Kalau kata pepatah "cinta pertama seorang anak perempuan adalah ayah nya" bisakah mala membantah kata-kata itu?
Tahun demi tahun mala lewati bersama paman dan bibi yang merawat nya dengan baik, melimpahkan kasih sayang perhatian dan waktu yang bahkan tidak pernah dia dapat kan selama 7 tahun bersama ayah nya. Dia memiliki sepupu bernama Jirayut Afisan yang terkenal di thailand setelah mengikuti acara dangdut di salah satu siaran televisi di Indonesia.
Saat mala ber umur 14 ia harus kembali mendapatkan kenyataan pahit bahwa dila dan beni meninggal dalam kecelakaan saat akan ke bandara untuk menjemput jirayut. Ia selamat dalam kecelakaan tersebut dan jirayut memeluk nya saat di rumah sakit bersyukur saat mengetahui mala masih selamat dan bersyukur atas itu.
"Yang penting aku masih ada harapan" kata kata yang terucap dari jirayut membuatnya benar-benar berharga. Ia senang karena jirayut tidak menyalahkan nya atas kematian orang tua nya.
Kini usianya 16 tahun jirayut memutuskan untuk membawanya kembali ke indonesia untuk menyekolahkan nya di sana karena jirayut akan lebih banyak pekerjaan di sana. Karena tidak tahu akan pergi kemana jirayut membujuk mala agar mau tinggal kembali bersama ayahnya.
Penolakan terus di ucapkan oleh mala. Tentu saja kenapa tidak? Mala hancur hanya karena obsesi ayahnya terhadap anak laki-laki hingga membuangnya. Tapi sekali lagi mala harus mengalah didepan jirayut ia tidak bisa terus membantah perkataan sepupunya itu dan hanya bisa menurut.
Jirayut mengantarkan nya ke rumah ayah nya. Ayahnya menantinya di depan rumah dengan senyuman bahagia setelah 9 tahun ia akhirnya bisa kembali menatap wajah putrinya. Setelah sampai mala menatap dingin ayahnya, dan menghindari pelukan yang akan di berikan oleh ayahnya.
Jirayut mencium punggung tangan roni dan memberi isyarat kepada mala agar mencium telapak tangan ayahnya juga. Ia hanya bisa menurutinya.
Jirayut berpamitan dan pulang ke thailand untuk mengurus beberapa urusan. Hening.
Hening adalah kata yang cocok untuk saat ini karena mala samasekali tidak membuka suara atau sekedar menanyakan kabar ayahnya. "Bagaimana kabar mu, nak?"
"Baik"
"Ayah rindu mala, mala rindu ayah tidak?"
"Ayah buang mala"
Deg!
Hanya 3 buah kata tapi benar-benar menyakiti hati ayahnya, tapi mala tidak salah ia benar. Roni menatap mala dengan tatapan penuh penyesalan. "Dimana ibu dan adek?" tanya mala
"Adik mu... "
"Dia bukan adik ku!" ucap mala memotong ucapan ayahnya.
"Ayah tahu... Dia sudah meninggal setahun setelah kamu pergi" ucap roni.
Mala tersenyum sinis tanpa menanyakan pun ia sudah tahu kenapa ibu tirinya pergi. "Ayah turut berdukacita atas meninggalnya paman dan bibi mu"
Roni kembali menatap mala dan memegang bahunya. "Ayah mengerti mala masih marah sama ayah, ayah minta maaf"
Mala mengabaikan kata kata ayahnya dan bergegas pergi ke kamarnya. Ia membuka pintu kamar nya, masih sama seperti saat terakhir ia meninggalkan kamarnya bedanya lebih rapi namun sedikit berdebu. Mala memutuskan untuk membersihkan kamar nya dan berbaring diatas ranjang.
Lega. Ia menatap dinding ia tidak melihat satupun wajah masa kecilnya ia tidak heran kenapa itu terjadi wajar saja dia bukan anak yang diinginkan ayahnya dulu, ia menatap meja belajarnya dan melihat beberapa mainan robot-robotan kecil mainan yang dulu ayahnya berikan.
Ia membuka lemari dan mengambil sebuah baju kecil dan tersenyum miris, andai ibunya tidak meninggal mungkin ia bisa hidup lebih baik.
Ia membuka laci nya dan mengambil sebuah buku yang sangat berdebu, ia meniup nya membersihkannya. Membuka lembaran demi lembaran dan membaca tulisan tangannya, tulisan jelek dengan harapan indah di dalamnya. Ia terus membaca hingga menemukan harapannya yang paling dia harapkan dulu.
"Aku berharap semoga ayah sayang sama mala"
Mala kembali tersenyum dan pada faktanya kini harapan itu berubah ia berharap tidak pernah menemui laki-laki seperti ayahnya.
Mala berjalan dan menatap cermin besar didepan nya ia menatap dirinya sendiri dari ujung rambut hingga kaki ia mengamatinya dengan seksama. Ia bangga tumbuh sebagai anak gadis yang baik berkat paman dan bibinya.
Pikirannya teralihkan pada perkataan ayahnya di masa lalu. Ia menatap tajam cermin dan mulai bergumam sesuatu, "akan aku berikan sesuatu... "
"... Sebuah luka lama"
Malam pun tiba mala turun ke bawah untuk mengambil air di dapur, ia mendapati ayahnya sedang memasak dan menatap nya. "Makan?"
Mala menggelengkan kepalanya dan minum. "Aku nggak lapar, aku harus membeli alat tulis sepatu dan tas" ucapnya
Ayahnya hanya mengangguk pelan. Mala bergegas pergi meninggalkan ayahnya di dapur.
Setelah mala pergi roni menatap hidangan di meja dan tersenyum ia bersyukur walaupun mala tetap bersikap dingin setidaknya mala tidak mengabaikan keberadaannya. Ia menyesal dengan perbuatannya di masa lalu. "Maaf" gumamnya. "Ayah gagal... "
Skip time
Mala memilih beberapa set baju karena dia hanya membawa sedikit baju saat pulang ke rumah ayahnya. Fokusnya teralihkan pada seorang anak laki-laki dia memakai masker hitam tinggi putih benar-benar tipe nya. Diam-diam mala mengambil gambar nya dari kejauhan dan tersenyum puas. "Gue harus dapetin dia"
Mala kembali fokus pada pakaiannya ia juga membeli beberapa set baju laki-laki sepatu dan topi ia juga membeli beberapa set baju seragam sekolah menengah atas.
Ia juga membeli beberapa persediaan camilan untuk dimakan di waktu luang dan beberapa jenis buah karena dia suka buah, membeli beberapa set gaming seperti keyboard baru dan headphone.
Setelah puas berbelanja mala pulang ke rumah dan merebahkan dirinya di ranjang.
.
.
.
.
.
"Aku akan mewujudkan keinginan ayah untuk mempunyai anak laki-laki, bukankah ini keinginan ayah sejak dulu"
.
.
.
.
.
DONE YA!!!! GIMANA NIH CERITA NYA BAGUS GA? BAGUS? NGGAK? BAGUSIN AJA YA SOALNYA NGIDE NYA CAPE DARIPADA DIPENDAM....
BTW KALAU KALIAN SUKA JANGAN LUPA VOTE DAN TULIS PENDAPAT KALIAN MENGENAI PART INI JANGAN LUPA MENINGGALKAN JEJAK
GOOD BYE AND God Bless you
KAMU SEDANG MEMBACA
beautiful boy
Fanfictiondimana mana mah cewek cantik cowok ganteng lah ini?! cowok cantik? gimana gimana? ga salah tuh? ya nggak lah tapi jangan salah paham dulu ya. PERINGATAN KERAS!! CERITA INI BUKAN UNSUR BL OR GL SEMUA YANG SAYA TULIS BERDASARKAN IMAJINASI SAYA TIDAK B...