bonchap

236 24 3
                                    

.
.
.
ʘ ̄³ ̄ʘ

Halo guys, maaf atas ketidak nyamanan karna part end nya aku unpublish, padahal point dari akhir cerita kak Jaehyuk sama Zia ada di part itu. Tapi aku bakal persingkat bahwa mereka berdua bakal pisah dan itu kak Jaehyuk yang ngajakin duluan, setelah mereka resmi cerai akhirnya Zia bawa Kinan dan calon anaknya pergi tinggal di luar negeri.

------------

Zia menuntun kedua anaknya menuju rumah yang sudah lama tak ia kunjungi dan bahkan sering kali ia hindari.

Rasanya campur aduk ketika dirinya akan bertemu laki laki yang selama ini telah menjadi pengisi hati serta penaruh luka tersakit yang pernah ada.

Saat ingin memasuki rumah tiba tiba bunda membuka pintu gerbang dan menyambut Zia beserta kedua cucunya. "Hai Zia, Kinan dan kirana?." Sapa bunda antusias saat melihat mereka bertiga.

Dengan sopan Zia memeluk bunda, melepas kerinduan pada seseorang yang pernah memberinya kehangatan. "Kamu apa kabar sayang?" Bunda keliatan seneng campur cemas waktu meluk Zia.

"Zia sama cucu cucu bunda baik baik aja kok, kita sehat semua." Ucap sambil tersenyum hangat.

Kemudian fokus bunda teralihkan oleh kedua cucunya yang sudah tumbuh dewasa menjadi perempuan perempuan cantik. "Halo Kinan, Kirana."

"Bunda mau kemana?." Tanya Zia.

"Bunda mau ke supermarket, izinin Kinan sama Kirana ikut ya? Bunda mau ajak belanja."

"Tapi-."

"Kamu masuk duluan aja, ada Jaehyuk didalam." Suruh bunda pada Zia.

Zia mengangguk sambil tersenyum canggung. Ia memberanikan diri masuk ke dalam rumah saat bunda sudah pergi ke minimarket.

Memejamkan matanya lalu mengatur nafasnya agar tetap tenang, setelah itu Zia masuk ke dalam rumah.

"Zia?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zia?." Seakan kaget saat melihat siapa yang datang, Jaehyuk berdiri menyambut Zia dan mempersilahkannya untuk duduk.

Zia hanya bisa tersenyum sambil menundukkan kepalanya. "Gimana keadaan kamu setelah kita pisah?" Tanya Jaehyuk menyingkirkan keheningan

"Setelah kepergianmu, aku tak pernah lagi mencari. Aku lebih baik memeluk rindu dari pada menahan ragamu. Rumah ini telah terkunci kubiarkan tak berpenghuni, tak pernah tertata rapi sehingga tak ada siapapun yang datang bertamu, meski hanya sekali. Aku tak pernah memperhatikan tamu yang menawarkan lembaran baru, sebab lukaku tak kunjung pulih seperti dulu." Monolog Zia dalam hati, ada banyak hal yang ingin diutarakan oleh Zia namun bibir ini seakan menutup rapat rapat membiarkan semuanya tersimpan dan menjadi tanda tanya untuk Jaehyuk.

"Aku baik kak." Jawab Zia.

"Syukurlah." Entah Jaehyuk harus bersyukur atas pencapaian Zia yang telah melupakan kenangan mereka dan menjalani hidup bahagia atau dia harus sedih karna merasa dilupakan dan masih terperangkap oleh kisah mereka yang kelam.

"Aku harap kakak menjalani hidup yang baik setelah apa yang kita alami kemarin."

"Seperti yang kamu liat, aku baik baik aja."

Entah kenapa Zia merasa sedih untuk dirinya sendiri karna tak bisa hidup seperti Jaehyuk, yang bisa dengan cepat melupakan semua yang terjadi di masa lalu.

Mereka tak tau bahwa keduanya sama sama masih menyimpan luka yang tak pernah pulih oleh waktu. Mereka sibuk menyembunyikan luka dengan topeng bahagia.

"Keputusan kamu untuk bawa Kinan dan nyembunyiin kehamilan kamu itu udah benar, Zi."

Zia yang sedang tertunduk pun langsung mengangkat kepalanya menatap Jaehyuk. "Karna aku yakin kalau kamu gak ngelakuin itu semua, aku mungkin masih sering nyakitin kamu sampai sekarang." Ucap Jaehyuk sambil menatap balik ke arah Zia yang ternyata sedang berusaha membendung sekuat tenaga agar air matanya agar tak jatuh.

Diluar sana bunda sudah menahan kedua cucunya dan mengajaknya berkeliling lagi agar mengulur waktu untuk tak masuk ke dalam rumah dan merusak suasana.

"Jangan pernah berprasangka buruk untuk kehidupan yang belum pernah di jalani." Tuturnya dengan air mata yang turun membasahi kedua pipinya dengan menahan sesak di dada supaya dialog yang ia sampaikan tak terdengar menyalahkan dan tersampaikan dengan sempurna.

Jaehyuk menggigit bibir bawahnya mengepalkan tangan sekuat mungkin agar tak ikut menangis. "Aku juga sakit saat harus mengajukan surat cerai waktu itu." Ucap Jaehyuk memberanikan diri menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dulu. "Aku takut, takut kamu pergi jauh sampai aku gak bisa ketemu kamu lagi, aku takut gabisa hidup tanpa kamu, Zi. Tapi di satu sisi aku sadar kalau yang takut dan sakit bukan cuma aku, tapi kamu juga, bahkan kamu lebih dari aku."

"Dulu kamu datang karena cinta lalu aku terima karna permainan bodoh itu, dan menyebabkan kedatangan aku juga kehancuran buat kamu, Zi."

"Stop nyalahin diri kamu kak, sekarang aku gak akan menyalahkan masa lalu kita, sekarang semua sudah merelakan baik aku maupun kak Jaehyuk kan? Jadi gak ada yang harus disesali lagi."

"Dapet kabar kakak menjalani hidup yang lebih baik aja udah bikin aku tenang, jadi sekarang kita cuma perlu fokus ngurus Kinan dan Kirana." Setelah itu Zia bangkit dan pergi keluar untuk menyusul anak anaknya. Tanpa mengetahui perasaan mereka berdua masing masing.

Zia dan Kinan melihat interaksi Jaehyuk dan Kirana dari jauh, padahal mereka berdua baru pertama kali ketemu tapi udah saling akrab, bahkan Kirana langsung manggil Jaehyuk dengan sebutan papah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zia dan Kinan melihat interaksi Jaehyuk dan Kirana dari jauh, padahal mereka berdua baru pertama kali ketemu tapi udah saling akrab, bahkan Kirana langsung manggil Jaehyuk dengan sebutan papah.

"Kok kamu malah disini sayang? Emang gak kangen sama papah?." Tanya Zia yang membuat Kinan menatap ke arahnya. Ia tau betul perjuangan Zia menjadi single mom itu gak mudah.

Kinan menggeleng. "Kinan tau kalau kirana lebih kengen sama papah, Kinan mau kasih ruang dulu buat mereka berdua." Ucap Kinan.

Saat kita telah mengerti, aku berdoa agar luka kita menemukan kesembuhannya sendiri. Semoga luka yang kita alami tak kita beri pada rumah yang kita tempati kelak nanti.

Mulai sekarang berhentilah melarikan diri. Sekarang waktunya kita belajar menghadapi, ada saatnya kita akan mengerti bahwa luka yang kita alami adalah jutaan rasa khawatir dan peduli yang tidak akan pernah bisa kau temui kembali.

Selesai

Vote komen jangan lupa guys, mampir di cerita aku yang lain yya!

Retak || YOON JAEHYUK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang