BONA LOVE STORY

MY HUSBAND (SEOLBO)

Summary: 
Perubahan mendadak pada Kim Bona membuat siapapun orang disekitarnya menjadi kebingungan menghadapinya. Ada apa sebenarnya dengannya?

***

Lee Luda berdiri tepat disamping bosnya yang tengah duduk. Ia menahan rasa pegalnya karena ini sudah hampir setengah jam dan bosnya itu sama sekali belum memerintah apapun selain untuk berdiri disampingnya. Heel yang ia gunakan jelas sama sekali tak membantu dalam kondisi seperti ini. Ia tak tahan lagi, ia harus bersuara meminta ijin untuk lekas duduk jika tidak ingin terjatuh karena kram di kakinya.

"Eu..sajangnim aku..." Baru dia mengeluarkan suara, bosnya sudah langsung memotong. Satu sisi Luda senang akan hal itu, mengingat betapa mood bosnya sama sekali tak bisa diajak kerja sama hari ini. 

"Lee beseo~~~" Potong Bosnya seketika.

"Nde" Ucap Luda menyahuti, dengan raut wajah yg jelas tidak bisa disembunyikan betapa bingungnya dia dengan Kim Bona hari ini. Boss nya itu masih terlihat ceria pagi hari tadi dan seketika menjadi sangat sensitif selepas menghadiri acara jamuan makan siang dengan beberapa pemilik mall, majalah, televisi dan para influencer lainnya.

Bona yang saat ini tengah membuat sketsa baju untuk edisi musim panas itu seketika melempar penanya dengan kesal, ia lalu melipat kedua tangannya di dada, menyenderkan badannya pada kursi, menghela napas panjang dan wajah cemberut.

"Wae?" Tanya Lee Luda dengan pelan dan suara bergetar takut. Sungguh repot jika Kim Bona sudah mode begini. Luda semakin mempererat tablet yg tengah dia pegang ke dadanya, bersiap-siap mendengar bentakan.

"Ini benar-benar menganggu pikiranku" Ucap bossnya itu dengan pelan. Ini suatu kejutan dia tidak membentak marah. Nada suaranya bahkan lebih terdengar seperti bocah yang tengah bingung dan tak mengerti sesuatu. Dia menoleh ke sekretarisnya dengan kedua tangan masih terlipat di dada. Jelas menunjukan dia juga tengah kesal. Luda mengernyitkan wajahnya, ia juga menunjukan wajah yang semakin bingung.

"Aku perlu meminta pendapatmu"

"Tentang?"

Bona menatap serius sekretarisnya yang kebingungan itu. " Apakah menurutmu seorang krystal Jung perlu menyapaku dengan pelukan dan kecupan dipipi? Apakah itu tidak berlebihan?"

Kedua alis Luda berkerut mendegar pertanyaan Bona. Ia terkadang tak mengerti dengan jalan pikiran bosnya itu. "Sajangnim" Akhirnya Luda bersuara dengan hati-hati. "Ini bukan pertama kalinya kau mendapatkan sambutan seperti itu, lagipula dia telah lama tinggal di luar negri jadi menurutkan itu hal wajar. Eumm semacam memang budayanya bukan?"

"Yah!!!"

Nah bosnya itu membentak, Luda sampai melangkah mundur karena kaget. "Wae?"

"Dia bahkan mencium pipi suamiku, apa menurutmu itu hal wajar?" Nada Bona jelas naik 2 oktaf dari bentakannya tadi. Bona seketika mengalihkan wajahnya dari Luda, sekarang ini terdengar memalukan. Apalagi kini sekretarisnya itu jelas menahan tawa. 

"Hal itu yang membuatmu tidak karuan dari tadi?"

"Diamlah Lee biseo" Bona lantas menyembunyikan wajahnya diatas meja. Ini memalukan tapi percayalah hal itu sangat mengusik pikirannya. Jangan tanya ada apa sebenarnya karena dia sendiri bahkan bingung ada apa dengannya.  Bona tau itu hanyalah kecupan sapaan, dan bukan pertama kalinya juga ia melihat sapaan seperti itu mengingat dirinya yang bekerja di bidang fashion dan Kim Seola suaminya itupun bekerja dibidang dunia hiburan sebagai sutradara. Tapi biasanya suaminya itu lekas menolak halus dan hanya menerima jabatan tangan. Jadi ada apa dengan kecupan tadi? Apa karena ini kyrstal jung ? Model cantik yang bahkan memiliki karir cemerlang.

"Ayolah!" Luda mencoba mengembalikan mood Bona, salah satu tangannya bahkan sudah memijat-mijat bahu Bona. "Kenapa cemburu dengan hal seperti itu? Suamimu sangat mencintaimu, aku bahkan ragu dia bisa melirik perempuan lain" Lanjut Luda sambil membayangkan bagaimana kakunya Kim Seola terhadap wanita lain. Bahkan dengan dirinya, Seola hanya bersikap seperlunya. Bukan dalam artian ketus, dia benar-benar pria yang terlalu sopan.