Devi berjalan mendekati nanda setelah bell istirahat berbunyi dengan sebuah kotak bekal di tangannya. Dia tersenyum saat meletakkan kotak makan itu "untuk Nanda" ucap devi.
Nanda menatap kotak makan itu "terimakasih" ucapnya sembari membuka kotak makan itu. Rakha menatap Nanda membuka kotak itu ikut penasaran dengan isi di dalam nya, itu adalah bakpao.
"Buatan lo?" tanya rakha dan Devi hanya mengangguk pelan "gue pertama kali bikin itu, gue tadinya mau isi pake daging cuma kebetulan daging di rumah gue abis jadi gue pake isian udang" . Nanda dengan bersemangat memakan bakpao itu.
Saat sedang memakan bakpao itu tiba-tiba Nanda merasakan sesuatu yang aneh dia merasa dada nya sedikit sesak dan merasakan sesuatu yang salah di tenggorokannya. Nanda berlari keluar dan memuntahkan bakpao yang sedang dia makan. Rakha dan Devi panik melihat itu dan mengikuti Nanda keluar.
Nanda masih merasakan sesak bahkan dia hampir tidak bisa bernafas, wajah dan tubuhnya mulai memerah ruam. Rakha dan devi berinisiatif membawa Nanda ke rumah sakit dengan mobil Devi. Saat di perjalanan rakha menelepon wali kelas mereka dan meminta izin untuk mengantarkan Nanda ke rumah sakit.
Sementara itu eby berjalan setelah dari kantin dia berjalan sendiri karena afan ada latihan futsal untuk pertandingan minggu depan. Pikiran nya benar-benar tidak fokus sedari pagi tadi, antara Nanda dan tidak waras kali ini eby tidak bisa membedakan kedua hal itu karena menyatu dalam satu pikiran nya. Eby menatap ke sekelilingnya mencari seseorang, ia menunggu seseorang di luar ruangan club sastra.
Ia memainkan jari-jarinya tidak sabar menunggu ia tidak peduli dengan hukuman yang akan dia dapatkan ketika telat masuk jam pelajaran nanti. Sekitar 20 menit akhirnya club sastra bubar dengan sabar eby berdiri saat orang yang ia tunggu keluar ia langsung menarik nya. dia adalah raden raha daniswara atau kerap disapa raha, kakak dari eby.
Eby menariknya kembali masuk ke dalam ruangan club sastra yang kosong, raha menatap nya bingung. "Ada apa?"
"Ini gawat, gue udah nggak waras"
"Nggak waras gimana?"
"Gue suka sama seseorang"
"Letak ga waras nya?"
"Dia Nanda, dan dia adalah siswa dia cowok!"
Raha terkejut dengan pengakuan adiknya dan memegang keras pundak nya. "Lo sadar kan? Lo nggak salah?"
Eby menggeleng kan kepalanya dan raha menepuk dahi nya. "Lo cowok dia cowok lo gila ya?"
"Gue juga bingung matanya Nanda tuh beda banget gue rasa gue gila deh gimana kalo gue ke psikolog atau psikiater besok"
"Setuju"
Dan kini kembali dengan keadaan Nanda. Rakha dan Devi duduk dengan tidak tenang memikirkan keadaan Nanda, Devi merasa sangat bersalah karena ia benar-benar tidak tahu kalau Nanda alergi terhadap udang. tak lama kemudian roni yang mendapatkan kabar dari wali kelas bahwa Nanda masuk ke rumah sakit langsung bergegas pergi dan melihat rakha dan Devi. "Ada apa ini kenapa anak saya bisa sampai ke sini?" tanya roni dengan panik.
"Ini salah saya om, saya nggak tahu kalau Nanda alergi udang" ucap Devi menunduk. "Om tenang aja soal biaya rumah sakit udah aku bayar, maafin Devi"
Roni mengangguk dan mulai memahami situasi nya ia tidak menyalahkan Devi atas kejadian itu karena ia memang tidak tahu.
Roni menatap rakha. "Kamu rakha kan? Temennya mala dulu?" rakha mengiyakan dan tersenyum ramah. "Udah lama om ga liat kamu gimana kabarnya?"
"Baik om"
Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan pasien. "Keluarga dari pasien nanda? Bisa ikut saya ke ruangan?"
Dokter dan roni pergi. Rakha dan Devi pergi masuk ke dalam kamar Nanda dan melihat kondisinya. "Yo" ucap Nanda dengan senyuman konyol.
"Lo ga papa kan nan ada sakit-sakit?" ucap Devi khawatir sembari memegang Nanda.
"Gue ga papa kok tenang aja" ucap Nanda menangkan Devi yang panik. Devi menatap Nanda dan memeluknya ia menangis.
Rakha cukup bosan melihat drama ini memutuskan untuk keluar dan duduk disamping roni. "Kamu sudah tahu?" tanya roni.
Rakha terdiam sejenak. "Ya" jawabnya dengan singkat, pandangannya lurus ke depan.
"Ini salah om" ucap roni menunduk. Rakha tidak menanggapinya dan hanya terdiam ia menyandarkan punggung nya pada dinginnya kursi tunggu rumah sakit. "Sesuatu yang sudah terjadi biarlah terjadi, setiap orang memiliki kesalahan dan semuanya ada balasannya"
Roni mengangguk ia sedikit malu karena telah dinasehati oleh anak berusia 17 tahun. "Om sedang merasakan balasan itu sekarang"
"Tapi mala nggak bisa melakukan hal ini selamanya om"
Diam sejenak dan rakha menarik nafas beratnya. "Dia harus mengembalikan identitas asli nya"
"Dia perempuan bukan laki-laki" tambah rakha serius.
"Om percaya sama kamu, om malu untuk meminta nya"
"Om nggak masuk?" tanya rakha dan di jawab dengan gelengan dari roni.
Rakha kembali ke dalam dan menatap Nanda ia mendekati nya. "Dev kita harus ke sekolah lagi" ucap rakha.
"Tapi rakh Nanda gimana?"
"Gue bisa jaga diri kok kalian ke sekolah lagi aja" ucap Nanda lalu Devi dan rakha pergi ke sekolah. Nanda kembali sendirian tak lama kemudian roni masuk. "Ayah minta maaf" Nanda menatap datar ayah nya.
"Ini bukan salah ayah"
"Ini salah ayah kamu begini karena ayah"
"Aku hanya alergi ini tidak ada urusannya dengan ayah"
"Kamu masih marah dengan ayah?"
Suasana hening. "Mala?"
"Andai ayah dulu bisa menerima ku sebagai putri mungkin aku tidak akan melakukan hal ini"
"Andai ayah tidak mengusir ku mungkin aku... Tidak akan jauh dari tempat ibu ku mengandung ku"
"Andai saja..."
.
.
.
.
.
"Ayah minta maaf tolong nak kembali menjadi perempuan ayah ingin putri ayah yang dulu bukan yang sekarang, ayah minta maaf ini salah ayah, ayah minta maaf mala"
"Ayah tahu ayah keterlaluan apapun hukuman dari mala ayah Terima tapi bukan ini yang ayah mau, ayah menerima mala sebagai putri ayah, tolong... Ayah benar-benar menyesal"
.
.
.
.
.
HALO BAGAIMANA KABAR KALIAN SEMUA? BAIK-BAIK AJA YA OKE? JANGAN LUPA UNTUK TINGGAL KAN JEJAK KARENA SAYA TIDAK MEMILIKI KATA KATA HARI INI JANGAN LUPA TERSENYUM BAHAGIA BERSYUKUR KEPADA TUHAN DAN WASSALAMUALAIKUM
KAMU SEDANG MEMBACA
beautiful boy
Fanfictiondimana mana mah cewek cantik cowok ganteng lah ini?! cowok cantik? gimana gimana? ga salah tuh? ya nggak lah tapi jangan salah paham dulu ya. PERINGATAN KERAS!! CERITA INI BUKAN UNSUR BL OR GL SEMUA YANG SAYA TULIS BERDASARKAN IMAJINASI SAYA TIDAK B...