Sepanjang perjalanan pulang, baik Earl maupun Elea sama sekali tidak ada yang memulai pembicaraan. Ya, pada akhirnya Elea berhasil menahan Belle untuk tidak meluapkan amarah pada Earl—walau Belle sama sekali tidak mau keluar kamar ketika Earl berkata akan berpamitan pada sahabatnya itu. Elea tahu Belle kesal karena ia menuruti permintaan Earl untuk pulang ke rumah mereka. Tetapi Elea tentu memiliki alasan. Elea tidak mau membuat kedua mertuanya curiga dengan keputusannya yang menginginkan sebuah perpisahan.
"Kenapa kau tidak memberitahuku jika sudah kembali?"
Gerakan Elea yang akan membukakan pintu seketika terhenti dan menoleh ke arah Earl yang ternyata sedang menatapnya serius. Untuk kali pertama selama Elea mengenal Earl, ia bisa melihat sorot kekesalan di sana.
"Ibu berbicara panjang lebar mengenai kepulanganmu, dan aku hanya seperti orang bodoh yang akhirnya memilih berbohong hanya agar tak membuat ibu curiga dengan hubungan kita." Earl berusaha menahan suara kekesalannya. Ketika ibunya menelepon tadi—dengan omelan karena membiarkan Elea pergi ke supermarket sendirian, pun tidak memberitahu kepulangan wanita itu—tentu saja Earl benar-benar terkejut. Pada akhirnya, Earl hanya bisa meminta maaf dan berbohong dengan mengiyakan semua kalimat yang dikatakan Elea pada sang ibu.
"Aku memiliki urusan penting dengan Belle, jadi kupikir ingin menyelesaikannya dulu sebelum kembali ke rumah. Aku benar-benar tidak menyangka bertemu ibu di supermarket tadi." Elea berujar tenang. Berusaha tidak menanggapi berlebihan kekesalan Earl saat ini.
Earl membuang napas kasar. "Lain kali, tolong berkordinasi-lah denganku lebih dulu. Aku tidak ingin dicap sebagai suami yang tidak mempedulikan istrinya sendiri," ujarnya dengan nada serius.
Sekalipun hatinya merasa miris karena ucapan itu, kepala Elea tetap saja mengangguk pelan. Setelahnya, keduanya terdiam sesaat sampai suara Earl kembali terdengar—kali ini sudah lebih bersahabat.
"Maaf karena tadi aku terkesan marah, tapi sebenarnya aku hanya kesal. Ibu mengomeliku cukup lama, dan itu menyebalkan," cerita Earl sambil menyandarkan punggungnya di kursi kemudi. "Bagaimana kabarmu? Kuliahmu selesai dengan baik?"
Elea tertegun sejenak. Sikap Earl yang satu inilah yang membuat Elea tak mampu membenci pria itu. Karena Elea tahu, di luar pengkhianatan yang Earl lakukan dalam pernikahan mereka, Earl adalah pria baik. "Ya, semuanya berjalan baik. Kau juga terlihat jauh lebih baik dari terakhir kali kita bertemu." Ada nyeri yang tak mampu Elea jelaskan saat mengatakan kalimat terakhirnya. Karena Elea yakin jika kepergiannya justru menjadi kebahagiaan bagi pria itu.
Earl menanggapi dengan tertawa ringan. Terlihat bahagia, dan Elea tentu menyadari itu. Elea menatap Earl dalam, berusaha menyelami rasa bahagia dari pancaran kedua mata itu. Detik selanjutnya, Elea menundukkan kepala mengulas senyum tipis saat untuk kesekian kalinya menyadari jika keputusan yang diambilnya adalah yang terbaik. Elea tak ingin lagi menjadi alasan dari hancurnya kehidupan seseorang.
"Ayo, turun. Kau harus segera beristirahat. Besok malam kita akan ke rumah ibu dan menghabiskan akhir pekan di sana."
Kepala Elea mengangguk, lalu turun dari mobil mengikuti langkah Earl masuk ke rumah. Tetapi langkah Elea terhenti ketika sekelebat ingatan tentang apa yang didengarnya saat baru sampai di rumah ini, kembali mencuat. Kepala Elea perlahan menoleh pada Earl yang juga tiba-tiba berdeham dan tidak melanjutkan langkah menaiki tangga—menuju kamar utama, yang adalah kamar mereka.
"Ng... kamar kita sedang acak-acakan. Pemanas air di sana juga sedang rusak dan aku belum sempat meminta orang untuk memperbaikinya. Lagipula, beberapa hari ini aku meliburkan para pelayan karena—"
"Tak apa-apa. Aku akan tidur di kamar bawah saja," potong Elea dengan seulas senyum memaklumi.
Kepala Earl mengangguk kaku. "Baiklah, segera istirahat. Aku akan tidur di ruang kerjaku," ujarnya, sambil membawa koper milik Elea ke kamar bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Easy on Me
General FictionSong Series #6 You can't deny how hard I have tried I changed who I was to put you both first But now I give up Go easy on me, baby [Easy on Me - Adele] "Kali ini, aku akan membebaskanmu, Earl. Selamanya." "Selamanya?" "Ya. Aku akan menghilang dari...