Lelaki berkacamata

75 0 0
                                    

Melihat kamu pertama kali rasanya aku seperti dibawa ke masa depan untuk hidup bersama kamu.
Aku tidak tau dari mana rasa ini mulai ada?, entah bagaimana aku bisa suka sama kamu.

Aku Athala Lily Mahendra mahasiswa semester akhir, yang sibuk menyiapkan diri untuk skripsian dan menyelesaikan mata kuliah yang belum lulus atau belum di ambil pada semester ini dan disini lah aku menemukan kamu.

Hari ini aku dan teman aku lagi sibuk menyusun jadawal kelas yang mau diambil semester ini.

"La... coba dong kamu email ke jurusan, tanyain kita itu bisa ngak ambil mata kuliahan tambahan"

Kata temanku yang sedari tadi sibuk melihat buku alur mata kuliah. Dia sangat sibuk sedari tadi karena kami sudah memasuki semester akhir.

"Okey, Naila cantik."

Aku segera membuka ponsel dan mengirim email ke jurusan menanyakan hal tersebut.

"Belum di balas Nai, lama ini mah."

"Sabar atuh."

Aku dan Naila lanjut menyusukan alur mata kuliah kami hingga sore.

Sambil sesekali aku mengecek hanphone ku siapa tau ada balasan dari kampus.
Dalam keheningan, Naila tiba-tiba mengajak aku nonton film di bioskop sore ini.

"Athla, ada film baru ayok kita nonton"

"Sekarang?.

"Ia La... ayok siap-siap."

Setelah Naila balik ke kamarnya aku langung menuju kamar mandi dan bersiap.
Setelah selesai, Naila ke kamar ku dia sudah sangat cantik menggunakan baju pink yang lucu.

Naila Aprilia adalah teman aku dari awal masuk perkuliahan.

Aku mengenal dia waktu awal-awal masuk perkulihaan dan ngak tersara kami berdua sudah sangat dekat. Sering di bilang kembar juga sih.

"Aku udah cantik kan."
Kata Naila dengan centil

"Hm!, kamu cantik banget."

Aku dan Naila segera memesan takxi online dan beberapa menit takxi online kami sampai. Aku dan Naila pergi ke mall terbesar di kota tempat kami kuliah.

Saat sampai di mall aku dan Naila mencari makan karena masih ada 2 jam sebelum jadwal film kami mulai.

"La.., aku mau makan mie aja. Kalau kamu?."

"Aku juga mie deh. Kamu pesan Mei aku beli minum ya."

Aku dan Naila pun berpencar. Aku berjalan menuju stan yang menjual minuman teh.

"Mas, es teh lecinya 2 ya."

Belum selesai aku memesan ada suara dari belakangku juga ikut memesan menu yang sama.

"Mas, es teh lecinya 1."

Aku menoleh ke arah suara tersebut dengan muka yang sinis. Dalam hati aku
(Ini orang ngak tau antri apa?, otaknya ngak di pakai atau emang ngak punya ya?).

"Mbak saya duluan ya?, soalnya buru-buruh sayanya"
Kata si pria misterius itu.

"Ngak!.., saya yang duluan. Kamu bisa ngantri kan?."

"Ya udah mbak, jangan ngegas dong.
Saya cuma nanya mbak" (Kata pria itu sambil senyum ke arah saya).

Aku segerah mengambil pesananku yang sudah selesai dan bejalan menuju mejaku. Disana Naila sudah ada dengan makanan kami.

love in silenceWhere stories live. Discover now