Perjalanan emosional seorang remaja bernama Tata, yang menemukan dirinya terjebak dalam labirin cinta dan persahabatan yang rumit. Dengan latar belakang sekolah menengah atas, cerita ini memperlihatkan bagaimana hubungan antar karakter berkembang se...
"Satu-satunya kebebasan sejati adalah dalam mencintai. Biarkan hatimu mencintai apa yang itu inginkan."- Bob Marley
Anyyeong yeorobun👋 Selamat datang di dunia imajinasi yang tak terhingga!
Sebelum baca, aku (Pena) izin menyapa ya👋
Terima kasih telah menyempatkan menjelajahi kata-kataku. Selamat menikmati petualangan di dalam halaman-halaman ini! Salam hangat sahabat pena🖊️
Berikan dukungan⭐️💬 pada penulis untuk terus berkarya🫶🏻
Ayo absen dulu asal kota—————————>
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tibalah Tata dan Dara di kafe bernuansa Itali ini. Mereka akan bertemu dengan Fery. Lebih tepatnya Dara ikut karena paksaan dari sahabatnya ini. Andaikan bukan karena terpaksa Dara tidak akan menjadi obat nyamuk diantara mereka berdua.
"Ta, gue balik deh yaaa," Dara merasa energinya habis melihat orang-orang.
Tata yang mendengar itu berbalik.
"Lo tau kan gue gak bisa ketemu cowo apalagi cuman berdua doang. Gue Takut bakal diapa-apain lagi," Padahal aslinya Tata seorang badgirl. Melihat ekspresi Dara membuatnya terkekeh pelan melihat penderitaan sahabatnya dikeramaian.
"Ok sebagai sahabat yang baik gue disini. Tapi gue pake headset supaya gak dengar obrolan kalian," Dara langsung mengeluarkan headset dan memakainya.
Tata menoyor kening Dara. "Aduhhh sakit tau," ucap Dara memegang keningnya.
"Bercandaan lo gak lucu, Ra." Tata mengedarkan pandangannya mencari kekasihnya itu.
"No kiding. Telinga gue bakal gue pakein headset supaya gak kecemar," Dara menjulurkan lidah mengejeknya.
Tata merasa jijik. "Lo kira limbah apa,"
Tata mencari keberadaan Fery dan tak sengaja menangkap sosok Fery yang duduk di kursi sambil menyanyikan sebuah lagu.
