Happy reading all~!
"Na.. Abang minta maaf," lirih Jojo. Lelaki itu sedari tadi duduk ditepi brankar menatap adiknya tulus. Namun Nana enggan menatap balik dirinya.
Nana tidak marah, hanya saja perlakuan bang Jojo waktu itu keterlaluan. Dirinya mati-matian menahan rasa takut dan gelisah yang menghampirinya.
"Iya," jawabnya singkat.
Meski begitu, Nana masih enggan menatap wajah Abang 2 tahun lebih tua darinya. Nana membuang muka kesamping, sementara yang lainnya hanya bisa menatap kasihan pada Jojo.
Nana bukan lelaki pendendam, dirinya hanya perlu waktu untuk memulihkan kondisinya sendiri. Tanpa siapapun. Bahkan kedua tangannya masih bergemetar saat ini, bagaimana bisa ia begitu mudah kembali seperti semula?
"Maaf, Na.."
"Iya." Singkat.
"Abang kelepasan waktu itu, Na.."
"Maafin Abang ya?"
"Bang, Nana udah bilang iya.."
"Nana mau tidur, kalian keluar aja dulu." Pintanya secara mendadak.
Semua hanya bisa menuruti perintahnya, satu persatu keluar. Meninggalkan dirinya sendiri dengan kekosongan dan keheningan.
"Setidaknya ini lebih baik,"
Dalam ruangan kosong dan berbau obat-obatan, Nana hanya bisa mengeluh tentang hidupnya yang sama sekali nggak bikin dia bahagia. Selama ini dirinya hanya berpura-pura terus menerus hingga lupa bahwa dirinya sedang berpura-pura.
Sementara di luar, Nawasena bersaudara terpecah menjadi dua bagian. Yang pertama Kak Malva, Jia, dan Bang Jojo duduk di depan ruangan Nana. Sedangkan Bang Harsa, dan Leo duduk didepan ruangan Kak Raka. Kalau kalian tanya alasannya, maka jawabannya adalah.. Kak Raka drop.
Baru saja setelah keluar dari ruangan, Kak Raka mengeluh pusing dan dada nya sesak untuk bernapas. Sepertinya Kak Raka terlalu banyak pikiran sehingga membuat kesehatannya menurun, apalagi setelah kejadian semalam.
Lalu, terlihat wanita cantik yang sudah tak lagi muda mendatangi mereka yang jaraknya tak terlalu jauh. Wanita itu terlihat sangat khawatir, napasnya tak beraturan.
"Buna!" Panggil Leo. Iya, itu Buna. Buna begitu mengetahui Kak Raka ikut drop langsung meminta izin kepada atasan untuk melihat anaknya. Terlebih lagi, Bang Harsa tadi cerita kalau perilaku Nana berubah nggak kayak biasanya.
"Lele, Kakak kamu gimana keadaannya?"
"Kakak nggak papa, Bun.. cuma perlu banyakin istirahat aja, ituh! Kakak tidur karena pengaruh obat," tunjuknya pada ruangan di depannya. Buna mengangguk, dirinya masuk keruangan berwarna full putih terang.
Terlihat, anak yang lahir setelah si sulung tengah tidur layaknya tak ada beban. Tertidur damai, Buna suka. Kak Raka setidaknya bisa melepas penatnya walau sebentar pada dunia mimpi.
"Kak, kok bisa sampai drop sih, kak? Buna nggak suka lah.. Kakak sakit kayak gini.."
"Rasanya Buna ikut sakit, apalagi adik kamu cerita kalau Nana perilakunya berubah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Jagoan Kesayangan Buna
Разное7 Sayap milik Buna hancur karena ayah. Buna sibuk memperbaiki sayap-sayapnya tersebut hingga lupa, bahwa masih ada banyak orang jahat yang akan kembali melukai ketujuh sayapnya. hingga saat sayap terakhir diperbaiki, Buna memilih untuk menyerah dan...