part 7

296 19 0
                                    

Selamat membaca
❣️



Hari masih tampak gelap di luar, sekitar jam 4 subuh.


"hoekk"

Yuta yang awalnya tertidur, merasa terganggu dengan suara yang berasal dari toilet.
Merasa kasur bagian sebelahnya kosong, Yuta langsung terbangun berjalan ke arah toilet.

"Mas" Panggil Winwin lemas.

Winwin berusaha mengeluarkan isi perutnya namun yang keluar hanya cairan bening.

Yuta mengelus punggung Winwin lembut, selesai memuntahkan isi perutnya. Yuta membantu istrinya berkumur dan membilas wajah.

"Ke rumah sakit ya, mas takut kamu kenapa-napa" Bujuk Yuta, setelah menyelimuti Winwin.

"Nggak mau, paling masuk angin" Tolak Winwin.

"Ya sudah, tapi kalau makin parah harus ke rumah sakit" Tegas Yuta.

Winwin mengangguk pelan kemudian kembali terlelap, Yuta berbaring di sisi satunya, mengelus rambut hitam lebat Winwin.

.

.

.

.

.

Winwin yang terbangun dari tidurnya mencium aroma yang menggugah selera.
Berjalan ke dapur ia melihat Yuta sedang sibuk berkutat dengan masakan.

Merasa ada yang menatapnya, Yuta kemudian menoleh dan melihat Winwin yang memperhatikannya.

"Tunggu sebentar ya, duduk dulu"

Tidak lama kemudian Yuta menyajikan sandwich yang dibuatnya.

Perutnya sudah berbunyi daritadi, Winwin langsung melahap sandwich itu.

"Pelan-pelan makannya, sayang" Mengulurkan segelas air.

Setelah sarapan Yuta akan ke restoran, berjalan ke arah Winwin untuk berpamitan.

Tapi saat Yuta akan mengecup dahi Winwin, lelaki manis itu segera menghindar sambil menutup hidungnya.

"Mas, jangan dekat-dekat" sambil menjauh dari Yuta " mas bau, aku nggak suka" sambungnya.

Yuta segera menghirup aroma badannya, sedangkan Winwin sibuk mendorong tubuh besar yuta keluar, masih menutup hidungnya.

Blamm

Pintu ditutup setelah Yuta berada di luar.
Dia merasa bingung dengan sikap Winwin yang berbeda, tapi dia hanya membiarkannya, mungkin Winwin masih tidak enak badan.

.

.

.

.

.

Winwin bersama kedua sahabat nya berkumpul di apartemen milik Ten, tadi Winwin sudah izin ke Yuta kok.

"Nih Win, cemilan kesukaan lu" Taeyong menyodorkan bungkusan plastik.

"Hmmp-hoek" Winwin segera berlari menuju toilet.

Tidak berselang lama ia kembali dengan wajah yang pucat.

"Win kenapa bisa pucat gini" ucap Ten khawatir.

"Sini baring dulu" ucap Taeyong menepuk sisi sofa.

"Ten, tolong ambilin minyak kayu putih di tas gue" Taeyong menunjuk tas miliknya.

Ten segera mengambil minyak kemudian memberikannya ke Taeyong.

Taeyong mengoles minyak itu di pelipis dan menyuruh doyoung menghirup aroma minyak kayu putih agar rileks.
Merasa agak baikan Winwin mendudukkan dirinya.

"Win, lu sakit? Sampe pucat gini loh" Ujar Ten khawatir, sambil mengusap wajah Winwin.

"Nggak tau, dari subuh udah mual-mual"

Ten dan Taeyong saling bertatapan saat mendengar ucapan Winwin.

"Mual? " Tanya Taeyong.

"Iya, aku tadi nggak mau dekat-dekat mas Yuta, bau nya aneh, cemilannya juga aku nggak suka aromanya" Ucap Winwin jujur mengenai apa yang dia rasakan.

"Menurut gue, pasti... Lu hamil" ucap Ten yakin.

"Nggak mungkin, nggak usah ngadi-ngadi "

" Tapi bisa aja sih Win, mendingan tes aja dulu" saran Taeyong.

"Tapi takut" Ujar Winwin pelan.

" Nggak usah takut, kalau ternyata nggak sesuai harapan kan masih bisa diusahakan" ucap Ten.

"Nggak usah dengerin dia, di coba aja dulu win" bujuk Taeyong.

" Ya udah, mana testpack nya" Tanya Winwin.

"Nih, punya gue" Ten kemudian menyerahkan 2 testpack dengan merek yang berbeda.

"Lah buat apaan lu simpan ginian " kaget Taeyong.

" Biasalah, lu kan tau gue sama Johnny gimana" jawab Ten cengengesan.

Winwin kemudian masuk ke toilet, setelah melakukan beberapa prosedur sekarang dia sedang menunggu hasilnya dengan cemas.

BRAK

Mendengar suara gebrakan mereka berdua berlari ke arah toilet, sesampainya disana nampak Winwin yang sedang menangis.

Melihat Ten dan Taeyong Winwin langsung berlari memeluk mereka.

"Win kenapa nangis?" Tanya Taeyong panik.

Winwin dengan gemetaran menunjukkan testpack yang menunjukkan dua garis itu.

"Aaaaaaaa, gue bakalan punya ponakan" Teriak Ten.

"Selamat ya, Win" ucap Taeyong senang.

Winwin hanya mengangguk karena masih menangis bahagia, mereka bertiga pun saling berpelukan erat.

Setelah suasana tenang, mereka berkumpul dilantai beralaskan karpet bulu.

" Lu nggak boleh kecapean, sering makan yang sehat-sehat juga" Nasehat Taeyong.

"Iya"

"Eeh, terus kapan mau kasih tau suami lu" Tanya Ten.

"Ehm, pulang dari sini kayaknya aku kasih tau"

"Udah sore nih, Win gue anter pulang ya ?" Tawar Taeyong.

"Boleh"

Taeyong pun mengantarkan Winwin ke rumah.

"Makasih ya Tae"

"Sama-sama, bye Win"

"Bye bye"

Winwin pun masuk kedalam rumah, setelah mobil milik Taeyong melaju pergi.
Merasa suasana rumah yang masih sepi, ia memutuskan untuk mulai bersiap membuat kejutan.

Bersambung.






PERJODOHAN  (RE-WRITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang