Chapter 07

111 23 18
                                    

Keesokan paginya, akibat pertemuan singkat yang terjadi semalam, Wang Yibo bangun dengan senyuman. Awalnya dia terjaga dengan linglung, melihat Song Yi sudah berdandan rapi seperti biasanya. Kemudian dia teringat Direktur Sean dan saran akan konsultasi. Ia pun melompat dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Merasa perlu untuk terlihat rapi dan tampan tanpa alasan.

Song Yi memesan dua cangkir kopi dan menu roti untuk sarapan yang dikirim ke dalam kamar jadi mereka bisa menikmatinya berdua dalam suasana tenang. Saat itu Yibo tidak sabar ingin menyampaikan keinginannya pada sang istri.

"Song Yi, dengar ... aku telah memutuskan," Wang Yibo menjeda sejenak, seakan ingin menciptakan efek dramatis dan tegang, "bahwa aku akan menemui psikolog."

Dia menatap Song Yi dengan mata menyipit, garis mulutnya tampak tegas dan serius.

Wanita itu lumayan tercengang hingga tak bisa berkata-kata untuk beberapa lama. Dia hanya balas menatap suaminya tanpa berkedip.

Keputusan Wang Yibo yang begitu mendadak membuatnya tidak paham apa sebenarnya isi kepala pria itu. Dia begitu sulit ditebak dan berubah-ubah seperti angin.

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu?" Yibo merengut, merasa bahwa kesungguhannya tidak dianggap sebagai tindakan yang tepat dan heroik.

"Ada apa denganmu, Yibo? Pagi-pagi sudah kehilangan akal begini?" komentar Song Yi, masih tidak yakin.

"Aku serius," Wang Yibo menegaskan. Lantas menarik wajahnya dengan kaget demi melihat mata sang istri yang tiba-tiba berkaca-kaca.

"Eh, mengapa reaksimu sangat aneh? Kau malah bersedih alih-alih gembira. Bukankah ini yang kau inginkan?" dia terus mengamati wajah Song Yi.

Wanita itu menyeka mata dengan ujung jarinya dan berkata, "Aku hanya terlalu gembira. Kupikir kau tidak pernah serius ingin memperbaiki hubungan kita atau mempertahankan rumah tangga. Keputusanmu membuatku terharu."

Wang Yibo tertegun sesaat. Dalam beberapa momen tertentu, entah mengapa kadang-kadang ia bisa merasakan bahwa Song Yi tidaklah seceria seperti kelihatannya. Kali ini, kilasan emosi yang murni berkelebat di matanya yang menghilang sebelum ia sempat memahaminya.

"Uh, itu ... kupikir tak ada ruginya memanfaatkan layanan jasa gratis di penginapan unik ini. Apa pun hasilnya, setidaknya aku sudah mencoba, sehingga aku tak akan terbangun sendirian sepuluh tahun kemudian dan bertanya-tanya apakah aku sudah cukup berjuang atau belum."

"Jawaban yang bijak. Jarang sekali kau bicara serius seperti sekarang. Kau benar-benar terdengar seperti pria yang sudah menikah."

Wang Yibo menelan liur. Memang sebelumnya aku terdengar seperti seorang bujangan putus asa dan pecundang payah? Demikian ia membatin, tapi memilih tak menyuarakannya.

"Aku memang bijak dan cerdas. Kau hanya tidak menyadarinya. Baiklah, jadwal janji temu jam sebelas siang ini. Aku akan pastikan semua berjalan lancar."

Saat mengatakan itu, tanpa bisa dipahami bayangan wajah Sean berkelebat di matanya. Senyuman manis terwujud di bibirnya, yang terlihat ganjil di mata Song Yi.

"Aku senang mendengarnya. Besok aku akan melakukan hal yang sama. Mungkin kita berdua akan sama-sama tercerahkan."

Wang Yibo mengangguk. Mengacungkan ibu jarinya. Senyuman masih menghiasi wajahnya yang seketika memudar saat Song Yi bertanya dengan suara yang tenang dan dalam,

"Tapi ... benarkah niatmu tulus ingin memperbaiki hubungan denganku? Atau kau memiliki tujuan lain?"

"Tujuan lain? Aku tidak paham apa yang kau bicarakan."

𝐒𝐩𝐫𝐢𝐧𝐠𝐭𝐢𝐦𝐞 𝐈𝐧𝐧 𝐏𝐚𝐫𝐢𝐬 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐃𝐅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang