Carilah sahabat seperti cermin. Kita senyum dia senyum, kita sedih dia sedih. Jangan seperti kuali, depan lain belakang juga lain._Habib Hasan bin Ja'far Assegaf_
.
.
.
.
.
Happy readingSore itu Fiona baru saja selesai membereskan barang-barangnya dengan dibantu kelima sahabat barunya.
"Akhirnya selesai juga beres-beres, terima kasih ya karena kalian udah bantuin beres-beres" ucap Fiona.
"Sama-sama" ucap mereka.
"Oh iya, kalian kan sudah tau namaku tapi aku belum tau nama kalian, ya.... kecuali Ning Lea sih udah tau" sambung Fiona.
"Oh iya kita lupa memperkenalkan diri" ucap salah satu dari mereka sambil menepuk jidatnya.
"Kalau begitu perkenalkan namaku Nafisa Raihana Sakhi kamu bisa memanggil senyamannya aja, tapi jangan aneh-aneh ya" jelas Nafisa.
"Aku Qismiya Nazhifa panggil saja Miya".
"Zayda Fathima Mumtaza" ucapnya sambil tersenyum.
"Aku Haniyyah Aneesha Fadya, panggil aja Niyya"
"Oh iya selain ning Lea, Zayda dan Niyya juga adalah Ning. Tapi gak ada yang tau hal itu." jelas Nafisa.
"Oleh karena itu kita sebagai sahabat harus menyembunyikan identitas mereka, karena mereka tidak mau ada yang tau hal itu" sambung Miya.
"Em, baiklah bisa dimengerti" ucap Fiona sambil mengacungkan jempolnya.
Setelah beberapa saat mereka bercanda gurau tak terasa kalau sebentar lagi adzan Magrib, mereka memutuskan untuk menyudahi kegiatan mereka dan mengambil air wudhu.
"Eh gak kerasa udah mau adzan Maghrib aja" ucap Zayda.
"Ya udah kita wudhu dulu yuk" ajak Fiona dan disetujui kelima sahabatnya.
.....
Fiona terbangun dari tidurnya dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, mengambil jam tangan yang ada di samping tempatnya tidur dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 2:55 dini hari.
Ia menuruni tangga ranjang tingkatnya untuk mengambil air wudhu kemudian shalat tahajud.
//
Disisi lain seorang laki-laki terbangun dari tidur nyenyaknya melihat jam dinding dan memutuskan untuk sholat tahajud.
Sebelum mengambil air wudhu, ia menyempatkan diri untuk menghirup udara segar yang masih belum tercemar dari balkon kamarnya, tak sengaja matanya melihat sosok perempuan yang tengah berjalan seorang diri.
"Perempuan itu sepertinya tidak asing, siapa dia? Sedang apa dia disana?" Tanya Gus Fatih pada dirinya sendiri.
//
Fiona yang baru selesai mengambil air wudhu dan akan kembali menuju asrama tak sengaja melihat kearah balkon kamar Gus Fatih, dan tampak pemilik kamar sedang melihat kearahnya.
Beberapa saat saling tatap datang seseorang ditengah-tengah mereka.
"Kak Fiona ternyata disini, Lea cariin dari tadi juga"
"E-eh Lea? Ngapain disini?" Tanya Fiona.
"Nyariin kakak. Tadi Lea kebangun pengen buang air kecil, pas Lea liat tempat tidur kakak kosong Lea cariin, tau-taunya disini". Jelas Lea
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Fatih
RandomHai guys ini cerita pertama ku maaf kalau gak bagus ya soalnya baru pertama kali buat semoga ada yang suka yaaaa maaf kalau banyak yang typo semoga suka yaa maaf kalau ada kesamaan dan kesalahan dalam ceritanya, ini murni dari fikiran dan kegabutan...