part 9

275 19 0
                                    

Selamat membaca
❣️



Winwin sedang berada di dapur, membuat minuman untuk Ten dan Taeyong yang akan datang berkunjung.

Memecahkan es batu kemudian menaruhnya di teko berukuran sedang.
Menuangkan sirup dengan perisa jeruk itu secukupnya, menambahkan sedikit air lalu mengaduknya agar tercampur.

Saat akan menaruh sisa es batu ke freezer, kakinya tidak sengaja menginjak pecahan es yang terjatuh ke lantai.

BRUK

"AAKH"

Ia berteriak, saat menghantam lantai dengan keras.
Dari sela kakinya nampak cairan bewarna merah mulai mengalir keluar menggenangi lantai.

.

.

.

.

.

Taeyong yang baru saja akan mengetuk pintu mendengar suara teriakan dari dalam.

Dia segera masuk kedalam, membuka pintu yang untung nya tidak terkunci, diikuti jaehyun dengan tangan yang penuh menenteng tas-tas berisi belanjaan mereka, hadiah untuk Winwin.

Taeyong yang sedaritadi mencari keberadaan Winwin, akhirnya menemukannya di dapur.

"JAE"

Jaehyun segera menuju asal suara, melihat Taeyong yang panik sedang memangku kepala Winwin yang meringis kesakitan.

"Kita ke rumah sakit! "

Jaehyun segera menggendong Winwin keluar menuju mobil miliknya, menaruhnya di kursi bagian belakang ditemani Taeyong setelah menutup pintu rumah lebih dulu.

Jaehyun segera menjalankan mobilnya menuju rumah sakit. Dibelakang, Taeyong yang sedang membantu Winwin untuk mengatur napasnya baru teringat untuk mengabari taeil.

"Jae, kamu ada nomor Yuta?"

"Ada, hp aku ada di tas kamu"

Taeyong mengambil hp milik jaehyun dari tas selempangnya, membuka password hp kemudian mencari nomor hp milik Yuta.

Tut.....Tut.....

Menunggu panggilan teleponnya dijawab, Taeyong mencoba menenangkan Winwin yang kesakitan, darah masih mengalir diantara kakinya.

"Win! Jangan pingsan!" Pekik Taeyong panik, saat melihat Winwin akan menutup matanya.

"Jae cepetan ke rumah sakitnya"

Jaehyun menambah kecepatan mobilnya tapi tetap fokus dengan jalan raya yang untungnya agak sepi.

"Halo jae" suara milik Yuta terdengar.

"Halo, ini Taeyong"

"Taeyong?, kenapa telpon saya?" Tanya Yuta bingung.

"Winwin pendarahan, dia jatuh didapur sekarang kita dalam perjalanan ke rumah sakit"

"HAH! mana Winwin saya mau bicara" Ucap Yuta khawatir, saat mendengar ucapan Taeyong.

Taeyong mendekatkan telpon tadi ke arah Winwin, kemudian menyalakan loudspeaker.

"Mas....sakit" Adu nya lirih.

"Sayang....mas nyusul kesana, kamu yang kuat ya " Ucap Yuta berusaha menguatkan.

"Hm....m-as jangan lama-lama"

"Iya, tunggu mas"

"Taeyong, saya kesana sekarang"

"Baik"

Yuta memutuskan sambungan telepon.

Mereka sampai di rumah sakit, jaehyun langsung memarkirkan mobilnya tepat didepan pintu masuk rumah sakit.

Jaehyun masuk ke dalam rumah sakit meminta bantuan. Tidak lama kemudian ia kembali, dengan anggota medis dengan cepat menuju mobil.

Para suster memindahkan Winwin ke brankar, kemudian mendorong brankar itu ke IGD diikuti Taeyong, sedangkan jaehyun pergi memarkirkan mobilnya di parkiran.

"Silahkan menunggu diluar" Suster menahan Taeyong yang ingin ikut kedalam.

Taeyong duduk di kursi depan ruang IGD yang lampunya menyala merah, tanda anggota medis sedang melakukan penanganan.

.

.

.

.

.

Dari arah lorong nampak Yuta berjalan tergesa-gesa menuju Taeyong yang sedang ditemani jaehyun.

"Bagaimana keadaan Winwin?!" Tanya Yuta saat sudah berada dihadapan mereka berdua.

Jaehyun yang ingin menjawab kembali menutup mulutnya, saat dokter dan seorang suster keluar dari ruang IGD.

"Dimana keluarga pasien?"

"Saya suaminya dok"

"Kami akan melakukan tindakan operasi karena terjadi pendarahan hebat, sehingga bayinya harus terlahir lebih cepat, silahkan tanda tangani surat persetujuan ini"

Yuta segera menandatangani surat persetujuan itu, tidak ingin menunda waktu lebih lama.

"Tolong selamatkan mereka berdua" mohon Yuta membungkuk kearah dokter.

"Saya akan berusaha sebaik mungkin"

Dokter kembali masuk setelah menepuk bahu Yuta, sedang kan suster tadi pergi mengambil stok darah tambahan.

Yuta terduduk di kursi tunggu, menopang kepalanya yang terasa berat memikirkan keadaan istri dan anaknya didalam sana.
Jaehyun dan Taeyong juga ikut mendudukkan diri.

"Yut, gue yakin Winwin kuat" Jaehyun meyakinkan Yuta, sambil menepuk bahu itu menguatkan.

"Terimakasih"

Waktu terus berlalu, Yuta menunggu dengan perasaan yang campur aduk berharap operasi berjalan dengan lancar.

Lampu diatas ruangan yang tadi nya bewarna merah, sekarang sudah padam pertanda tindakan operasi sudah selesai.

Cklek....

Pintu dibuka dari dalam, dokter dan seorang suster keluar.

"Operasi berjalan dengan lancar, pasien sekarang masih dalam pengaruh obat bius, nanti pasien akan dipindahkan ke ruang rawat" ucap dokter.

Mereka bertiga yang mendengar nya langsung merasa lega.

"Terimakasih dok"

"Kalau begitu saya permisi" pamit sang dokter diikuti suster tadi.

Bersambung.

PERJODOHAN  (RE-WRITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang