(04) Dragon Palace

17 2 2
                                    


Di tempat yang sama namun di sisi yang berbeda.

"Dia tampan."

"Apa, my lady?"

Seorang gadis berambut merah menopang dagunya. Tatapannya mengarah ke tempat duduk para Pangeran. "Aku tak tahu kalau ada pria yang bersinar selain Pangeran pertama dan Pangeran ketujuh."

"Nona, jangan katakan keras-keras. Semua Pangeran memang sangat bersinar."

"Mengapa aku harus takut? Aku memujinya kalau dia adalah pria tertampan yang pernah kulihat."

Pelayan gadis itu menepuk dahinya. Rasanya dirinya ingin menutup mulut Nona-nya ini.

"Nona, kalau nona berkata seperti itu nanti para tetua akan marah kepada Nona." Sang pelayan berusaha memberi pengertian kepada Nona-nya.

"Kenapa? Karena aku tak bermartabat? Untuk apa aku takut pada Tetua bau tanah itu?!"

JLEB

Si pelayan merasa tertampar. Nona-nya ini benar-benar!

"Aku sudah berubah pikiran. Aku akan mengikuti kompetisi Permaisuri baru!"

"Yak? Anda serius, Nona?"

"Kau pikir aku bercanda? Kamu tidak lupakan kalau aku adalah Putri paling dihormati dari Keluarga Duke Blazez yang merupakan pecahan naga api??"

Pelayan itu menghela nafasnya. Sepertinya ia telah lupa suatu hal.

Bahwa Nona yang ia layani sama gilanya dengan sepupunya, Pangeran kedua.

.....

Chapter 04
Istana Naga

Madeline Aegle, Permaisuri Dragon Empire saat ini kembali ke istananya dengan perasaan campur aduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Madeline Aegle, Permaisuri Dragon Empire saat ini kembali ke istananya dengan perasaan campur aduk.

Permaisuri yang tetap awet muda itu menggigit jarinya. "Tidak mungkin! Ini pasti karena aku terlalu sensitif."

"Sialan, kenapa perasaanku masih tak nyaman sejak melihat anak itu?!"

"Ibu Permaisuri....."

"Haaa, Adriella!" Raut wajah Permaisuri Madeline menjadi cerah setelah kedatangan putrinya.

"Kamu lihat kan, Putriku? Itu pasti kebetulan kan? Tidak mungkin dia----"

"IBUUU." Putri Adriella tersenyum manis. "Tentu saja yang ibu lihat hanyalah prasangka ibu."

Senyum manis dan lembut dari putrinya mampu menenangkan kegelisahan hati Permaisuri. Putri Adriella melanjutkan ucapannya. "Ada satu hal yang ingin aku beritahukan pada ibu."

"Hal apa?"

"Seperti yang ibu tahu aku telah kehilangan kesempatanku karena tidak jadi seorang Saintess-------"

The Prince's Hidden SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang