01. A Little Girl from the Nyx Family

21 3 0
                                    

Aku Elena, putri tunggal keluarga Nyx. Keluarga kami merupakan salah satu keluarga bangsawan. Penduduk sekitar sangat menghormati keluarga Nyx karena ayahku merupakan seorang pemimpin di wilayah kami. Saat aku masih kecil, aku sudah bertemu dengan banyak bangsawan lain, termasuk keluarga inti kekaisaran.

Keluargaku menyekolahkanku di Northwest Teem de Royal School, sebuah sekolah ternama di kekaisaran saat aku berusia 5 tahun. Hingga dua tahun kemudian, aku keluar karena menjadi "manusia terpilih".

Manusia terpilih tidak diwajibkan untuk menuntut ilmu, sebab tugas utama mereka itu membasmi monster dan melindungi yang lain. Tidak ada waktu untuk belajar. Sebenarnya, aku juga tidak mau bersekolah. Untung saja aku keluar. Setidaknya, aku sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung. Pengetahuan lain pasti akan kuketahui sendiri nantinya, kan?

Ayahku juga seorang manusia terpilih, dia masih aktif bekerja bersama kekaisaran. Pada awalnya, ibuku tidak menyetujui aku ikut memburu monster bersama ayah untuk pertama kalinya. Tentu saja karena aku masih sangat muda, takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun, ayahku bersikeras meyakinkan ibuku bahwa dia akan melindungiku. Akhirnya, aku diizinkan ikut bersama ayah.

Saat itu, aku hanya bisa memanggil satu senjata, Indigo Demon Knife. Sebuah pisau yang membuatku mendapat skill pertamaku, Vengeful Stab. Skill itu muncul karena aku yang bingung bagaimana cara untuk mengalahkan boneka latihan di depanku. Setiap harinya, aku hanya asal menusuk seluruh tubuh bonekanya, hingga ayahku menghentikan. Dia terkejut melihat boneka yang sudah koyak dan berlubang karena tusukan brutal dari pisauku. Kata ayahku, aku memiliki kelebihan pada kecepatan tangan.

Bersama ayahku dan tiga orang temannya, ini pertama kalinya aku akan menghadapi monster sungguhan. Kami pergi ke hutan yang tak terlalu jauh dari istana. Aku satu-satunya anak perempuan kecil di antara pria dewasa di sini. Sebenarnya, ayahku juga ingin membawa pasukannya. Namun, katanya sudah tidak terlalu banyak monster yang tersisa di dalam hutan tersebut. Jadi, dia hanya mengikutsertakan teman-teman yang sangat ia percaya.

Dari awal masuk hingga satu jam berlalu, hanya ayahku dan teman-temannya yang membunuh para monster yang menampakkan diri. Aku ingin membunuh beberapa, tetapi ayahku selalu melarangnya. Dia bilang, itu terlalu besar, terlalu kuat, aku disuruh membunuh monster kecil saja. Namun, belum ada satu pun monster kecil yang muncul. Monster yang terlihat rata-rata berukuran lebih tinggi dariku.

Sampai tibalah kami di sebuah dungeon tersembunyi dalam hutan yang cukup lebat ini. Salah satu teman ayahku mengusulkan pendapat kami harus masuk ke sana. Ayahku dan yang lain setuju, dengan syarat jika bertemu monster yang terlalu kuat, kami langsung mundur.

Akhirnya, kami masuk ke dalam dungeon. Aku selalu di samping ayahku, dia menggenggam erat jari jemari kecilku. Sedangkan, aku memperhatikan jalan yang mulai tampak setelah salah satu teman ayahku menyalakan obor dengan kekuatannya.

Muncul satu monster seukuran diriku, ayahku langsung menyerangnya dengan sihir yang ia miliki. Aku didorong mundur ke belakang.

Ternyata, di sampingku ada sesosok monster, sangat kecil sampai kukira hanya seekor anak kucing tersesat. Aku langsung menusuknya dengan pisauku, sekali tusukan langsung mati. Hei, monster kecil, kau adalah monster pertama yang aku bunuh.

Aku ingin menunjukkannya pada ayahku, tetapi dia terlihat sibuk bertarung bersama teman-temannya. Jadi, aku mengurungkan niatku dan pergi ke sisi lain.

Aku sangat senang, ada banyak monster kecil yang bisa kuhabisi. Satu per satu dari mereka dapat kubunuh dengan sekali serangan.

Saking senangnya, aku membunuh sambil bersenandung ria.

"I kill all the little monsters, little monster, little monster! I kill all the little monsters, with my knife!" ~

I Will Reach the SSS Level at 20!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang