Kebersamaan berlayar dalam hubungan Lifya dan Keanzo. Malam yang indah ini memeluk mereka berdua. Mereka terduduk di bawah rembulan menatap ombak menerpa bebatuan. Cipratan air yang senantiasa menusuk pori-pori membuat sejuk mendekap tubuh keduanya.
Sesekali Lifya memeluk dirinya sendiri sebabkan sejuk yang menjajah tubuhnya. Keanzo yang peka pun segera membawa Lifya ke tempat yang lebih hangat.
"Mau kemana?" tanya Lifya melihat Keanzo yang tiba-tiba terbangun dari duduknya.
"Ikut aku, yuk!" ajak Keanzo sambil mengulurkan tangannya.
Tanpa bertanya-tanya Lifya menerima uluran tangan Keanzo dan mengikuti jejak langkahnya. Mereka bergandengan tangan memijak titian berpasir. Rasa bahagia mengalir dalam setiap aliran darah, membuat mereka saling tertawa lepas. Sungguh, mereka seperti dua anak kecil yang sedang bermain bersama.
Lifya terduduk di sebuah kursi kayu tak lupakan Keanzo di sebelahnya. Mata Keanzo tergambar raut wajah nan manis Lifya yang melebihi gula. Wanita di hadapan Keanzo yang tersadar pun langsung menatapnya dan memasang raut wajah heran.
"Keanzo?"
Keanzo menggelengkan kepalanya seolah terbangun dari lamunannya.
"I-iya?" jawab Keanzo gugup.
"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Lifya seraya mendekatkan dirinya pada Keanzo.
"Jangan mendekat!" seru Keanzo seraya terus menggeser posisi tubuhnya hingga ia terjatuh.
Bukannya menolong, Lifya malah tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Keanzo. Seolah menganggap itu sebuah lelucon.
Sedangkan Di mata Keanzo terukir kebahagiaan Lifya yang terpancar bercahaya, sehingga ia hanya bisa tersenyum tanpa meremas kesal. Ia pun bangkit seorang diri.
"Mau pulang atau mau tidur disini?" Keanzo menawari Lifya untuk pulang mengingat hari waktu hampir menginjak tengah malam.
"Kamu aja yang tidur disini!" ucap Lifya meledek.
"Males." demikianlah perkataan Keanzo yang diakhiri dengan aksinya berjalan meninggalkan Lifya.
"Keanzo!"
"Ya udah, ayo pulang!"
Lifya pun berlari membuntuti Keanzo.
Sepanjang roda mobil berputar mereka hanya terdiam, tak lain lantaran Lifya yang sudah mengantuk. Memang seperti itu adanya, Lifya mode mengantuk sangatlah pendiam. Bahkan jika disuguhkan cowok tampan sekalipun, bola matanya tak akan bergulir untuk melirik sedikitpun.
Sampailah tepat di depan bangunan putih milik keluarga Lifya. Ia melangkahkan kakinya dari mobil Keanzo dengan langkah terhuyung-huyung.
Melihat itu Keanzo dilanda khawatir 'kayaknya dia ngantuk banget.'
Saat Lifya mulai memasuki bangunan yang dituju, perasaan Keanzo tersentuh tenang seketika. Ia pun menginjak pedal gas berniat pulang ke rumahnya.
Tangannya bergerak sejajar mencengkram kemudi. Dengan kuat ia menginjakkan pedal gas hingga mobil melaju cepat. Akibatnya, dalam waktu yang terbilang cukup singkat ia tiba di rumahnya.
Keanzo membersihkan diri dan makan sebelum tubuhnya hendak menimpa kasur empuknya. Semua perlakuannya ia lakukan dengan sangat senang hati bahkan ia sempat melantunkan lirik bernada dari sebuah lagu cinta favoritnya.
Sehabis melakukan beberapa aktivitas, Keanzo berbaring di kasurnya dan sempat membuka ponsel. Tak terlihat satupun gelombang pesan dari Lifya, ia kira Lifya tertidur sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekapan Lembut Sang Duri
Teen FictionMelalui jendela virtual mereka saling berikrar kasih pada cinta yang datang, hingga memeluk bahagia tatkala melangkah bersama. Seorang Lifyara Maulanee memberi segenap cintanya untuk Keanzo Aleandra, seorang lelaki tampan berparas khas layaknya oran...