𝗔 % PROLOG

525 41 0
                                    

  "Oh? Darimana saja kalian, kalian tahu aku tersesat di lorong-lorong ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  "Oh? Darimana saja kalian, kalian tahu aku tersesat di lorong-lorong ini. Ugh, kalian jahat sekali.. kalian dendam padaku karena kemarin kalah main UNO ya?!" Laki-laki berambut pirang itu menatap cemberut kearah kedua temannya. Laki-laki itu menggunakan seragam sekolah rapih sesuai ketentuan, begitupun kedua temannya itu. Itu adalah hari dimana sekolah Interastal Peace Corporation membuka tahun pertamanya kembali setelah berkali-kali menjadi sekolah terbaik di kota itu.

Gadis berambut pirang didepan Aventurine menatap kesal kearahnya dan melipat tabgannya didepan dadanya "Ya, lagipula kau pasti curang kan kemarin!" Gadis itu mencibir Aventurine. Gadis berambut pendek putih dengan beberapa helaian merah dirambut miliknya, terlihat sebuah nama Topaz di IDCARD yang digantung disakunya.

"Sudah kubilang, keberuntunganku itu diluar nalar. Jadi mau tak mau kalian harus kalah kan?" Aventurine mengangkat pundaknya dan menatap keduanya dengan tatapan tak peduli. "Sudahlah, hentikan pembicaraan konyol kalian. Kau tersesat karena mengikuti seekor kucing tadi dan kau malah menyalahkan kami. Dasar aneh" satu lagi, laki-laki tinggi berambut violet dan berkacamata itu adalah Veritas Ratio, panggil saja dia Ratio.

"Ya- siapa suruh kalian tidak memanggilku atau apa" Aventurine menatap malas keduanya.
Saat itu juga suara dari speaker mulai terdengar, seorang perempuan dibalik speaker itu berdeheman. "Akhem, selamat datang di Interastal Peace Corporation Highschool! Kami mengharapkan para peserta didik baru untuk berkumpul di Aula lantai 6. Harap jangan sampai terlambat ya kalian anak baru!" dan Speaker-pun berhenti bersuara.

[ SKIP TIME ]

Didepan aula suara riuh murid-murid disana terdengar dari kejauhan, ketiga teman itu menatap kerumunan atau ratusan murid saling mengobrol, berbisik, dan sebagainya. Entah seberapa sesak mereka didalam sana kalau ketiganya melewati lautan murid itu. "Banyak banget gila, ini sekolah atau pasar?" Topaz bergumam kecil, "Kayaknya pasar" Aventurine membalas perkataan Topaz. Ratio hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua temannya yang dia anggap bodoh itu.

Kemudian sebuah suara kembali terdengar dari speaker "Murid-murid harap masuk ke dalam aula dengan tenang dan rapih". Apa? Rapih? Tidak ada kata rapih disini, semua orang berdesak-desakan memasuki pintu aula. Sedangakn ketiganya masih menatap dari belakang, lagipula mereka tidak mau kehabisan nafas karena harus berdesak-desakan dengan lautan murid itu. "Rapih apanya? Ck, mereka tak bisa mendengarkan dengan baik ya?" Ratio bergumam kecil tapi terdengar agak kesal juga.

Aventurine disana hanya terkekeh, begitupun Topaz. "Ayo kita masuk, sudah kosong tuh" Aventurine berbicara lalu berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh kedua temannya. Aula itu sangat besar, entah muat berapa ratus murid dan juga tentu saja sangat elite dan berteknologi. Ketiganya mengambil kursi yang ada dibaris paling belakang dan- sejujurnya sangat jauh dari panggung! Mereka bahkan tidak melihat apapun dari belakang situ kecuali kepala dari murid-murid yang duduk didepan.

[ END : 437 Kata ]

KILLSHOT ? ! ─ [ AVENTURINE X M!READER ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang