3

6K 204 5
                                    

Coley's POV

Dengan matanya yang sayu dia menatapku lembut dan menciumku perhalan. Lembut sekali.. Akupun membalas ciumannya, kita tidak dapat menahan senyuman diantara ciuman ini. Tangan Sonya menjalari leherku dan mendekatkan kepalaku kepadanya seakan aku hanya miliknya seorang, seakan tidak ingin melepaskanku. Sonya pun berhenti menciumku, dia seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Coley, I love y-"

*KRIIIINGGG*

Aku tersentak bangun mendengar suara alarmku. Ah cuma mimpi, pikirku kecewa. Aku masih ingin melanjutkan tidurku, melanjutkan mimpi yang tadi aku dapat. Tapi aku harus sekolah. Uh im so done with school i need summer break already, gerutuku. Satu satunya hal yang membuatku bersemangat sekolah hari ini adalah Sonya. Ya, dialah penyemangatku. Dan mimpi itu.. kenapa aku bermimpi hal yang seperti itu? Memang akan sangat bagus bila menjadi kenyataan, but its nearly impossible.

*BEEM BEEM*

Kudengar suara klakson mobil yang sepertinya kukenal ini. Akupun mengintip dari jendela kamarku untuk melihatnya, ternyata benar. Sonya. Panjang umur sekali dia. Lalu ia pun masuk setelah membunyikan bell.

Aku yang baru bangun dari tidurku dan dengan rambut yang berantakan ini tersentak kaget saat pintu kamarku terbuka.

"Im sorry, your mom let me in" ujarnya sambil menahan tawa melihatku yang mungkin sedang membuat ekspresi wajah terbodoh yang pernah kubuat

"Its okay haha, just wait here. Aku mandi dulu" kataku

"I'll be right here" jawabnya sambil memamerkan senyum indahnya itu.

●●●

"Jadi, kenapa kamu tidak memberitahu aku dulu kalau kamu mau menjemputku?" tanyaku heran

"Handphone-ku rusak Collz"

"Astaga, are you serious? That thing is 700 dollars worth and it's new, Sonya. Gimana ceritanya?"

"Diamlah Coley, nanti lipbalm-nya berantakan. Aku akan menceritakannya nanti sayang, jadi diamlah karena kita udah terlambat" katanya sembari memakaikan lipbalm pada bibirku. Aku memperhatikannya. Mata, hidung, bahkan bibirnya. I can't believe a girl as flawless as you exist in this world. Dan suaranya, suaranya begitu menenangkan dengan tutur kata yang lembut.. No no no ini masih pagi aku tidak boleh berpikir yang tidak tidak.

Aku dan Sonya tidak begitu banyak bicara di perjalanan. Setelah mendengar ceritanya tentang seorang lelaki yang bernama Gabe, dan tentang handphone Sonya, aku hanya diam. Aku menyukai suasana seperti ini. Tenang. Akupun sesekali menggenggam tangan Sonya dan kita saling tersenyum satu sama lain. We would be so cute together, Sonya. batinku.

Sebelum berpisah di hallway menuju kekelas kita masing masing, aku mencium pipi Sonya. Dan sekilas aku melihatnya tersenyum. Cutie!! aku menjerit dalam hatiku.

Hari ini berlangsung sangat membosankan. Aku menunggu Sonya keluar dari kelasnya. Diapun muncul

"Im so bored can i just stay at your house for the rest of the day?" pintaku

"Tentu saja Collz, lets go"

"Ah wait. Trenton gimana?" tambahku

"Biarkan saja. Aku lagi bertengkar dengannya. Lagi pula aku ingin berdua sama kamu aja hari ini"

Oh my God. Sonya.Ingin.Berdua.Denganku? Apa ini pertanda kalau dia juga sebenernya.. I mean.. Does she feel the same way? Huft sudahlah. Aku terlalu berharap berlebihan.

Stealing KissesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang