06. carry on

188 24 3
                                    

jangan lupa ramaikan part ini
Happy reading
.
.
.
"Kenapa kau ada dimana-mana?" 

Taehyung segera turun dari sepeda yang dikendarainya. 

"Aku segera mengejarmu setelah berhasil mendapatkan sepeda," jawab Taehyung dengan napas ngos-ngosan. Ia mengusap peluhnya yang mengalir deras karena mengayuh sepeda dengan begitu cepat.

"Kenapa kamu ada di kawasan UN Village? Kau menguntitku?" tanya Jennie lagi. Ia begitu heran kenapa pria itu ada di sini.

"Para member akan berkumpul di rumah Yoongi hyung," jawab Taehyung yang membuat Jennie tak bertanya lagi.

"Aku baru tahu kau tinggal di sini. Kau dan Yoongi hyung tinggal di kawasan yang sama. Kalian pernah bertemu?" kini gantian Taehyung yang bertanya.

"Ibuku tinggal di sini," jawab Jennie.

"Lalu, kau mau kemana? Itaewon? Namsan Park?"

"Bukan urusanmu." Jennie segera meninggalkan Taehyung. Ia merasa cowok itu menunda niatnya untuk segera refreshing.

"C'mon Jennie, itu menjadi urusanku karena aku yang akan memboncengmu." Taehyung tak gentar dan terus mengikuti Jennie.

Jennie menghela napas berat. "Aku tidak ingin dibonceng dan berhutang lagi padamu."

"Ayolah, daripada kamu naik bis."

"Aku tidak bilang akan naik bis."

"Kau ingin jalan kaki? Jinja? Serius, lebih baik kamu naik di belakang dan biarkan aku memboncengmu."

Jennie menghentikan langkahnya lalu menatap Taehyung malas. "Kenapa tidak ke rumah --Suga sunbaenim? Para member pasti sudah menunggumu."

"Kesempatan untuk berkumpul di rumah Yoongi hyung akan selalu ada. Tapi, kesempatan bersepeda denganmu itu baru datang dua kali. Jadi, ayo tunggu apalagi Jennie-ya." ucap Taehyung dengan semangat, matanya berbinar-binar menatap Jennie.

Ucapan itu membuat Jennie terhenyak, tetapi senyum tak terelakkan muncul di wajahnya. Akhirnya, dengan sedikit ragu, ia memutuskan untuk naik di boncengan Taehyung.

"Pegangan, aku akan membalap."

"Jangan membuatku meneriakimu dan berakhir kita ketahuan, Taehyung-ssi."

Mendengar itu, Taehyung hanya tertawa riang. Sepertinya, bersepeda bersama akan menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi keduanya, dan sepeda mungkin akan menjadi benda favorite Taehyung ke depannya.

"Jadi kita akan kemana, Jennie-ya?" tanya Taehyung seraya mengayuh sepedanya dengan santai. 

"Namsan Park," jawab Jennie tanpa ragu.

"Kau serius? Ingin berjalan kaki yang membutuhkan waktu bahkan bisa sampai sejam?" tanya Taehyung agak terkejut.

"Aku sanggup, Taehyung-ssi," jawab Jennie mantap.

"Aku tidak meremehkan kesanggupanmu, Jennie-ya. Tapi aku khawatir kamu akan sangat kelelahan setelahnya. Jadwalmu pasti tak kalah padatnya," ucap Taehyung dengan nada khawatir.

Jennie tersenyum, menghargai perhatian Taehyung meski pria itu tidak melihatnya. "Aku akan baik-baik saja. Dan kali ini aku menikmati perjalanan ini bersamamu."

Oh tidak, pikir Taehyung, detak jantungnya berubah menjadi cepat. Dia merasa seperti dipenuhi kehangatan di dalam dadanya, mengalir ke seluruh tubuhnya seperti arus listrik. Ketika kata-kata Jennie menyentuh hatinya, Taehyung merasa dirinya begitu beruntung bisa berada di sampingnya.

Rebel RhythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang