part 8

308 23 0
                                    

Selamat membaca
❣️




W

inwin yang sibuk mengaduk masakan merasakan sepasang tangan yang melingkar di pinggang nya dan bahu yang memberat karena Yuta yang menyandarkan dagunya.

"Mas udah pulang?" Tanya Winwin, mengusap lengan kekar Yuta.

"Hmm"

Yuta sibuk mengendus aroma milik Winwin dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Mas mandi dulu habis itu makan, dikit lagi udah matang nih" ucap Winwin sambil menepuk pelan lengan milik Yuta.

"Malas, mas disini aja sama kamu" tolak Yuta.

"Mas bau, aku nggak suka" ucap Winwin.

Yuta langsung menghirup bajunya, nggak kok dia masih tetap harum, tapi daripada istri cantiknya marah lebih baik Yuta nurut aja.

"Mas keatas dulu ya" Yuta mengecup pipi gembul itu.

"Mas, tolong sekalian ambilkan hpku ya di laci meja sebelah ranjang"

"Oke"

Yuta melangkah menaiki tangga menuju kamar, setelah matang Winwin memindahkan masakan nya ke piring dan menatanya, ia kembali lagi ke dapur untuk mengambil air minum.

.

.

.

.

.

Yuta baru saja selesai mandi, melangkah ke arah lemari baju kemudian membukanya, memperhatikan sebentar sembari menggosok rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil.

Pada akhirnya Yuta mengambil baju hitam tanpa lengan dan celana training panjang abu-abu.

Saat akan keluar dari kamar, Yuta mengingat pesan Winwin, kembali membalikkan badannya menuju meja kecil di sebelah ranjang mereka.

Saat membuka laci, perhatiannya teralihkan ke sebuah kotak berwarna emas yang dihiasi pita berwarna putih dan sebuah memo kecil di samping kotak.

Yuta mengambil memo itu dan membacanya, ternyata kotak kecil itu ditujukan untuk dirinya.

Ia beralih mengambil kotak itu dan membukanya, Yuta terkejut dengan isi dari kotak tersebut dan segera berlari ke bawah.

Sesampainya dimeja makan, Yuta langsung memeluk Winwin yang baru saja meletakkan teko berisi air ke meja.

"Mas?"

Winwin bingung dengan Yuta yang tiba-tiba memeluknya,
ia kemudian membalikkan tubuhnya menghadap taeil, walau agak susah karena pelukan itu cukup erat.

"Sayang"

"Hm?"

"Ini beneran? " Tanya Yuta menunjukkan testpack yang dihiasi pita.

"Ehm, disini ada dedek bayi" Angguk Winwin, menarik tangan Yuta menyentuh perutnya yang masih rata.

"Waaa! mas turunin nanti jatuh" Pekik Winwin terkejut saat Yuta yang memeluknya, tiba-tiba mengangkat tubuhnya kemudian berputar.

Yuta kemudian menurunkan Winwin, tapi tangannya tetap melingkar di pinggang milik Winwin.

"Terimakasih, mas bahagia banget" Yuta menunduk menatap Winwin, rasanya dia ingin menangis.

"Sama-sama mas, kita jaga adek bayi sama-sama ya"
Winwin melingkarkan tangannya di leher milik Yuta.

"Hm, pasti" Ujar taeil yakin.

Yuta kemudian menunduk, mengecup dahi milik Winwin, sedangkan Winwin hanya tersenyum manis, perlakuan Yuta membuat hati nya terasa hangat.

.

.

.

.

.

Beberapa bulan kemudian

Winwin terbangun tengah malam karena merasa lapar, beranjak turun dari kasur dengan perlahan tidak ingin membangunkan suaminya yang masih terlelap.

Membuka kulkas, mengecek apa yang bisa dia masak, sesekali mengelus perut besarnya yang sudah berusia 7 bulan.

Mengambil sebungkus nugget dari kulkas, menyalakan kompor kemudian memanaskan wajan yang berisi minyak.
Merasa minyak sudah agak panas, doyoung kemudian menggoreng nugget tadi.

"Sayang?"

"Iya, mas kebangun?"

Tampak Yuta yang terbangun dengan rambut yang berantakan dan bertelanjang dada, sedang berdiri di ambang pintu dapur menatap Winwin.

"Kenapa bangun? Masih gelap loh ini" tanya taeil.

"Adek bayinya lapar"

"Sini biar mas aja yang goreng, kamu nggak boleh kecapean"

"Eits, mas duduk, aku cuma goreng nugget bukan kerja yang berat-berat"

Winwin melarang Yuta yang beranjak ingin membantunya.

"Kalau gitu mas yang ambilkan nasinya"

"Ehm, boleh deh" Jawab Winwin setelah berpikir sebentar.

Yuta mengambilkan dua piring berisi nasi dan menaruhnya di meja makan.

Merasa cukup, Winwin mematikan kompor kemudian melangkah ke arah meja makan, membawa sepiring nugget.

Mendudukkan diri di salah satu kursi, menunggu Yuta yang sedang mengambil air minum.

"Ayo makan" Ajak Yuta.

Winwin makan dengan lahap, porsinya juga lebih banyak dari sebelumnya.

Yuta memperhatikan istri nya gemas, karena pipi yang menggembung sibuk mengunyah, ia kemudian mengelap sudut bibir Winwin yang terdapat nasi.

"Makan nya pelan-pelan" nasehat Yuta.

Winwin hanya mengangguk dan mengambil beberapa potongan nugget lagi.

Selesai makan, Yuta mencuci alat makan yang mereka berdua pakai tadi.

Winwin duduk di meja makan memperhatikan punggung milik Yuta, sambil meminum susu hamil yang dibuatnya.

Melangkah menuju Yuta, menaruh gelas bekas susunya di wastafel.

"Mas, aku bantuin ya?"

"Nggak usah sayang, jangan dibantah" Peringat Yuta, saat melihat Winwin membuka mulut ingin membantah.

Dengan cemberut, Winwin mengangguk mengiyakan perkataan Yuta, ia beralih memeluk suaminya dari belakang. Agak susah, karena perutnya yang sudah semakin besar.

"Ayo tidur" Ajak Yuta, menautkan kedua tangan mereka.

Mereka berdua kembali beranjak ke kamar setelah mematikan lampu dapur.

Bersambung.

PERJODOHAN  (RE-WRITE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang