[05]

101 16 0
                                    

KENALAN?

Pagi ini adalah saat yang tepat untuk jogging. Terlebih tidak ada kelas, membuat [Name] bisa bersantai sepuasnya. Udara segar begitu menenangkan, gadis itu menarik nafas berkali kali karena segarnya pagi ini.

"Ini benar benar hari yang nyaman untuk bersantai,"

Taman kota cukup ramai, terdengar beberapa kendaraan lalu lalang dijalan raya yang lumayan besar. Ada juga anak anak sekolah yang berangkat bersama sama menuju sekolah mereka.

Melihat anak anak itu, [Name] jadi merindukan masa masa dirinya masih menggunakan seragam. Jadwalnya tidak sepadat saat kuliah.

"Permisi."

Nada bicaranya terdengar menyapa, [Name] membalikkan badannya untuk memastikan siapa pemilik suara dibelakangnya. Seorang laki laki yang mengenakan seragam SMA.

"Iya?" [Name] tidak mengingatnya dengan jelas tapi yang ia tau, lelaki inilah yang membantunya mengatasi handphonenya kemarin. "Suna Rintarou kan?"

Mata golden sipitnya itu sedikit melebar seolah olah terkejut baru setelahnya mengangguk mengiyakan perkataan si gadis. "Benar, ternyata kau mengenalku ya,"

[Name] hanya terkekeh canggung sembari menganggukkan kepalanya. "Aku tau dari temenku kemarin.."

"Rasanya tidak adil hanya kau yang tahu namaku," Suna berkata dengan nada menggoda.

"Eh... Ah, iya! Namaku [Fullname]. Terimakasih untuk yang kemarin," [Name] memperkenalkan dirinya sekaligus mengucapkan terimakasih yang sempat tertunda karena Irene langsung menariknya pergi dari Suna setelah ia mengembalikan handphonenya kemaren.

"Tidak masalah, kebetulan aku bisa melakukannya."

✦✦✦

Masa masa pendekatan remaja yang jatuh cinta? Apakah kau mempercayai itu?

Sudah dua jam berlalu semenjak mereka bertemu di taman kota. Sang gadis akhirnya pulang ke rumahnya setelah menghabiskan waktu di warteg dekat taman.

Fokusnya hanya tertuju pada handphonenya. "Kenapa aku menunggu?"

Suna dan [Name] bertukar nomor telepon. [Name] memberikan. nomornya kepada Suna, dan sampai sekarang Suna belum mengirimnya pesan. Mungkin ia sedang belajar, mengingat ia masih SMA tahun kedua.

Unknown number

:: halo, kak?

Suna ya? ::

:: ya
:: sv ya kak"

Suna Rintarou

iya sudah ::
kamu ga belajaran kah? ::

:: jamkos
:: gurunya rapat
:: ini lagi diruang ekskul

oalah ::
semangat, rin ::

"Rin?" Suna terdiam membaca pesan terakhir dari [Name]. Tidak pernah terbesit seseorang akan memanggilnya Rin. "Lucu.."

Seringai terlihat dibibirnya, jantungnya berdebar kencang hanya karena panggilan yang digunakan gadis itu kepadanya. Nickname 'Rin' mungkin bisa saja digunakan siapa siapapun, mengingat samanya adalah Suna Rintarou tapi ia tidak ingin orang lain memanggilnya seperti itu selain [Fullname] seorang.

Hanya dirinya. Hanya untuk [Name].

Ditempat lain, [Name] meletakkan hpnya diatas nakas dan merebahkan diri di kasur empuk kesayangannya. Berada di luar memang menyenangkan, apa lagi angin sejak pagi pagi buta.

Tapi itu membuatnya lelah. Matanya perlahan menutup, nafasnya mulai melambat dan dadanya naik turun dengan lambat. Selamat, gadis itu sudah tidur!

:: Rin... ya kak?
:: lucu juga.

10 detik, Suna menarik pesan yang sempat iya kirim

:: Pesan ini telah dihapus
:: Pesan ini telah dihapus
:: Iya kak

✦✦✦

Mereka jadi sering bertemu. Entah dijalan, di taman, supermarket, atau toko. Memang mereka tinggal di kota yang sama dan mungkin dekat dengan satu sama lain. Tapi, sepertinya pertemuan mereka bukan hal yang kebetulan.

Sayangnya, [Name] bukan tipe orang yang memperhatikan kejanggalan tersebut.

[Name] bukanlah orang yang kepekaannya seperti detektif yang langsung merasa ada yang tidak beres jika mendapatkan sesuatu yang mencurigakan, bukanlah orang yang peduli dengan nasib hidupnya, bukanlah orang yang langsung merasakan jika ia sedang dalam bahaya.

Tapi [Name] adalah orang yang terkadang bisa berfikir kritis, karena itu ia sering mengungkapkan pertanyaan tebak tebakan dari seorang guru, bahkan jawaban yang dilontarkan sang gadis diluar dugaan sang guru. Dan jawabannya logis.

Jadi bagaimana pendapatmu tentang karaktermu yang satu ini?

Jika kau bertanya pendapat seorang Suna Rintarou tentang [Fullname], bahkan disaat ia baru bertemu dengannya sehari pun ia akan tetap menjawab "berarti dia pintar" atau "apapun itu, dia akan tetap menjadi milikku."

Basi.

"Mau sehebat atau sejenius apapun kamu, [Fullname]... Kau tetaplah seekor anak kelinci dimataku."

"Sabar ya sayang... Kau akan menjadi milikku sebentar lagi."

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

©mnamorr

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAPARAZZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang