BAMAYOR MARVEN

316 46 4
                                    












"Selamat siang, panggilan untuk anak-anak Argetas harap berkumpul di lapangan sekarang. Sekali lagi, panggilan untuk anak-anak Argetas harap berkumpul di lapangan sekarang juga. Terima kasih..."

Ting Tung Tang Ting...

"Sesuai dengan yang Coach bilang minggu kemarin, bahwa bulan depan kalian akan di ikutkan turnamen. Turnamen kali ini gak main-main, tidak cuman anak SMA maupun SMK yang sepantaran dengan kalian. Anak-anak kuliahan juga ada, dan yang pasti lawan seperti mereka itu tidak bisa kalian remehkan. Dan...Marven, mana dia?"

Beberapa anak laki-laki yang tengah berbaris di pinggir lapangan ini saling memandang, membuat Coach Bima menatap anak-anak didiknya dengan bingung.

"Marv--"

"ASSALAMUALAIKUM!!" Pria dengan kepala botak bersih itu menoleh, melihat seorang anak laki-laki berbadan tinggi berlari ke arah kumpulan kawan-kawannya dengan keadaan seragam urakannya.

"Kamu ini! Dari mana, kok bisa terlambat kesini?" Tanya Coach Bima heran.

"Kaya Coach gak tau aja..palingan tidur di mushola anak ini." Yang di tanya hanya diam saja, sedangkan yang menjawab tadi adalah temannya. Sang kawan itu tau kalo sang teman lagi ngumpulin kesadarannya, liat aja tuh muka si anak Batak, kelihatan sekali masih mengantuk.

Dia adalah, Bamayor Marven Panjaitan. Pemuda laki-laki berumur 17 tahun kelahiran Batak ini adalah sosok capten dalam club sepak bola SMA Pargentara yang di nama kan Argetas FC. Sebuah club sepak bola terbaik yang menduduki peringkat pertama dengan poin tertinggi antar SMA/K.

Mencintai bola adalah kalimat yang selalu Marven katakan jika di tanya....apa yang kamu cintai di dunia ini selain Bunda Mawar; Bunda kesayangan Marven yang bahenol itu. Bola dan bola, adalah dunianya Marven.

Sejak dia kecil, Marven ini sudah di kenalkan oleh Ayah nya; Om Gempa..sama dunia bola. Dan klub pertama yang Ayah nya kenalkan itu adalah Real Madrid. Dari Marven kecil hingga sekarang dia tumbuh menjadi pemuda 17 tahun, klub yang sangat Ia cintai adalah klub dari Spanyol itu; Real Madrid. Sangking cintanya dia sama klub satu itu, kamar tidurnya sampe full dengan hal-hal yang berbau Real Madrid. Marven juga punya tatto bergambar logo Madrid di dada bagian kanannya, tatto yang Ia dapatkan saat Ia resmi berumur 17 tahun.

Jika di tanya, sisi mana yang mengharuskan orang untuk senang dengan klub bola asal Spanyol itu? Maka dengan nada tengil dan sombongnya, Marven akan menjawab yang akhir-akhir sering Ia ucapkan,

"Kemarin Madrid baru menang UCL, habis menang UCL...Mbappe masuk lagi ke Madrid, se'menyenangkan itu jadi fans Madrid!! Lo tidur aja senyum-senyum, gak kaya klub sebelah, setiap tidur aja kepikiran...'kapan coba menang UCL lagi!' kaga ada senyum-senyumnya! HAHAHA!"

Sifat tengil, sombong, dan suka menganggu itu sudah sangat mendarah daging dalam sosok Marven Panjaitan itu. Sombong-sombong gitu, si ganteng asal Batak yang tinggal di Bandung ini banyak sekali yang suka. Gimana tidak suka...?

Marven Panjaitan ini punya muka yang sangat-sangat ganteng sekali teman-teman! Sudah gitu, dia tinggi, badannya bagus karna otot-ototnya terbentuk dengan baik, akibat dia memang gemar berolahraga juga. Marven juga punya pundak yang lebar dan yang terakhir adalah Marven memiliki warna kulit yang berwarna tan skin. Padahal waktu Marven bayi, kulit anak itu putih bersih, hanya saja ketika sudah mulai bisa berjalan, kulitnya berubah menjadi sawo matang karna keseringan bermain di panas-panas.

Meski begitu, Marven ini tetap menarik banyak sekali perhatian. Marven itu seperti punya magnet yang menarik orang dengan mudah untuk menyukai dirinya.

Selain tampan, Marven ini juga banyak duitnya. Bukan duit hasil orang tua, justru Marven punya penghasilan karna dia sedari sekolah dasar hingga SMA ini aktif mengikuti turnamen bola, dan dari turnamen itu, Marven sering mendapatkan uang yang sangat banyak.

Punya skill yang bagus dalam memainkan bola, Marven ini dari kecil hingga besar selalu di percaya buat jadi capten. Seperti sekarang, dia di percaya untuk memimpin tim sepak bola asal sekolahnya.

Marven, menoleh dengan asal karna merasa sinar matahari pada siang ini terasa begitu panas, dan tanpa sengaja bola matanya mendapati gadis-gadis Pargentara yang berdiri di depan kelas mereka dan melihat ke arah lapangan.

Dengan genitnya, Marven mengedipkan sebelah matanya pada mahluk hidup yang pokoknya ketangkap aja di matanya. Membuat gadis-gadis jelita di atas lantai 3 sana berteriak heboh.

TUHKAN...

"Nanti malam Coach kirim jadwal latihan kalian, dan surat dispensasi untuk latihan sudah di berikan, jadi sisa penyusunan jadwal latihan kalian saja. Di tunggu hingga malam, kalo tidak malam yaa besok baru di kirim." Ujar Coach Bima kepada anak-anak didiknya.

"Oke, Coach!!!"





























TBC.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang