"Dua bulan satu minggu, gue hitung dengan tepat, lo gak pernah mau ke kantin, keliling sekolah ini, atau apa kek yang penting keluar pas jam istirahat. Plis deh my baby honey.. Kartika Jeyana Putri Bandaharu, keluar dari sarang dan stop bertelur di kelas ini! Pokoknya, jam istirahat kedua nanti, lo angkat kaki dari kelas ini, dan kita berlima harus ke kantin bersama-sama. Jeyana...stop nolep!!" Tidak berniat mengusir atau apa, hanya saja Perly atau biasa di panggil Peyi ini sungguh kesal dengan kenolepan sang teman yang tidak pernah mau keluar dari kelas ketika jam istirahat tiba.
Jika murid lain senang dengan istirahat, maka teman nolepnya ini justru lebih senang dengan jam pelajaran. JAM PELAJARAN DIA BILANG UYY!!! Sungguh, ingin rasanya Peyi lari banting diri sangking gemas nya dengan sang teman. Gila memang, awalnya Peyi ini tidak percaya dengan yang namanya manusia kutu buku atau obsesi dengan pelajaran yang setiap harinya belajar, belajar, dan belajar, tapi ketika melihat Jeyana secara langsung, Peyi langsung percaya dan...Peyi sedikit takut.
"Jangan di paksa, Pey." Jika Peyi punya teman nolep bernama Jeyana, maka Peyi juga punya teman cuek bebek yang irit bicara bernama Wiola. Entah bagaimana bisa Wiola yang irit bicara ini bisa berteman dengan sirkel aneh ini.
Peyi mendelik kesal ke arah Wiola, membuat Wiola mendengus malas dan memilih meletakkan kepalanya di atas meja untuk tidur. Sedangkan di samping Wiola, ada Clara yang menatap Peyi dengan iba, kasihan sekali teman cerewetnya itu harus mengatakan hal yang sama terus setiap bulan, minggu, hari, jam, menit, detik kepada manusia bernama Jeyana itu.
"Iya, Jey. Gue takut lo beneran betelur di kelas ini, plis deh senolep-nolepnya si Aleng, tuh orang juga kalo istirahat keluar dari kelas." Ucap Mawar yang kalo di panggil sama teman-temannya dengan sebutan Wati, kalo kata Peyi sih karna Mawar ini pemain bola, makannya di panggil Wati.
Aleng yang di sebut pun menoleh, menatap ke arah sirkel Peyi. Meski wajah Aleng yang tertutup dengan masker berwarna pink, Wati dapat tau kalo Aleng kebingungan saat namanya di sebut.
"Kerjain tugas lo!" Ketus Wati sambil melototkan kedua matanya ke Aleng, dan pemuda laki-laki bermasker pink itu langsung menunduk takut dan lanjut menulis mengerjakan tugas dari Bu Jamila; guru Bahasa Indonesia yang seharusnya mengajar sekarang, namun berhalangan hadir, maka dari itu Bu Jamila hanya memberikan tugas saja.
Wati menatap kembali Jeyana yang sudah selesai mengejar tugasnya, dan buku tugas itu langsung di rebut sama Peyi yang dengan cepat menyalin jawaban Jeyana. Dasar, sudah di maki-maki akibat belajar terus, giliran begini...?
"Tapi ini seriusly, lo..." Wati menunjuk tepat di wajah Jeyana. "Harus ikut kita ke kantin pas jam istirahat kedua. Kita gak boleh kalah sama geng nya bebek, kita tunjukin kalo sirkel kita jauh lebih gacor!" Ucap Wati dengan tekad penuhnya, lihat aja tangannya sudah keatas dan mengepal kuat.
Jeyana, gadis yang malang...harus ada di sirkel aneh ini. Tapi sesungguhnya, Jeyana ini sangat bersyukur di pertemukan dengan teman-temannya ini, berkat mereka dirinya tidak merasa sendiri seperti masa SD maupun SMP nya. Ada Peyi tukang cerewet, ada Clara yang kemana-mana harus pegang kaca, ada Wiola si cuek irit bicara, dan terakhir ada Wati si kapten bola tim cewek di sekolah ini.
Memang Jeyana ini tergolong manusia yang susah sekali bersosialisasi, dari pada melakukan itu, Jeyana lebih suka sendiri, duduk diam dan membaca pelajaran. Yaa katakan saja Jeyana nolep, memang itu kebenarannya. Ingin perkenalan singkat tentang Jeyana? Boleh..
Perkenalkan nama lengkap Jeyana adalah Kartika Jeyana Putri Bandaharu. Dia adalah anak satu-satunya dari Ibu Kartika Melati dan Bapak Handoko Bandaharu. Gadis cantik berambut sebahu ini lahir di Manado pada bulan Januari, dan Ia duduk di bangku kelas 10 SMA Pargentara.
Memiliki hobi membaca, Jeyana suka sekali membaca. Membaca novel adalah pilihan kedua yang Jeyana sukai, dan pilihan pertama adalah, Ia suka dengan buku tentang dunia kedokteran. Tidak heran mengapa gadis kelahiran Manado ini mempunyai beberapa buku tentang kedokteran di kamarnya.
TRILILI TRINGGGG! TRILILI TRINGG!
Wiola mendengus kasar ketika bell sekolahnya berbunyi, sungguhan deh, bisa tidak bell itu di ganti dengan yang normal aja. Dengan malas Wiola mengangkat kepalanya, melihat Jeyana sudah berdiri tepat di samping Peyi, dan ada Wati juga. Sisa Ia dan Clara yang belum berdiri.
"Yakin mau keluar?" Tanya Wiola sambil berdiri di ikuti Clara yang sibuk berkaca juga.
Jeyana mengangguk dengan senyuman kecilnya, melihat itu Wiola menghela nafasnya. Kelima gadis-gadis cantik ini pun keluar dari kelas, dan Jeyana cukup terkejut dengan keadaan di luar kelas ketika jam istirahat. Banyak sekali anak-anak keluaran, lebih tepatnya ketika kedua mata Jeyana tidak sengaja jatuh pada lapangan lebar di bawah sana.
"Seru kan kalo istirahat di luar! Kamu sih di bilangin gak percaya," Ujar Clara yang sekarang memeluk lengan kiri Jeyana.
Jeyana tersenyum kaku, kini Ia dan teman-temannya mulai menuruni tangga menuju kantin yang ada di lantai dasar. Kelas Jeyana berada di lantai tiga, maka dari itu Ia dan teman-temannya harus menuruni anak-anak tangga ini dulu.
"Wiola sama Peyi tungguin kita di kantin yaa! Kita bertiga sholat dulu, pesenin juga deh sekalian!" Ucap Clara di angguki setuju oleh Wati.
Jeyana sangking nolepnya juga, dia sampe gak berani mau keluar pas jam istirahat kedua untuk sholat. Padahal anak cantik jelita ini salah satu anak yang cukup rajin beribadah, hanya satu hambatannya selain datang bulan, yaitu malu. Aneh memang, padahal orang-orang di luar tidak makan dia juga.
Ngomong-ngomong juga, Peyi dan Wiola itu beragama Kristen, jadi tidak ikut Sholat.
"Iya deh, mau pesan apa?" Tanya Peyi yang masih senyum-senyum. Dia tuh senang, akhirnya teman-temannya lengkap deh ketika keluar-keluar begini.
"Gue lagi mau nasi goreng, minumnya air putih aja. Yang lain?" Tanya Clara melirik Jeyana dan Wati.
"Gue masih agak kenyang, jadi beliin jajan aja, nih duitnya." Ucap Wati lalu mengeluarkan dua puluh ribu dan di berikan kepada Peyi.
Kini semuanya menatap Jeyana, sisa gadis Manado ini saja yang belum berbicara ingin memesan apa.
"Ak--"
BUGH!
"HAYO MARVEN, PALA NYA ORANG KENA WOY!!"
TBC.
Sorry banget, harusnya up kemarin, tapi Lily kemarin cukup sibuk banget ges😭😭😭 jadi sempatnya sekarang. See u next chp kawan-kawan🤍🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVEN
Teen Fictionselain kecanduan dengan dunia bola, sosok anak muda kelahiran Batak bernama Bamayor Marven Panjaitan ini juga kecanduan dengan sosok gadis cantik bernama Kartika Jeyana Putri Bandaharu.