Roni menyiapkan sarapan di meja ia memasakan masakan kesukaan mala. Ia juga menyiapkan susu dan menata meja dengan rapi.
Suara langkah kaki dari anak tangga menarik perhatiannya, roni menatap nya dan terdiam. Senyum di wajahnya menghilang terganti dengan raut wajah terkejut.
Basmalah gralind putri semata wayangnya turun kebawah dengan menggunakan seragam siswa bukan siswi. Lebih mengejutkan nya mala tampak tidak mempermasalahkan hal itu. "Apa yang... "
Mala menatap roni dan tersenyum melihat reaksi ayah nya. "Ganteng kan?"
Roni tampak masih tidak percaya dan memegang bahu mala dan menatap nya. "Bicara sekali lagi" pinta nya kepada mala.
"Ganteng kan?" tanya mala dengan malas. Roni kini sedikit frustasi dia bingung apa yang terjadi pada putri nya. "Apa ini? Kenapa kamu pake seragam siswa dan suara kamu? Kenapa kamu buat buat?" banyak pertanyaan muncul dalam otak roni yang membuat nya semakin stress
"Aku jadi laki-laki" jawab mala dengan enteng. Mala berjalan menuju meja makan dan memakan roti panggang. Roni duduk didepan mala. "Oh iya satu lagi nama aku Nanda Alvaro bukan mala"
Roni masih diam tidak percaya ia menatap kembali putrinya dan berpikir tentang apa yang sebenarnya telah terjadi? Kesalahan apa lagi yang telah dia perbuat?
Roni mengantarkan mala pergi ke sekolah barunya dan mulai berbicara dengan kepala sekolah.
Setelah itu datang wali kelas dan mengantarkan mala ke kelasnya. Mala sampai dikelasnya dan menarik perhatian seluruh murid dikelasnya, bukan karena ketampanan nya tapi karena wajah baby Face nya.
"Eh itu cowok?"
"Baby face amat muka nya"
"Iya weh kek bayi"
"Dia ga pernah jerawatan?"
Mala mengabaikan pertanyaan pertanyaan yang terdengar di telinga nya dan mulai memperkenalkan diri.
"Halo nama saya Nanda Alvaro saya berasal dari thailand dan semoga kita bisa berteman dengan baik"
"Owhhh jadi dia orang thailand"
"Pantesan aja cowok kok baby face amat ya"
"Pake skincare mahal kali"
"Dih banci kali"
Mala kini kita sebut saja nanda mencari tempat kosong namun dia terpaku pada seorang siswa yang tidak asing baginya, yup! Laki-laki yang dia temui di pusat perbelanjaan. Dia melihat bangku sebelahnya kosong jadi memutuskan untuk duduk disebelahnya.
Setelah itu Nanda mengikuti pelajaran dengan nyaman dan fokus namun jantung nya tidak bisa berhenti berdetak dengan tenang ia merasa gugup bisa duduk dengan orang yang dia sukai.
Setelah bell istirahat berbunyi nanda mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan teman sebangku nya. "Gue Nanda nama lo?"
"Raden rakha lo bisa panggil gue rakha"
Nanda mengerutkan dahi nya merasa tidak asing dengan nama itu tapi ia membuang jauh pikiran nya itu dan berpikir mungkin ini hanya perasaannya saja.
Rakha pergi dengan alasan memiliki urusan lain di organisasi nya lalu tak lama kemudian ada dua orang siswa menghampiri nya. "Sawah di cup" ucap salah satu siswa asal.
"Apaan sih bego sawah di cup, maaf ya dia emang gitu, konyol" ucap siswa berkacamata. "Oh iya nama gue eby dan yang konyol ini namanya afan"
"Hai gue Nanda"
"Gue tau kok kan udah perkenalan di depan sana" celetuk afan
Nanda hanya cengengesan. "Eh kok lu bisa akrab ama tuh bocah" tanya afan sembari memakan permen lolipop. "Bocah yang mana?" tanya balik Nanda.
"Yaelah mungkin maksud si afan itu ama rakha" jelas eby.
"Oh dia gue tadi cuma kenalan doang sih emangnya kenapa?"
"Beuh eby! Jelasin by jelasin" afan berbicara sembari menepuk-nepuk bahu eby. "Ikh! Iya sabar dong"
"Jadi rakha itu ketua OSIS dan organisasi kedisiplinan siswa terus dia juga siswa berprestasi makanya dia di hormati disini, pokoknya jangan sampe lo terkena masalah sama dia atau nggak lo bakal kena skors"
"Wah, seseram itu ya"
"Nah iya, btw kantin yuk abis itu kita nongkrong laper nih nih" ajak afan. Ebi afan dan Nanda pergi ke kantin dan pergi ke belakang sekolah untuk hanya sekedar duduk duduk di kursi. Afan mengeluarkan bungkus rokok dan memberikan satu untuk eby dan menawarkan nya untuk Nanda. "Nggak makasih gue nggak ngerokok" tolak nya dengan senyuman kurang nyaman.
"Ah cemen lo liat noh eby dia ngerokok kenapa lo nggak" tanya afan. "Gue masih 16 tahun lagi pula merokok kan merusak kesehatan dan untuk 18 tahun ke atas"
"Tch, persetan"
Afan mendekati Nanda dengan senyuman mengejek "gue kasih tau lo kalau lo lagi ada masalah stress rokok itu bisa menghilangkan itu semua" afan menghembuskan asap rokok pada wajahnya
Eby hanya tertawa. "Udah lah fan kasian Nanda batuk-batuk gitu lagian ga semua orang merokok, Nanda ga salah kitanya aja yang bandel"
Afan kembali duduk dan menikmati rokoknya tak lama kemudian terdengar sebuah teriakan dari belakang mereka.
"LAGI NGAPAIN KALIAN? NGEROKOK LAGI?!"
Afan eby dan Nanda ter sentak lalu memutuskan untuk lari dari sana sebelum orang itu menangkap mereka. Setelah sampai Kelas afan dan eby memakan permen karet dan menyemprotkan parfum ke badan mereka untuk mengurangi aroma rokok yang ada.
"Kalian udah sering ya?" tanya Nanda
"Iya, tapi nggak pernah ke tangkap tenang aja"
Afan masuk kedalam kelas dan eby masih sibuk dengan parfum nya. "Lo emang asli Thailand?" tanya eby
"Bukan gue asli Indonesia cuma gue besar disana"
"Kenapa?"
"Panjang ceritanya ribet hehe"
"Oh yaudah, masuk ke kelas yuk"
Eby dan nanda masuk ke dalam kelas dan mulai belajar dengan tenang
.
.
.
.
.
"Lo ngerokok juga?" tanya rakha. "Nggak gue nggak ngerokok". Rakha menatap bangku eby dan afan "gue tau mereka sering merokok tapi gue belom bisa nangkep mereka" Nanda mengangguk pelan
.
.
.
.
.
GIMANA NIH? MAKIN SERU ATAU SERU BANGET? CERITANYA MAKIN MENARIK KAN? BIAR GA BINGUNG JADI KALO DISEKOLAH ITU NANDA DAN DIRUMAH JADI MALA TAPI MEREKA TETEP SATU ORANG.
PAHAM NGGAK SIH? PAHAM YA
SEKIAN DARI CERITA INI SEMOGA KALIAN BAHAGIA SELALU DAN WASSALAMUALAIKUM
KAMU SEDANG MEMBACA
beautiful boy
Fanfictiondimana mana mah cewek cantik cowok ganteng lah ini?! cowok cantik? gimana gimana? ga salah tuh? ya nggak lah tapi jangan salah paham dulu ya. PERINGATAN KERAS!! CERITA INI BUKAN UNSUR BL OR GL SEMUA YANG SAYA TULIS BERDASARKAN IMAJINASI SAYA TIDAK B...