menyelamatkan Pione (2)

120 99 8
                                    

Sebelum baca, follow dulu yuk akun Instagram aku
@yukimizu66

❄️Terimakasih sebelumnya and happy reading❄️

░Y░o░n░k░y░_░c░a░n░

Jantung Falore berdetak tak beraturan, nyaris keluar dari rongga. Ini bukan pertama kalinya Falore membidik diatas dahan pohon. Namun yang membedakan kali ini target bidikannya bukanlah hewan buruan. Melainkan adiknya sendiri.

"Pione... Semoga berhasil."

Zlap!

Falore melepaskan tali busur dari tangannya. Mollie melesat bersama anak panah itu dan mendarat tepat di lengan kanan Pione. Falore berhasil dalam sekali percobaan. Mollie merekatkan dirinya pada lengan Pione dengan lelehan tubuhnya.

"Yosh Berhasil!" Falore bersorak.

Falore mengubah busur panahnya menjadi tongkat sihir seperti sedia kala. Ia melompat dan berayun diantara pepohonan berusaha mendekati serigala yang membawa Pione.

"PIONE! KAU BISA MENDENGARKU?" Falore berteriak sekencang-kencangnya.

"AKU TAHU KAU BISA!! DENGARLAH PIONE! AKU DAN KAU AKAN MELAKUKAN PERTUKARAN TEMPAT! APA KAU SIAP PIONE?"

Falore mendaratkan kakinya setelah posisinya dan serigala itu dirasa sudah cukup dekat. Dia harus segera bergerak cepat sebelum terlambat. Tebing itu sangat terjal dan mengerikan. Pione menjadi bahan rebutan serigala-serigala yang mengejar dibelakangnya. Jika serigala yang membawa Pione terpeleset dan terperosok, sudah dipastikan Pione akan bernasib serupa.

Falore mulai mengatur napasnya. Tongkat sihirnya hanya tertuju pada satu titik, yaitu Mollie. Mollie yang menempel di lengan Pione. Falore menarik nafas dalam-dalam sebelum melepaskan mantra.

"RAVELION MIROUSE!!"

Tepat setelah mantra itu diucapkan, posisi Falore dan Pione ditukar. Kini Falore yang berada di mulut serigala dan Pione berada di atas dahan besar tempat Falore sebelumnya berada.

Serigala besar itu tak kuat menahan perubahan berat badan mangsanya secara tiba-tiba. Ia kehilangan keseimbangan yang mengakibatkan hewan itu terperosok kebawah tebing bersama Falore.

Tubuh Falore berguling-guling menghantam bongkahan bebatuan tajam. Darah segar segera mengucur membasahi wajahnya. Pakaiannya pun menjadi lusuh dan bagian sikunya robek. Namun dia tidak peduli dengan hal itu. Segera dia bangkit mencari keberadaan Pione karena cedera yang dialami adiknya lebih parah darinya.

Falore mencabut Mollie yang melekat di lengan kanannya. Juga mencabut anak busur yang menusuk tubuh Mollie.

"Kerja bagus sobat!" Falore tertawa sambil meringis kesakitan.

Sementara Pione terduduk lemas diatas dahan pohon besar, berusaha untuk tetap sadar. Dia mencengkram batang pohon itu dengan kuat. Bocah malang itu kehilangan banyak darah menyebabkan tubuhnya lemas dan kurangnya asupan oksigen menuju otak. Akibatnya Pione merasa pusing dan perlahan kehilangan kesadarannya. Cengkraman Pione mulai melonggar. Dia melihat Falore sedang berlari kearahnya sambil meneriakkan sesuatu yang tidak bisa dia dengar. Setelah itu, Pione benar-benar kehilangan kesadarannya. Tubuhnya melorot dan meluncur bebas.

"MOLLIE SEKARANG!!!" Falore melemparkan Mollie kearah Pione yang akan jatuh. Tubuh Mollie mengembang seperti kasur, siap menangkap Pione. Tubuh Pione terpantul-pantul beberapa detik dan akhirnya berhasil mendarat sempurna diatas trampolin darurat.

"Tepat waktu. Kau hebat Mollie!" Falore tersenyum lega. Telat beberapa detik saja, tubuh Pione akan jatuh ke tanah dan berguling sebelum akhirnya ditelan oleh jurang yang gelap.

Frozen TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang