TBOT : PROLOG

9 3 0
                                    

“Kamu nginap di rumah mama dulu ya, papa ada kerjaan di luar kota,”

Terkesan hanya seperti kalimat perintah biasa, tetapi berhasil membuat senyum seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun merekah indah kala itu.

Manusia yang dia sebut sebagai papa telah memberikannya izin untuk tinggal bersama mamanya setelah sekian lama. Sebenarnya, papa tidak pernah marah jika dia menginginkan untuk tinggal di rumah mama, hanya saja, selama seminggu kemarin dia tengah sibuk mempersiapkan diri sebagai perwakilan turnamen matematika tingkat sekolah dasar untuk sekolahnya. Mau tidak mau, anak laki-laki itu, harus merelakan waktu kunjungan ke rumah mamanya hanya untuk belajar.

Dia sudah berjanji kepada kedua orang tua dan kakak perempuan cantiknya untuk membawa piala kemenangan dari perlombaan itu. Maka, dengan senang hati dia akan mengusahakannya, demi membuat mereka semua bangga.

Mama dan Papanya pisah rumah sejak awal tahun lalu, tidak tahu pasti apa penyebab mereka pisah rumah, dia hanya mengetahui sebatas pasir halus, jika kedua orang tua mereka sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Mungkin, perkiraan inilah yang lebih logis karena memang butik milik mamanya sangat jauh dari rumah papa, sedangkan dari rumah mamanya yang baru, hanya membutuhkan sekitar lima menit saja untuk sampai ke sana.

“Om Tino, tolong anterin aku ke rumah mama ya, karena hari ini aku mau tidur di sana,” titah anak laki-laki itu kepada supir pribadi papa dengan nada penuh semangat. Bisa dilihat dari binaran mata kecoklatan miliknya yang terpancar menggemaskan.

Tino tersenyum ramah sambil mengelus puncak rambut anak majikannya pelan, “Baik, laksanakan tuan muda.”

Kendaraan yang sebelumnya sempat berhenti akibat mengangkat panggilan telepon dari majikannya, kini kembali melaju dengan kecepatan sedang membelah jalan kota Jakarta yang mulai ramai.

Senyuman manis terpatri kala mata kecoklatan milik anak itu memandangi gedung-gedung tinggi yang telah berdiri kokoh sejak lama. Meskipun udara di ibu kota tidak sesejuk di desa, tetapi sore ini lebih berbeda dari sebelumnya. Dia merasa, hari ini ibu kota sedang bahagia. Ralat, bukan ibu kota, melainkan dirinya yang terlewat senang.

Kursi penumpang di belakang telah dipenuhi oleh hadiah kecil, piala, bahkan rangkaian bunga yang diberikan oleh guru dan teman-temannya karena dia berhasil memenangkan juara pertama di turnamen matematika tingkat sekolah dasar di tahun ini. Senang, tentu saja, janji yang telah dibuat sudah dia tepati dengan kemenangan hari ini.

Tidak membutuhkan waktu lama, mobil tersebut memasuki halaman rumah sederhana yang berada di tengah ibu kota. Di sekeliling rumah itu terdapat bunga bunga yang tumbuh dengan sempurna, bahkan serangga berterbangan dari bunga satu ke bunga lainnya demi untuk bertahan hidup.

“Tuan muda, kita sudah sampai di rumah nyonya,” ucap Tino setelah berhasil mematikan mesin mobil yang dibalas anggukan oleh anak laki-laki itu, “Makasih om Tino,” Dia berucap terima kasih, kemudian meraih piala kemenangannya dan turun dari mobil menuju pintu utama rumah.

Kaki kecilnya melangkah tidak sabaran, sesekali hampir terjatuh akibat tidak bisa menopang tubuh mungilnya, Tino hanya menggeleng heran dari dalam mobil melihat tingkah anak kedua majikannya yang sangat aktif, berbanding terbalik dengan kakak perempuannya yang lebih banyak diamnya.

“Mama, aku datang.” ucap anak laki-laki itu setelah mengetuk pintu beberapa kali, namun tidak ada sahutan sama sekali dari dalam.

Rumah ini tampak sepi, seperti tidak berpenghuni. Perlahan, namun pasti, pintu utama itu terbuka lebar akibat sedikit dorongan darinya. Kaki mungilnya melangkah lebih dalam, tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Biasanya, di waktu sore seperti ini, mama duduk di sofa yang tidak jauh dari pintu utama untuk bersantai bersama kakak perempuannya, namun kemana semua orang pergi? rumah ini tampak kosong atau mungkin sang mama masih sibuk di butik? sedangkan kakak perempuannya tertidur di dalam kamarnya, sepertinya itulah alasan yang tepat untuk saat ini.

THE BATTLE OF TRUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang