🦋4-Perasaan🦋

11 7 0
                                    

"Ketika kamu mencintai seseorang, kamu mencintai seluruhnya, dengan segala kelemahan dan kelebihannya."-Leo Tolstoy

*****
Anyyeong yeorobun👋
Selamat datang di dunia imajinasi yang tak terhingga!

Sebelum baca, aku (Pena) izin menyapa ya👋

Terima kasih telah menyempatkan menjelajahi kata-kataku. Selamat menikmati petualangan di dalam halaman-halaman ini!
Salam hangat sahabat pena🖊️

Berikan dukungan⭐️💬 pada penulis untuk terus berkarya🫶🏻

Tata mendatangi Dara yang sedang bersantai di taman belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tata mendatangi Dara yang sedang bersantai di taman belakang. Mengetahui kehadiran sahabatnya Dara memberikan es krim coklat miliknya.

"Makasih," ucapnya seraya memakan es krim itu.

"Lo udah ketemu Fery?"

"Udah,"

"Judes banget sih," Dara menoyor kening Tata.

"Iihh...hari ini gue gak mood banget," teriak Tata frustasi.

"Uhh kacian cahabat acu," Dara terdengar alay.

"Pala lo peyang,"

"Tambah gue ketemu Dion lagi. Iihh apes banget sih hidup gue," Tata kesal dan juga frustasi.

"APA...lo ketemu Dion? Gak bahas daleman lagikan, hhhhh," Dara tertawa mengingat cerita Tata.

"Ck, sialan lo," umpat Tata.

Perut Dara sudah tak bisa di ajak berkompromi lagi.

"Kantin yuk," ajak Dara.

"Ayo,"

Mereka asyik memakan makanannya. Tak sengaja Dion datang.

"Gue pengen duduk di sini boleh?" Tanya Dion.

"Lo gak bisa ya lihat bangku itu masih kosong," tunjuk Tata pada salah satu bangku.

"Gue lihat kok tapi gue mau di sini," Dion langsung duduk begitu saja.

"Yaudah lo duduk kita yang bakal pindah," Dara bersiap mengangkat mangkoknya.

Tata dan Dara hendak berpindah. Tiba-tiba Fery datang.

"Ada apa ini?" Tanya Fery.

"Ini nih mau duduk, padahal bangku masih banyak yang kosong," kesal Dara pada Dion.

"Eh lo ngapain di sini?" Tanya Fery.

"Gue cuma pengen sama Tata," ketus Dion.

Fery marah mendengar itu. "Maksud lo apa-apaan hah. Tata itu cewe gue," teriak Fery.

Dion tersenyum miring. "Lo itu sama kayak gue," setelah mengucapkan itu Dion pergi.

Akhirnya Tata dan Dara bisa makan dengan tenang kembali.

****

Nita dan Dara telah selesai dengan tugasnya. Sungguh melelahkan untuk keduanya.

"Huff...capek juga,"

"Gue juga,"

Brukk...

Mereka berdua mendengar bunyi benda jatuh.

"Apaan tuh," teriak Dara.

"Kita lihat yuk,"

Karena penasaran dengan bunyi itu mereka berdua berjalan mengendap-ngendap keluar kelas.

"DORR," Fery mengagetkan mereka berdua.

"Eh buset anjay,"

"Sialan!" Umpat Tata.

Fery tertawa terbahak-bahak sedangkan Tata dan Dara masih memegang dadanya.

"Kita pulang yuk udah sore," ajak Tata.

"Tunggu bentar gue ambil tas dulu," Dara mengambil tas miliknya dan Tata.

Mereka bertiga sudah sampai di parkiran sekolah.

"Lo naik apa? Mau bareng gak," tawar Tata.

"Gue bakal jemput," tolak Dara.

"Cie udah makin lancar nih pdkt-nya," goda Tata. "Kalau gitu gue balik dulu, bye," lanjutnya.

"Hati-hati,"

"Gue balik dulu sayang," ucapnya pada Fery langsung menuju parkiran.

"Hati-hati,"

Tata sudah meninggalkan sekolah. Sedangkan Dara masih menunggu ojek yang akan ia tumpangi.

"Gak balik?" Tanya Fery.

"Duluan aja," balas Dara. "Lo sendiri gak balik?" Tanya Dara.

"Ya kali gue tinggalin lo sendirian,"

"Gue udah biasa kok," balas Dara.

"Gue takut lo kenapa-kenapa,"

"Yaelah santai aja kali,"

Seandainya lo tau. Batin Fery.

7 menit berlalu...

"Yang jemput siapa?" Tanya Fery.

"Bang ojol," balas Dara.

Dara memperhatikan aplikasinya. Ojol yang ia pesan belum bergerak.

"Ya kok di cancel sih," Dara mengeluh sejak tadi pesananya di cancel terus oleh ojolnya.

"Kenapa?" Tanya Fery.

"Di cancel terus," Dara menghela nafasnya.

"Gue antar lo balik," Fery langsung menggenggam tangan Dara.

Untung saja tinggal mereka berdua jika tidak akan menjadi bahan gosip lagi.

"Entar repotin,"

"Lo nggak repotin, malahan gue senang bisa berdua sama lo," Fery sepertinya tidak sadar dengan yang ia ucapkan.

Dara tak tau maksud dari perkataan Fery. "Beneran gak repotin?" Tanya Dara sekali lagi.

"Beneran, bawel banget sih," balas Fery sambil mencubit pipi Dara.

"Gak usah cubit-cubit juga," Fery hanya terkekeh geli.

"Yaudah ayo," ajak Fery.

Akhirnya Fery mengantar Dara sampai di rumahnya.

"Makasih," Fery hanya mengangguk.

"Kalau gitu gue masuk dulu," ucap Dara meninggalkan Fery.

Dara telah berada di kamarnya. Sungguh melelahkan untuknya.

"Kok akhir-akhir ini Fery aneh ya? Apa jangan-jangan dia sakit. Ahh bodoh, gue mau tidur," monolog Dara.

Tbc.

RUANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang