Itachi duduk dengan sikap tegak di kursi yang nyaman di ruangan Ayahnya. Mata hitamnya yang tajam memperlihatkan kedalaman pikiran yang jarang terlihat. Di seberangnya, Fugaku, ayahnya yang serius dan berwibawa, duduk dengan posisi yang tenang namun penuh perhatian.
Dalam ruangan yang dipenuhi dengan dekorasi mewah dan nuansa yang terasa klasik, suasana menjadi semakin tegang dengan kehadiran keduanya. Fugaku, menatap Itachi dengan tajam.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya dengan suara yang serius, mencerminkan keinginan untuk mendengarkan pembicaraan seperti apa yang Itachi ingin sampaikan.
Itachi, dengan ekspresi yang mendalam dan serius, mengangguk. "Ini tentang masalah kehilangan Sasuke, ayah. Dan ada beberapa hal yang harus ayah tahu," ucapnya tegas, membuat Fugaku semakin memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut Itachi.
"Kalau kau tahu sesuatu, jelaskan sekarang," ucap Fugaku menuntut.
Itachi tidak segera menjawab. Dia menarik napas dalam, mencermati setiap kata yang akan dia ucapkan, sebelum akhirnya mulutnya terbuka untuk menjelaskan semua teori dan dugaan yang sebelumnya dia ceritakan pada Orochimaru.
Fugaku mendengarkan dengan penuh perhatian, wajahnya menunjukkan ekspresi serius dan pengetahuan yang dalam tentang segala hal yang dibicarakan oleh Itachi. Setiap detil yang disampaikan oleh Itachi diserap oleh Fugaku, menciptakan suasana ruangan yang penuh dengan ketegangan namun juga keingintahuan yang mendalam.
Dahi Fugaku berkerut dengan tajam saat mendengar penjelasan singkat Itachi. "Kau pasti?" tanyanya dengan nada yang sedikit skeptis, mencerminkan keraguan dan kekhawatiran yang muncul dalam pikirannya.
"Itachi, kau bilang gadis itu adik kelasnya. Bagaimana mungkin gadis muda sepertinya bisa melakukan tindakan seperti itu?" tambah Fugaku, tatapannya semakin tajam dan mengintimidasi, mencerminkan keinginannya untuk mendapatkan klarifikasi yang lebih jelas.
Itachi tetap tenang saat menjawab, "Itulah kelemahan teori ini, ayah. Namun, ada seseorang yang cukup terkenal di kota kita yang berada di belakang gadis ini."
"Orang yang cukup terkenal," gumamnya.
Fugaku mengulangi kata-kata Itachi sambil mengusap dagunya dengan ekspresi yang mempertegas rasa kebingungannya.
"Siapa?"
"Mei Terumi," ucap Itachi dengan suara yang penuh ketegangan, mencerminkan kekhawatiran yang mendalam atas situasi yang mereka hadapi.
Fugaku tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut dan tidak percaya di wajahnya. Dia mengangguk perlahan, mencoba memproses informasi yang baru saja dia dengar.
"Mei Terumi?" gumamnya pelan, seperti mencari konfirmasi bahwa dia tidak salah mendengar. Namun, melihat wajah Itachi yang tetap serius dan tegang, tidak memberikan ruang bagi keraguan.
Fugaku menatap Itachi dengan ketegangan yang semakin mencekik saat mencoba memahami keterkaitan antara kehilangan Sasuke dengan Mei Terumi. Matanya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam.
"Jadi, maksudmu kehilangan Sasuke ada kaitannya dengan Mei?" tanyanya dengan suara yang terengah-engah, mencerminkan betapa besar dampak informasi tersebut baginya.
Itachi mengangguk pelan, tetap mempertahankan ekspresi seriusnya meskipun merasakan tekanan yang semakin meningkat dari Fugaku.
Tidak bisa menahan emosinya lagi, Fugaku melepaskan kemarahan yang terpendam.
Brak!
"Kau pasti bercanda!" ucapnya dengan suara yang keras, urat-urat kemarahan muncul di wajahnya. Tangannya memukul meja kerja dengan keras, menunjukkan betapa besar kejutan dan kebingungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANDERE ✓
Fanfiction[21+] Dalam obsesinya yang gelap, Sakura benar-benar gila. Dia siap melakukan segala cara untuk memastikan tidak ada wanita lain yang bisa mendapatkan hati Sasuke, bahkan jika itu berarti 'melenyapkan' para wanita tersebut yang sebenarnya tak bersal...