[01]

249 31 2
                                    

𝐅𝐎𝐓𝐎𝐆𝐑𝐀𝐅𝐄𝐑

Flash dari handphone ber-case hitam itu menyala sekali, kemudian terdengar suara jepretan tanda handphone itu berhasil mengambil satu foto. Bohong deh, flash itu 'nyala mati nyala mati' yang berarti sang pemilik handphone tengah mengambil gambar berkali kali.

Siapa objek yang ia gunakan?

Tidak lain dan tidak bukan tentu saja dua anak kembar yang sedang asik bertengkar karena masalah sepele. Itu sudah menjadi makanan sehari hari anggota voli.

Suna Rintarou bangkit, ia melangkahkan kakinya menjauh dari kerusuhan yang dibuat oleh si kembar Miya. Jari jari lentiknya menggeser layar handphone nya, melihat lihat hasil gambar yang ia dapatkan.

Tentu saja galery-nya hampir penuh dengan foto foto aib orang lain, Miya twins adalah pemenangnya. Foto aib mereka berdua itu paling banyak di galery Suna. Kegemaran anggota yang satu itu memang sangat perlu dipertanyakan.

"Hasil fotomu bagus bagus lho Suna." Aran berucap sambil mendekati Suna. Memang benar semua hasil gambar yang diambil oleh suna memiliki kualitas yang sempurna. Objek fotonya saja yang bermasalah.

"Kenapa tidak coba kau gunakan untuk memfoto hal hal yang lebih indah, pemandangan misalnya."

✦✦✦

Perkataan seorang Ojiro Aran selalu muncul bagaikan kaset yang diputar berulang kali di otaknya. Seperti otaknya menyetujui ucapan seniornya itu untuk mengambil objek foto yang lebih waras.

Orang cina itu sedang duduk di kursi taman yang berada dipinggir jalan. Dirinya enggan pulang ke rumah lebih cepat dari biasanya. Haruskah dia menyalahkan seorang kita shinsuke karena membubarkan mereka lebih cepat? Tidak. Si kembar lah yang harus disalahkan.

Jika bukan karena pertengkaran mereka, Shinsuke tidak mungkin memasang ekspresi serius dan berkata "Pergi" kepada seluruh anggota timnya. Ini pertama kalinya ia melihat seorang Shinsuke memasang ekspresi serius seperti itu. yah...memang sering, tapi tidak sampai mengusir.

Ia membuka aplikasi kamera, mengarahkan handphone nya ke sembarang arah, mencari cari objek yang mungkin bisa menjadi salah satu simpanan di handphonenya. Kali ini dengan flash yang mati.

Kamera handphone itu menunjukkan seorang gadis kuliahan. Terlihat sekali bahwa ia adalah seorang mahasiswi. Tau dari mana? entahlah, Suna yang berfikir seperti itu.

Suna mengangkat satu alisnya, kemudian ia dengan iseng mengambil objek itu. Ibu jarinya menekan lingkaran ditengah bawah, dan foto itu berhasil diambil.

Melihat hasil gambar yang ia ambil, Suna diam untuk beberapa detik mengamati hasil foto itu. Terlihat bagus untuk dimata orang yang menyukai orang orang cantik, mungkin jika dimasukkan ke pinterest orang asing itu bisa saja dijadikan visual visual cerita di novel.

"..cantik." Gumamnya tanpa sadar.

Pandangannya beralih untuk melihat kembali visual aslinya. Sangat disayangkan karena orang asing itu sudah pergi entah kemana hilangnya. matanya mengedar ke setiap sudut untuk mencari sosoknya.

Pikiran waras Suna kembali hilang, karena ia langsung saja membuka galery-nya, membuat folder baru yang hanya diisi oleh satu foto yaitu visual mahasiswi itu.

Sebenernya itu adalah hal yang biasa biasa saja bagi Suna, karena ia selalu membuat folder tersendiri untuk aib aib temannya. Yang membuat tidak waras adalah bagaimana Suna memberi nama untuk folder itu.

"le mien"

Entah sejak kapan dirinya bisa menggunakan bahasa prancis, Suna tidak peduli, yang pasti sekarang adalah ia merasa ketertarikan untuk mengambil foto mahasiswi itu lagi, lagi, dan lagi.

Gila.

Tapi itulah kenyataannya.

Dan sepertinya takdir sedang berpihak kepadanya. Takdir bagus untuk Suna tapi tidak untuk mahasiswi itu.

Suna Rintarou kembali dipertemukan dengannya. Kali ini dengan jarak yang cukup dekat. Mereka berdiri bersebelahan menunggu bus bersama sama.

Ada keychain bertulisan [Fullname] di tas ranselnya, sepertinya itu nama mahasiswi itu. Suna diam diam menyeringai, bermodal nama dan satu foto yang ia dapatkan kemarin, mungkin saja ia bisa mendapatkan informasi tentangnya.

"Mimpi indah, mi amor..." Bisik Suna pelan. Seolah menandakan ada bencana baru yang tidak pernah terbesit di pikirannya.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

-Lep
©Leplepnaa

PAPARAZZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang