5. Wang Yibo's Disappointment

242 36 3
                                    

Happy Reading
───────•°•❀•°•───────


Setelah Cheng Xiao diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Xiao Zhan terlihat menjadi lebih pendiam dibandingkan biasanya. Beberapa kali, pria manis itu kedapatan melamun dengan tatapan kosong. Membuat Wang Yibo khawatir akan kondisinya tapi gengsi untuk menanyakan secara langsung.

Ya, keduanya masih belum berbaikan walau tidur dan tinggal di bawah atap yang sama.

“Jika pikiranmu sedang kalut, lebih baik beristirahat saja di kamar. Memasak sambil melamun itu berbahaya. Kamu akan celaka jika tidak konsentrasi.”

Wang Yibo mode kecewa memang sedikit tsundere. Padahal aslinya khawatir Zhan kenapa-kenapa tapi tetap saja, ia lebih mengedepankan ego.

Sementara itu, Xiao Zhan yang tengah menjadi objek kekhawatiran Wang Yibo terperanjat kaget ketika mendengarkan teguran sarkas yang keluar dari mulut prianya. Ia terkejut bukan main hingga tangannya tanpa sadar menyenggol panci panas yang berisi sup.

“Akhhh!”

Tanpa komando, Wang Yibo berlari secepat kilat. Tubuh ramping Zhan ditarik menjauh agar terhindar dari tumpahan sup panas.

“Lihat! Inilah yang akan terjadi kalau kamu tetap saja nekat memasak tapi pikiranmu tidak berada dapur, Zhan!”

Yang dibentak hanya menunduk menatap lantai. Xiao Zhan tak berani mengeluarkan suara sedikit pun, bahkan untuk meringis sekalipun. Ia takut Wang Yibo akan kembali memarahinya.

Sadar bahwa dirinya sudah sedikit keterlaluan, Wang Yibo segera melembutkan pandangan begitu pula dengan nada suaranya. Egonya ditekan untuk saat ini. Ia tak sampai hati melihat belahan jiwanya mati-matian menahan tangis.

Hubungan mereka memang sangat buruk sejak kejadian di rumah sakit beberapa waktu lalu. Ia yang masih kecewa atas perkataan Xiao Zhan saat itu memilih untuk bersikap dingin pada sang kekasih. Namun, meskipun demikian, itu tak berarti bahwa Yibo tak lagi peduli. Di balik sikap dinginnya, ia tetap memperhatikan pria manisnya secara diam-diam.

“Maaf, aku tidak bermaksud memarahimu,” sesal pria tampan itu.

Ini memang bukan pertama kalinya mereka bertengkar tapi ini menjadi kali pertama Yibo meninggikan suara pada Xiao Zhan. Pada pertengkaran-pertengkaran sebelumnya, pria tampan itu lebih banyak mengalah. Hingga masalah yang dihadapi tidak berlarut-larut seperti saat ini.

Terbata-bata Zhan ketika menjawab, “Ti-tidak apa-apa. I-ini memang salahku.”

Wajah yang semula menunduk diangkat ke atas. Wang Yibo benar-benar tidak bermaksud meneriaki belahan jiwanya. Ia hanya emosi sesaat karena pria manisnya hampir saja celaka akibat keteledoran pria itu sendiri yang melamun ketika sedang memasak.

“Jangan ditahan kalau memang sakit. Tidak apa-apa. Aku tidak akan marah lagi.”

Nyatanya, Xiao Zhan masih menahan diri. Kepalanya menggeleng-geleng kecil.

“Ya sudah kalau begitu. Kita ke kamar, ya ... lukanya harus segera diobati agar tidak infeksi.” Yibo melirik lengan kekasihnya yang terkena luka bakar.

“Ko-kompornya,” cicit Zhan dengan suara kecil yang nyaris seperti bisikan.

Wang Yibo mengangkat sebelah alisnya. Tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan pria manis di sampingnya.

“Apa? Kamu bilang apa?”

Tangan yang tidak terluka terangkat, menunjuk ke arah depan di mana letak kompor berada. “Kompornya masih menyala,” ucap Zhan lebih jelas.

Wang Yibo mengikuti ke mana telunjuk ramping itu terarah. “Tunggu di sini, aku akan mematikannya.”

Setelah perkara kompor selesai, pria tampan itu lantas menggendong Xiao Zhan naik ke lantai dua. Di tengah perjalanan, keduanya berpapasan dengan Jessica yang baru saja keluar kamar.

After That Night (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang