dia menyuap kembali makanannya. Kakaknya mulai berbicara lagi "Hmm.. gitu ya? Setidaknya kalian masih satu sekolah, soalnya kakak ngeliat kalian bertiga itu dekat banget. Kaka lebih kasian kalau misalnya kalian bertiga beda sekolahnya" Kakak Aventurine tersenyum tipis.

"Kakak jadi keingat teman MPLS-mu waktu itu" Aventurine agak heran mendengar hal acak yang dikatakan kakaknya itu "Siapa? Waktu itu kan aku sekelompok sama banyak anak baru" Aventurine bertanya. Tapi kakanya menggelengkan kepalanya lalu kembali tersenyum "Bukan apa-apa, lupain aja. Mending kamu habiskan makanannya, kakak mau cuci piring dulu. Kamu kalau udah makannya langsung taruh ditempat cuci piring ya" Kakak dari Aventurine berdiri dari kursinya lalu mengambil piringnya sendiri yang sudah kosong lalu pergi ke dapur.

Aventurine lanjut menghabiskan makanannya sambil melihat-lihat ponselnya, lebih tepatnya melihat akun Strailgram milik sekolahnya barunya. Semua foto anak MPLS ada disitu, dia lalu langsung menemukan wajahnya ditempat paling atas karena namanya diawali huruf "A". Aventurine tersenyum sedikit "Cakep juga gua" gumam si pirang itu, lalu dia menggulir layarnya kebawah lalu melihat seorang anak laki-laki yang baginya agak familiar.

'ini cowok yang tadi dikelas..' Batin Aventurine sambil menatap foto dari laki-laki itu. Laki-laki dengan potongan rambut pendek bersurai (h/c) dan juga kelopak matanya yang tidak terlalu besar. Jika Aventurine lihat lebih jeli lagi pada wajahnya, laki-laki itu memiliki kantung mata.
Mungkin orang lain tidak akan sadar tapi entah kenapa Aventurine menyadarinya. "Ganteng juga, tapi gantengan gua"

[ END : 842 Kata ]

KILLSHOT ? ! ─ [ AVENTURINE X M!READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang