Cerai! Haruskah Kita Berpisah? [SeolBo]

1.7K 73 17
                                    

"Ayo Cerai!"

Seola yang saat itu berada di meja kerjanya dengan segala dokumen kontrak para artisnya itu pun secara tiba-tiba menghentikan aktivitasnya. Ia mendongak menatap sang istri yang kini berdiri dihadapannya.

Melihat suaminya yang hanya terdiam menatapnya seperti itu hanya membuat Kim Bona semakin jengkel dan merasa muak dengan segalanya, dia lelah. "Apa kau hanya akan terus menatap ku seperti ini?"

Seola berdeham, mencoba mencari suaranya. "Aku sedang sibuk saat ini, begitu banyak yang harus kuurus. Jadi jangan membuat lelucon seperti tadi. Pulanglah, aku akan lama disini" pria kaku itu lantas kembali sibuk dengan segala kertas-kertas diatas mejanya.

Bona tertawa frustasi melihat suaminya, dan hal itu jelas mendapatkan perhatian dari sang suami. Ketika tatapan mereka bertemu, Bona kembali berbicara. "Ini bukan lelucon CEO Kim terhormat, mari kita berpisah. Minggu depan akan kukirim berkah perceraian kita, kau hanya perlu memberi tanda tangan dan bahkan untuk hari ini kau tak perlu repot-repot untuk pulang, aku tak ingin melihatmu"

"Bona"

"APA!???" Bona membentak, ia semakin marah karena suaminya itu masih bisa menyebut namanya dengan nada tenang.

Seola menghela napasnya. Ia bangkit dari kursinya. "Ada apa sebenarnya?"

"KAU MASIH BERTANYA PADAKU?"

"Lalu apa yang harus kulakukan? Kau tiba-tiba meminta bercerai, aku...."

Belum sempat Seola melanjutkan, Bona yang menangis menghentikan ucapan Seola. Istrinya tersebut kini telah berlutut dilantai dengan wajah yg tertutup oleh kedua tangannya. Isak tangisnya semakin terdengar. "Aku tak sanggup lagi, ini menyiksaku"

Seola berjalan mendekat kearah istrinya dan ikut berlutut, dia membuka kedua tangan Bona untuk dapat melihat wajah Istrinya tersebut yang tengah menangis. Jantung Seola berdetak cepat seiring ada rasa menyakitkan seolah ada hantaman keras yang menimpanya. Ia selalu tak bisa untuk melihat Bona menangis, namun kini istrinya itu menangis begitu hebat dengan tatapan menderita.

"Kau serius ingin berpisah?" Tanya Seola, suaranya begitu tenang. Namun, andaikan saja Bona tau dibalik ketenangan yang dimiliki suaminya tersebut, ada sosok pria yang menangis.

Bona mengalihkan tatapannya, rasanya ia semakin ingin menangis melihat Seola begitu tenang. Buru-buru Bona mengelap air matanya, namun sama sekali tak menjawab pertanyaan Seola.

Seola menghela napasnya, dan terduduk dilantai. Ia kembali menatap Bona. "Apakah kau akan bahagia bila kita berpisah?" Tanyanya namun entah kenapa bagi Bona itu terdengar semakin menjengkelkan, pertanyaan yg seakan meremehkannya.

"Tentu aku akan bahagia!"

"Dan Yeonjung?"

"Dia bahkan tak dekat denganmu, kita berpisah atau bersama, apakah ada bedanya? Aku bahkan tak ingat kalian berbicara lebih dari 3 menit, walau dia anakmu, dia anak kita!!!"

Seola mengalihkan tatapan dari Bona, ia seketika hanya menunduk menatap lantai kantornya. "Baiklah, ayo bercerai!" Seola bangkit berdiri, ia lantas kembali berjalan kearah mejanya.

Bona menohok melihat itu. Ia ikut bangkit berdiri "Hanya itu yang ingin kau ucapkan?"

Seola tak menatap Bona, ia fokus kembali dengan segala kertas-kertas di mejanya. "Lakukan apapun yang membuatmu bahagia, hanya itu yang bisa kulakukan. Jika tak ada lagi yang perlu dibicarakan, kau bisa pergi. Aku perlu mengurus ini"

"Ya kau benar" Bona mengepalkan kedua tangannya diam-diam, menahan semua kemarahannya. "Aku akan lakukan semua yang membuatku bahagia, dan kau lakukan saja semua ini..." Bona terdiam untuk melihat sekeliling ruang kerja Seola. "Urus saja semua ini, hanya semua ini kan yang membuatmu bahagia"

BONA LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang