BAB 5🥀

60 16 6
                                    

Happy reading readers ✨
*
*
*
*

"Luna bantuin bunda potong sayur!" teriakan lia yang berada di dalam dapur membuat langkah kaki luna terhenti di anak tangan kedua. gadis itu menghela nafas lelah, masih dengan almamater SMA Nusantara yang melekat di tubuhnya lia sudah menyuruhnya memotong sayuran saja.

"bunda Luna mau ganti baju dulu," cicit nya menunduk.

lia mencuci tangan nya dikeran. "sebentar lagi loh ini, kamu tu jangan jadi cewek pemalas luna! masalah ganti baju aja itu bisa nanti!" ketus lia sinis.

Luna menunduk tak dapat melawan, tangan gadis itu sudah terkepal erat disisi roknya, entah mengapa setiap ia ingin melawan lia, gadis itu selalu tak bisa seperti ada yang menahannya agar tak meledak saat itu juga.

"hana pulang bunda!" teriak hana Pricilla dritama si gadis cantik yang menjadi kesayangan sang bunda dan Aluna Layara kayzee dritama si gadis cantik yang sama sekali tak beruntung dalam hal kasih sayang keluarga.

"ehh.. anak bunda udah pulang" lia menyodorkan tangannya ke arah hana dan gadis itu mencium punggung tangan lia bundanya.

"iya bunda.."

lia tersenyum hangat, "kamu keatas gih ganti baju terus turun buat makan ya hem?" ucap lia lembut, ia tak sadar ternyata sedari tadi sudah ada gadis rapuh yang melihat tatapan hangat lia untuk anak lainnya, yah dia Aluna gadis itu tersenyum getir memaksakan agar air mata tak tumpah detik itu juga.

Ia menghapus kasar jejek buliran bening di matanya"Luna juga pengen diperhatikan kaya hana bunda" gumamnya tersenyum getir, di umurnya yang baru enam belas tahun luna sendiri sudah harus menahan paitnya keluarga broken home yang selalu memaksanya untuk hidup mandiri dan tidak bergantung pada siapapun, "ayah, Luna sendiri disini hiks" gadis itu kembali mengusap kasar bulir bening yang seperapa keraspun dirinya tahan tak akan bisa, karna buliran bening itu akan tetap turun bersamaan dengan luka batin yang sulit dijabarkan dengan kata-kata.

*
🥀🥀🥀
*

"ka"

"hem?"

"gue kangen ayah, gue pengen ke makam dia" ucap luna setelah sekian lama mematung menatap kosong keluar jendela. Andra terdiam, laki-laki itu melirik adiknya yang masih setia mematung dengan pandangan kosong kosong ke arah luar.

Andra menghela nafas panjang, "kapan?" tanyanya.

Luna menatap balik kaka nya andra yang juga tengah menatapnya, "ntar sore" andra menganguk,  "ok, tapi ada syarat nya" laki-laki tampan itu tersenyum misterius, Luna menaikan satu alisnya tanda bertanya," lo harus pulang bareng gue besok" gadis itu terdiam.

"Bisa yang lain aja gak ka? Gue gak mau kalo kita satu mobil besok" Ucap Luna mengalihkan perhatiannya ke arah jendela.

Andra menarik nafas kasar, "ini syarat nya kalo Lo gak mau yaudah gue gak bakal ngantar dan nemenin Lo ke makam ayah!" Tukas andra bersedekap dada sembari melirik cemberut ke arah adiknya.

Aluna menatap datar, apakah ia harus menerima tawaran itu? Tapi jika Luna menerimanya, ia harus ikut satu mobil dengan Andra sampai tujuan dan Luna tak menginginkan hal itu terjadi, bisa jadi riwet tu urusannya kalo berita tentang Andra dritama yang turun bersama seseorang gadis tak di kenal luna bisa-bisa digebukin oleh fens fanatik kakanya! Yang kemarin saja Luna masih terbayang-bayang.

Gadis itu heran sebegitu banyaknya fens kakanyan itu dan sialnya hampir semua adalah kalangan wanita?!

Tidak! Tidak! Ia mengelengkan kepalanya guna menghilangkan berbagai bayang-bayang buruk di otaknya, "Gilak!" Andra melirik datar, "siapa yang Lo bilang gila hah bocil!" Laki-laki itu menarik pipi adiknya gemas.

Luna menatap tajam, "bisa gak sih Lo ka jangan main nyubit pipi gue! Lo pikir gak sakit apa!" Omel Luna mengusap pelan bekas cubitan Andra di pipinya yang memerah.

Laki-laki di hadapannya hanya terkekeh kecil, tangan besar andra beralih mengusap lembut pipi Luna yang memerah berbentuk bekas cubitan, "maaf, Lo juga yang salah siapa suruh Punya pipi kaya bakpau!"

Luna memutar bola mata malas"andai bisa minta request sama Allah udah gue request ka! Sekalian ni keluarganya!" Ucap Luna memelankan suaranya diakhiri Kalimat.

Andra terdiam sedetik kemudian senyum tipis tercetak jelas di wajah tampannya, "udah, Lo gak boleh gitu ini takdir Allah Lo gak bisa minta main di ubah na," Andra mengusap lembut pucuk kepala Luna yang kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca

aiss Andra salah bicara sial!

"Ayolah jangan nangis, Lo jadi jelak tau!" Ledek Andra mencairkan suasana, Luna hanya mengangguk malas sembari mengusap jejak air mata yang entah sejak kapan sudah mengalir di pipinya.

Andra tersenyum sendu mengingat perlakuan Lia yang begitu kejam kepada adiknya yang tak tahu menahu akan kesalahan di masa lalu, laki-laki itu kemudian mengubah senyumnya menjadi senyum tipis "Lo boleh pergi ke makan ayah dan gue yang bakal temani" Aluna menatap Andra yang juga menatap ke arahnya, "gratis, gak pake syarat" lanjutnya tersenyum kecil.

Luna tersenyum cerah secerah matahari pagi saat ini, gadis itu memeluk kakanya erat " makasih- Makasih kak!!"

Andra tersenyum, "iyaa sama-sama"

***

Tiga belas menit sudah Aluna dengan setelan baju kasual Bergerak gelisah ditempatnya berpijak, berulan kali gadis berambut sebahu itu mengecek jam yang melingkar indah di pergelangan tangan kanannya dengan perasaan kesal, "kemana sih ni orang lama banget" ucap nya cemberut, gadis itu berjalan masuk kembali ke gerbang depan guna menunggu Kakanya Andra, iya Andra?! Laki-laki yang jika sudah bersiap-siap lamanya nauzubillah melebihi cewek!

"Ka! Buruan cepat! Diluar panas tau gak?!" Teriaknya sembari melirik ke arah dalam rumah.

"Iya sebentar, Astagafirullah!

Gadis itu menatap datar ke arah laki-laki yang mengenakan hodi coklat"lama banget siapanya, kek cewek aja Lo" ucap Luna melengang dulan ke arah mobil Andra yang terparkir rapi di bagasi luar.

"Lo juga cewek na" jawab Andra pelan yang masih bisa didengar oleh gadis yang berada di sampingnya, Luna melirik tajam, seketika itu juga Andra menelan ludah tercekat laki-laki itu nyengir kuda memperlihatkan deretan gigi rapi nan putih.

"Tatapannya biasa dibuat bisa aja gak?"

"Gak bisa!"

Andra tersenyum kaku, jujur saja jika Luna dalam mode seperti ini gadis itu akan lebih menyeramkan dari pada singa loh.

Laki-laki itu tersenyum paksa, "terserah Lo aja deh na, ngalah gue"

TBC
*
*
*
*
Sempatkan vote 🔔

Semesta Untuk Aluna [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang