9. Uang bayar paket

280 45 9
                                    

Happy reading all~!

Warning! Typo berterbaraaaan!!

Kak Malva baru saja selesai bersiap-siap dengan pakaian santainya, duduk nyaman di ruang tamu sembari menunggu yang lainnya bersiap-siap.

Tap

Tap

Langkah kaki yang terdengar bergegas ditangkap oleh pendengarannya. Kak Malva membalikkan badan, adik bungsunya itu menggunakan Hoodie abu yang menutupi seluruh wajahnya.

"Mau kemana, dek? Bukannya sekarang mau jemput bang Nana ya?" Tanyanya.

Yang ditanya pun memberhentikan langkahnya, menatap sang kakak dengan gerak gerik gelisah.

"J-jia mau pergi sebentar, kak.. hari ini Jia nggak bisa ikut jemput bang Nana ya?" Jawab Jia gugup.

"Loh? Emangnya Jia pergi kemana?"

"Ada kerja kelompok, kak! Yaudah.. ini Jia udah ditelpon.. assalamualaikum!" Pintu tertutup semua setelah si bungsu mengucapkan salam--yang bahkan belum kak Malva jawab sendiri.

"Waalaikumsalam," gumamnya.

Lalu setelah pintu tertutup, pintu kamar Bang Harsa terbuka. Menampilkan dirinya tengah kesusahan menggunakan sepatunya. Lagian, cuma mau jemput Bang Nana pakai sepatu Converse segala. Ribet kan?

Seraya terus fokus dengan sepatunya, Bang Harsa bertanya.
"Itu tadi Jia ya? Mau kemana dia?"

Kak Malva menggeleng tanda tak tahu.

"Yah, kakak mah gituu! Kalo mau pergi itu ditanya, takutnya ketempat yang aneh-aneh.."

"Udah tadi, bilangnya sih kerja kelompok." Jawab Kak Malva acuh. Dirinya kembali menghadap depan dan menyetel saluran tv kesukaannya.

"Oh, tumben.. Biasanya tuh anak nggak mau belajar,"

"Berpikir positif, kan bentar lagi kenaikan kelas.. So, bisa aja dia belajar untuk PAS besok,"

"Iyadeh," Final Bang Harsa. Dirinya duduk dan ikut menonton.

Setelah semuanya siap, mereka pergi berangkat menuju rumah sakit.

༶•┈┈⛧┈♛Jia♛┈⛧┈┈•༶

Di rumah sakit, semua sedang merapikan barang yang akan dibawa pulang kecuali Bang Nana yang masih bermain hp di brankar.

"Minimal bantuin kek, main hp mulu.." Keluh Bang Harsa.

"Pasien adalah raja, diem deh!" Ujar Bang Nana seraya memasang wajah menjengkelkan yang membuat Bang Harsa ingin memukulnya sekarang juga.

"Sabar, sabar.. Huft.."

"Orang sabar disayang Allah, cakep kayak Haechan ensiti, jodohnya spek wonyoung," Lanjutnya.

"Kebanyakan halu!" Sembur Jojo.

Harsa yang mendengarnya memutar bola matanya malas, "iri bilang bosku!"

Drrtt drrtt

Suara dering telepon di benda pipih itu membekukan tubuh Nana. kak Malva yang melihatnya was-was, curiga siapa yang menelpon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Jagoan Kesayangan BunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang